17: Pesta Malam

476 50 2
                                    

Hari semakin larut malam. Tawa terbahak-bahak menggema si seluruh penjuru. Pada gadis terhomat kini sudah tidak ada harga dirinya lagi disana.


Terlalu banyak minum dan berjoget membuat mereka lelah dan jatuh terjungkal sampai berserakan di lantai tak berdaya.

Sampai semuanya sudah tidak jelas alurnya, bercampur baur bergaul dengan lawan jenis tanpa batas. Hingga mengikis jarak sampai intim.

Semuanya sudah tidak ada yang sepenuhnya sadar. Semuanya sudah menjadi kotor dari sebelumnya.

Bahkan, Jeslyn sudah tertawa sendirian sejak tadi di atas pangkuan seorang lelaki yang keadannya sama sepertinya.

Hampir semuanya yang ada di pestanya Kenzo setengah sadar. Sampai ada yang sudah teler.

Chessy donatur utama pesta ini merasa tidak enak. Apalagi melihat teman-temannya yang masih remaja itu teler gara-gara terlalu banyak minum. "Apa dosanya ke gue semua?"

"Gue gak mau pesta yang bahagia ini berakhir jadi pesta zina." Chessy jadi sedih. Hanya ia salah satu cewek yang masih sadar. Semuanya sudah tidak waras lagi.

Laura sendiri sudah beringas berciuman panas dengan Calvin baru saja. Mereka berdua sudah seperti pemain profesional saat melakukan itu.

Chessy yang melihatnya sampai merinding. "Berasa lagi nonton film dewasa secara siaran langsung."

Bulu kuduknya juga berdiri. "Eh Thea mana ya? Apa jangan-jangan udah di terkam Gabriel? Gak! Gak bisa!"

Chessy menyelip diantara kerumunan anak muda yang sedang bersenang-senang itu. Lalu ia bertabrakan dengan Kenzo dengan raut wajah yang marah padanya. "Ken?"

"Sini ikut gue!" Kenzo menarik tangan Chessy mebjauh dari sana.

Tangan Chessy di cengkeram. "Ada apa sih, Ken? Bilang aja."

"Lo liat itu!" Kenzo menunjuk teman-temannya yang sudah gila. "Liat! Liat baik-baik pake bola mata lo itu!"

"Kalau lo mau bikin pesta zina! Lebih baik lo sewa club atau diskotik buat dugem! Bukan hotel! Kasihan banyak orang yang niat istirahat malah keganggu sama musik kenceng ini!" Kenzo benar-benar marah bukan karena itu saja.

Chessy hanya tertunduk malu. Jujur, jika bukan Kenzo yang memarahinya. Ia bisa melawannya. Tapi ini Kenzo, lelaki yang selalu membuatnya mematung seketika. "Sorry."

"Sekarang! Lo harus tanggung jawab kalau terjadi apa-apa sama mereka. Gue gak mau pesta ini berubah jadi pesta zina!" Rahang Kenzo mengeras. "Kalau sampai itu terjadi? Jangan harap lo bisa ngomong apalagi ketemu sama gue! Paham?"

Chessy mengangguk paham. "I-iya."

Kenzo mengacak rambutnya frustasi. "Gimana sekarang buat bikin mereka semua sadar? Ini udah mau jam 12 malem. 30 menit lagi tengah malem! Gak mungkin kita angkat mereka satu-satu!"

"Gue punya ide! Tunggu bentar!" Chessy pergi lalu membawa botol teh pucuk. "Nih minum dulu. Lo pasti haus, kan?"

Memang awalnya Kenzo mengira ia tak sia-sia meninggalkan acara keluarga untuk datang kesini. Tapi, makin kesini ia malah merasa menyesal. Kalau tahu begini ia tidak akan datang sama sekali. Cukup mengganti uang Chessy sudah beres.

ALTHEA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang