Di ruangan yang luas serba abu-abu dan hitam. Lelaki yang hanya memakai celana pendek juga kaos putih tipis tengah merutuki dirinya kesal.
"Sial! Sial! Sial!"
Cowok itu mengambil pas bunga lalu membantingnya. Raut wajahnya menunjukkan bahwa ia tengah tersiksa saat ini. Entah karena apa. Karena ia sendiri yang merasakannya.
"Gue butuh service!!"
Brak.
Prang.
Nafasnya memburu. "Gue gak mau nyewa cewek!"
"Argh! Thea lo kemana!"
Bugh.
Finalnya Gabriel menonjok tembok kamarnya sampai retak. "Awas aja lo ketemu gue. Gue bakalan abisin lo saat itu juga."
"Beraninya lo ngilang kabar. Gak nemuin gue sama sekali! Awas ya lo! Bakalan kasih gue pelajaran!"
Gabriel berjalan ke dekat jendela. Ia melihat ke bawah. Dimana papahnya tengah berbicara dengan seorang perempuan cantik begitu mesranya.
"Ah anj!"
Prang!
Gabriel memukul kaca jendela sampai remuk.
Pecahan kacanya sekaligus jatuh ke bawah. Dimana papahnya tengah berbincang dengan wanita itu.
"Gue pastiin lo bakalan sengsara!" Gabriel berubah jadi bengis saat ini. "Gue bakalan bikin lo nyesel udah giniin gue!"
"Argh!"
Gabriel membanting segala barang yang ada di dekatnya. Sampai berantakkan di lantai.
Tak cukup di situ. Cowok itu menarik seprai, lalu mengobrak-abrik tempat tidurnya. Sampai kasirnya terjungkal.
Kamar yang semula rapih justru kini malah sebaliknya. Sangat-sangat berantakkan.
"Awas ya lo! Bener-bener bakalan gue habisin lo kalau dateng!"
Nafas Gabriel memburu. Dadanya naik turun. Emosinya benar-benar tidak bisa terkontrol sama sekali.
Merasa haus. Gabriel pergi ke dapur. Meneguk habis air sepoci kaca yang ada di dapur tanpa menuangkannya sama sekali ke cangkir.
"Iya, Mas. Aku seneng bisa main ke rumah kamu. Aku gak sabar buat jadi istri kamu hehe. Oh ya katanya kamu punya anak cowok, mana dia? Kok gak keliatan?" ujar wanita itu membuat rahang Gabriel semakin mengeras.
Urat di tangan maupun leher cowok itu menonjol. Hidungnya sampai kembung kempis. Matanya memerah dan berkaca-kaca.
"Iya sayang, dia ada di kamarnya. Bentar ya aku panggil dia," balas Papahnya Gabriel. Rian namanya. "GABRIEL! NAK LIAT SIAPA YANG DATANG!"
Prang!
Saat itu juga Gabriel melepaskan pegangannya pada poci kaca itu. Sampai akhirnya hancur di atas lantai.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHEA [End]
Novela JuvenilAlthea dan Mathea itu kembar identik. Sulit sekali membedakan wajah 2 perempuan ini. Terkecuali sikap dan karakter mereka yang bertolak belakang. Althea sederhana sedangkan Mathea mewah. Hingga suatu hari, perceraian memisahkan keduanya. Althea ikut...