Lingkungan sekolah sudah banyak di padati para murid-murid yang sedang melakukan kegiatan kebersihan sebelum jam pertama di mulai.
"Al, kenapa dari tadi lo diem aja sama pegangin pinggang lo? Lo encok?" tanya Larissa teman sekalas Althea. "Biasanya lo paling rajin dan gerak banget."
Althea hanya tersenyum sungging sambil menggeleng. "Gapapa, kok."
"Beneran? Lo keknya sakit deh," sahut Meeka yang tiba-tiba datang membawa sapu.
Althea lagi-lagi menggeleng. Padahal ia tengah merasakan kepalanya pusing. Sampai penglihatannya jadi berkunang-kunang. "Iya a-aku gapapa kok."
"Coba sini gue cek!" Datanglah Orelia yang membawa pengki mengecek suhu tubuh Althea. "Eh iya gak panas."
"Tapi muka dia pucet banget suaranya pelan," balas Larissa.
Lalu ada yang bertepuk tangan untuk kode. "Anak-anak, silahkan masuk ke kelas. Terima masih."
Tak lama kemudian bel berbunyi. Siswa langsung berhamburan memasuki kelasnya masing-masing.
Kelas tempat Althea belajar sudah di beri tugas ulangan harian untuk menambah nilai. Dimana sebentar lagi ia akan menghadapi ujian juga penilaian akhir semester 1.
"Selamat mengerjakan anak-anak. Jangan berisik. Ibu ada kelas di sekolah lain. Makasih." Bu Kina berdiri setelah pamit lalu pergi. Memang ia memegang 2 kelas dari 2 sekolah yang berbeda. Jadi harus bisa membagi waktu yang sama untuk keduanya.
"Baik Bu Kina sayang...." balas semuanya barengan.
Sedangkan Althea hanya diam menatap lurus. Tapi bu Kina tak melihatnya jadi ia tidak mengomentari.
"Mungkin Ibu akan kembali nanti siang," ucap Bu Kina sebelum pergi.
"Gak juga gapapa kok, Bu," balas Pandu niat cuman bercanda.
"Pandu! Kamu ngepel tanah di depan kelas!" sentak Bu Kina hanya bercanda.
Meski sudah di peringai untuk tidak berisik. Namanya juga manusia, tak luput dari kesalahan dan khilaf. Mereka malah sangat berisik. Apalagi saling contek mencontek.
Larissa merasa kesulitan mengerjakan soal nomor 5. Ia celingukan untuk mencari contekan. Semuanya fokus mengerjakan. Sedangkan ia malah terserang mules. "Duh gimana ini mana perut gue sakit banget," batinnya. "Please gue mohon jangan kentut. Ini lagi sepi-sepinya. Bisa malu gue."
"Woi nomor lima gimana maksudnya? Ada yang paham, kah?" teriak Panji yang naik ke atas meja.
Sebagian besar menggeleng.
"Jadi maksudnya gimana? Cokelat itu warna, buah, atau makanan?" tanya Larissa.
Pandu melirik Althea yang sejak tadi menunduk. Sudah pasti ia sudah mengerjakannya. Jadi ia mengkode untuk mencontek pada mereka.
Langsung saja sebagian besar dari kelas itu berlari untuk mengkerumuni Althea.
"Al nyontek!"
"Al liat dong!"
"Al lo pasti udah. Gue liat ya!"
"Halah lo semua lama, ngebacot dulu. Al gue liat ya semua!" Panji krasak-krusuk menyalip lalu mengambil kertas ujian milik Althea secara paksa. "Asik dapet!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHEA [End]
Teen FictionAlthea dan Mathea itu kembar identik. Sulit sekali membedakan wajah 2 perempuan ini. Terkecuali sikap dan karakter mereka yang bertolak belakang. Althea sederhana sedangkan Mathea mewah. Hingga suatu hari, perceraian memisahkan keduanya. Althea ikut...