Jadwal Althea sangat padat. Ya sepertinya ia hanya diam dan malas-malasan. Tapi sebenarnya ia itu sibuk tanpa menghasilkan uang.
"Apa Al? Kamu cuti lagi! Astaga! Udah 3 hari kami cuti kerja! Bos udah marah-marah mulu sama gue karena lo gak masuk kerja terus!" omel Ketua pelayan marah.
Althea tertunduk takut. "Maaf, aku minta maaf. Tapi aku bener-bener---"
"Lo di pecat!" tuntasnya.
Tak di sangka. Althea langsung di pecat begitu saja. Terlihat dari wajahnya saja kalau ia tidak menyukainya. "A-aku bakalan masuk kerja lagi. Gapapa gaji aku potong aja!"
"Gak. Lo di PE-CAT!" Tekannya. "PERGI!"
Althea langsung di usir saat ini juga. Bakalan ia meminta cuti dengam baik-baik. Tapi semuanya telah terjadi. Mulai saat ini ia kehilangan penghasilannya untuk menyambung hidup.
"Pergi! Jangan pernah kesini lagi!" usirnya.
Ketua pelayan itu langsung di datangi bosnya karena mendengar keributan di depan.
"Kenapa Althea pergi? Kok gak masuk kerja?"
Cewek itu langsung kelabakan panik. "Dih gak mungkin gue bilang gue pecat dia," batinnya. "Itu Pak, dia ngundurin diri dan gak mau kerja lagi katanya."
"Kok gitu? Padahal kerja dia bagus dan baik. Semuanya beres dia kerjain." Pria berbaju kotak-kotak itu menatap Althea yang berjalan memunggunginya.
Memang tanpa meninggalkan sepatah kata apapun. Althea langsung pergi meski tidak ikhlas. "Aku harus cari kerja kemana lagi? Aku lapar. Aku gak punya uang."
"Aku gak sudi ya makan dari uang kamu!" Suara itu Althea dengar dari kejauhan.
Althea mencari suara itu. Lalu menemukan sepasang manusia bertengkar.
"Makan nih! Ini kamu minta-minta sama aku secara paksa! Sekarang udah aku beliin! Kamu malah gak mau. Malah kamu buang. Kenapa?" tanya si Lelaki.
Si perempuan tak membiarkan pacarnya menatapnya. "Bodo amat. Aku gak mau. Mulai sekarang kita PUTUS!"
"Oh yaudah. Itu yang terbaik! Kenapa gak dari dulu? Bosen juga ngejalin hubungan sama cewek ribet kayak kamu!" balas si Lelaki. Lalu membuang makanan yang sengaja ia beli untuk pacarnya, ke dalam tong sampah.
Althea tiba-tiba berlari. "Kak! Tolong jangan di buang makanannya!"
"Kenapa?" tanyanya.
"Buat aku aja, boleh? Sayang banget kalau di buang," balas Althea. Jujur ia malu meminta seperti ini. Tapi lumayan untuk mengisi perutnya. Mungkin kalau sisa uang yang ia pakai tak ia gunakan untuk bayar air dan listrik, ada untuk ia membeli makanan.
"Oh ini? Ade mau? Yaudah ambil aja. Masih baru kok," ungkapnya. Lalu memberikan makanan itu kepada Althea.
Althea sangat senang. Ia langsung menerikanya dengan seneng hati. "Ma-makasih, Kak. Makasih banyak. Maaf ya aku gak sopan."
"Gapapa, di makan ya," titahnya lalu Althea mengangguk.
Dengan lahap Althea menyantap makanan itu di bawah pohon. Tanpa rasa malu ia duduk bersila tanpa alas. Banyak orang berlalu lalang menatapnya di mulai remeh, kasihan hingga perihatin. Juga menuduhnya mementingkan perawatan di banding perut. Jadi terlantar seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHEA [End]
Teen FictionAlthea dan Mathea itu kembar identik. Sulit sekali membedakan wajah 2 perempuan ini. Terkecuali sikap dan karakter mereka yang bertolak belakang. Althea sederhana sedangkan Mathea mewah. Hingga suatu hari, perceraian memisahkan keduanya. Althea ikut...