54: Bukan Lari dari Kenyataan

292 48 7
                                    

Suasana rumah sangat sepi sejak Kenzo pulang. Bahkan para pembantu di rumah juga tidak terlihat berkeliaran. Hanya suada air mancur di taman yang terdengar.

Tring!

Calvin:

|polisi cari lo atas kasus seks itu.|

Kenzo meremas kuat ponselnya. "Argh!"

Pesan masuk lagi dari Calvin yang menyatakan bahwa polisi akan segera tiba di rumahnya. Karena mereka tahu kalau Kenzo anak dari seorang yang terkenal.

"Ayah, Bunda!" gumam Kenzo. Ia berlari menggelilingi sekitar rumah. Tetap tidak ada. "Rooftop iya? Iya mungkin disana!" Ia berlari ke sana. Sekarang ia bisa bernafas lega karena mereka ada di sana di sibukkan oleh laptop masing-masing. "Ayah! Bunda!"

"Udah malem. Kemana aja baru pulang? Cepet makan terus tidur. Jangan lupa bikin susu buat Al. Bunda lagi sibuk jangan ganggu!" balas Helena yang tengah mengetik.

Kenzo tak jadi melangkah maju untuk menghampiri mereka. Ia balik kanan. "Iya. Selamat malam Ayah, Bunda...."

Tap... tap... tap... krak...

"Aw, sakit."

"Mau kemana? Kok keluar kamar sih? Kan gue bilang tunggu aja di sana. Gue keluar sebentar. Bandel deh," dumel Kenzo. Mood nya rusak karena respon orang tuanya yang kurang memuaskan. "Minggir, Na."

Althea memberi jalan untuk Kenzo melangkah. "Ken... a-aku tadi gak sengaja matahin gagang kran. Jadi airnya banjir kemana-mana. Aku gatau harus gimana."

Langkah Kenzo terhenti. Ia berjalan mundur. Dan tertawa miris. "Lo apain gagangnya sampe patah segala sih?"

"Di puter kekencengan eh malah patah." Althea tertunduk takut.

Membuat Kenzo gemas di buatnya. "Heh yaudah nanti gue harus beli yang baru. Ikut gue ke dapur yuk. Kita masak-masak. Gue laper tapi gamau makan."

Sesampainya di dapur. Terdengar suara isak tangis.

Kenzo menoleh. "Kenapa lo nangis lagi sih?" tanyanya seraya mengaduk susu. "Nih minum sampe abis. Gue bikin dua gelas. Buat lo sama baby smarty plus mega ten selfi."

Althea meneguk habis segelas tinggi susu vanila itu tanpa jeda. "Aku minta maaf... maafin aku...."

"Iya gapapa, yaudah nih satu lagi. Abis itu tidur. Ini udah malem, besok lo jalanin sidang. Gue yang ke pusat tahanan," ucap Kenzo pelan.

***

"Ayah, bunda jadi kepikiran omongan Gabriel," ucap Helena membuka suara.

"Kebapa emangnya?" Atharauf menatap Helena.

Helena menatap ke arah lain. "Katanya Althea gak hamil anak Ken. Tapi anak orang lain. Katanya Althea itu perempuan penghibur yang cuman nipu Ken."

"Ah gak mungkin. Perjodohan kita sama keluarganya Arta emang udah lama. Kan, dulu Ken emang milih Althea. Bukan Mathea. Tapi berakibat fatal. Bertemanan kita hancur. Keluarganya juga. Gak nyangka seegois itu mereka sama Althea. Padahal di liat Althea emang manis sama lucu. Pantes Kenzo kebablasan jalannya," balasnya.

"Gatau kenapa bunda ngerasa ada yang aneh sama omongan Gabriel," keluh Helena menatap suminya.

"Kenapa dia ngomong gitu? Dia tau dari mana coba?" tanga Atharauf.

Helena menunduk lesu. "Gatau, dia ngomong tari sama bunda blak-blakan."

Tring!

ALTHEA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang