Semalam warga di hebohkan oleh munculnya bola abi selepas hujan badai berlalu. Lebih tepatnya jam 2.30 dini hari. Bahkan Nek Arum sampai terbangun dan perasaannya tidak enak. Terlebih pernah ada kasus bahwa itu adalah leak yang tengah mencari mangsa untuk di jadikan tumbalnya.
Ibu hamil jadi sasaran utama. Nek Arum langsung memberikan doa untuk perempuan yang tertidur pulas itu. Ia takut kalau mereka mengincar perempuan kota yang tidak tahu tentang mereka. Andai saja nek Arum pulang. Mungkin naisbnya entah bagaimana saat ini.
Nek Arum sengaja tidak memberitahu pada Althea apa yang terjadi. Takut kalau ia semakin cemas dan takut. Terkecuali meminta Kenzo membawanya pergi ke tempat lebih aman lagi. Sebelum semuanya terlambat.
Bahkan malam telah berganti menjadi pago. Tak kunjung ada tanda-tanda kemunculan Kenzo. Nek Arum baru selesai masak makanan. Althea jatuh sakit sejak kemarin. Ia merasa iba dan kasihan.
"Cu bangun, Nak. Makan dulu biar sembuh."
Althea menggeram lalu menggeliat pelan. Ia membuka mata. Dunianya terasa berputar-putar. Kepalanya nyut-nyutan. Ia memijat pelan kepalanya lalu saat ia menoleh langsung kaget. "Nenek!"
"Hehehe, pagi. Nih nenek buatin bubur. Di makan ya. Nenek suapin."
Althea menarik tubuhnya hingga bersandar di punggung ranjang. "Suami aku udah pulang?"
"Belum mungkin karena hujan jadi dia berenti dulu dimana. Dia pasti pulang," balasnya seraya menyuapi Althea.
Tapi Althea malah mual dan langsung muntah-muntah. Sepertinya penyakit maagnya kambuh karena akhir-akhir ini telat makan.
Nenek datang membawa air hangat untuk Althea. Ia memijat tengkuknya supaya dapat membantunya mengurangi rasa mual.
Tapi tiba-tiba mereka mendengar suara berisik dari luar. Di depan rumah Althea saat ini. Memanggil nama nenek Arum untuk keluar. Nek Arum selaku orang tertua disana heran mengapa mereka memanggilnya dengan cara tidak sopan.
Mereka meneriaki nek Arum bahwa ia adalah seorang leak yang selama ini berkeliaran meresahkan warga. Padahal Nek Arum tidak tahu apa-apa. Justri ia termasuk dukun pemburu leak yang terus mengorbakan banyak janin di kampung ini.
Memberi penjelasan panjang lebarpun, tetap mereka tidak percaya mengapa demikian bisa terjadi. Padahal Nek Arum sebelumnya adalah orang paling di hormati. Mengapa jadi seperti ini?
"Kami mohon Nek Arum secepatnya tinggalkan kampung ini. Kami tidak ingin ada kegaduhan. Disini kami ingin membuat kampun yang tentram tapi memegang teguh budaya dan tradisi leluhur."
Warga demo dan akhirnya membuat nek Arum pergi dari desa.
Satu lagi orang yang Althea percaya telah pergi. Ia meminta agar nenek tidak pergi tapi tidak ada yang mendengar. Sampai ia menangis meraung-raung pun tidak bisa. Nenek hanya menitipkan pesan untuk menjaga diri baik- baik karena dari salah satu warga ada yang mengincar dirinya untuk di jadikan tumbal kesaktian.
Perempuan paling cantik di kampung ini adalah Ibu Laksmi. Tapi sayangnya ia perawan tua sekaligus awet muda. Tapi ia tak masalah bila di panggil Ibu. Ia bilang merasakan kalau Althea ia anggap anaknya sendiri.
"Nak!"
"Ibu!"
Althea memeluk Laksmi sangat erat. Ia mengadu kalau ada yang memfitnah nek Arum hingga ia harus meninggalkan kampung untuk pergi sangat jauh.
Tiba-tiba Laksmi bersmirk di balik wajahnya. "Tidak apa. Memang sudah ada peraturan. Karena itu berbahaya. Ayo masuk. Maafin Ibu baru kembali. Kemarin Ibu ketiduran di rumah karena capek ke kebun."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHEA [End]
Teen FictionAlthea dan Mathea itu kembar identik. Sulit sekali membedakan wajah 2 perempuan ini. Terkecuali sikap dan karakter mereka yang bertolak belakang. Althea sederhana sedangkan Mathea mewah. Hingga suatu hari, perceraian memisahkan keduanya. Althea ikut...