Selepas bertemu Mathea. Althea langsung pergi ke rumah sakit lagi. Ia tak menghiraukan kakinya yang sangat pegal. Yang terpenting hanyalah keselamatan mamanya.
Althea meletakkan amplop coklat tadi di meja kasir."Sus, ini uang untuk biaya pengobatan mama saya! Aku harap pengobatan beliau bisa segera di tangani!"
"Bentar ya De. Saya itung dulu jumlahnya," balas sang Suster.
Althea mengangguk. Sambil menunggu suster itu menghitung jumlah uang, ia kembali mengatur nafasnya agar normal. "Gak sabar deh," batinnya. Berkali-kali nafasnya tercekat. Tak membuatnya jatuh.
"Udah pas, De. Saya urus dulu ya administrasinha sebentar," ungkap Suster itu.
Althea langsung tersenyum. "Baik, alhamdulillah."
"Ini, De. Ibu Imadea akan melakukan operasi jantung dan paru-paru nanti sore pukul 15:45," balas Suster itu.
"Alhamdulillah, makasih Sus." Althea langsung tersenyum sumringah. Tawa tanpa bebannya kembali terpancar.
Gadis berseragam SMA itu berbalik badan. Lalu berjalan cepat menuju ruangan mamanya. Ia pamit kesekolah padanya. "Mamah cepet sembuh ya. Aku sayang mama."
Althea langsung bergegas pergi ke sekolah naik angkutan umum yang tersedia, untuk membantunya segera sampai di sekolah. Ia tak mempermasalahkan harus berdesakan dengan banyak orang. Bahkan tak membuat senyum manisnya luntur.
"Eh, Neng cantik. Mau ke sekolah ya?" tanya seorang ibu-ibu.
Althea menoleh sambil tersenyum. "Eh iya, Bu. Ibu mau kemana pagi-pagi gini?"
"Kerja, Neng. Neng sekolah yang bener dan rajin ya. Ibu doain semoga kebaikan terus menyertai kamu, aamiin...."
"Amiin... Bu, makasih doanya," balas Althea. Inilah keuntungan baiknya menjadi orang ramah. Banyak yang sayang, mendoakan, dan baik padanya.
Althea terus mengobrol dengan ibu itu sampai tak di sangka sudah sampai di sekolahnya tepat waktu. "Pak berhenti, Pak!" Mobilnga berhenti. "Eh Bu aku duluan ya, assalamualaikum!" Ia mencium punggung tangan ibu itu untuk pamit.
"Iya waalaikumsalam. Jaga diri baik-baik ya!"
Althea menjawab sambil membayar ongkos. "Iya, Bu. Makasih ya Pak."
"Neng Al, buruan masuk. Bentar lagi gerbang di tutup nih! Baru aja bel bunyi!" ucap Pak Satpam berteriak.
Althea menoleh tak lupa pamitan lagi. Ia segera berlari masuk tepat waktu. "Makasih, Pak. Untungnya aku keburu sampai."
"Iya Neng. Buruan masuk, bu Kina belum datang kok. Tumben banget Neng Al dateng terlambat, ada apa?"
Althea hanha tersenyum. "Gapapa, tadi ada kendala. Aku masuk dulu ya. Makasih."
"Sama-sama," balasnya. "Tumben dateng gada memar. Jadi curiga," batinnya.
•••
"Althea!"
Langkah Althea terhenti karena suara itu memanggilnya.
"Kenapa baru dateng? Telat."
Althea menoleh. "Hehe iya Bu. Enggak terlalu telat sih. Pas bel."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHEA [End]
Teen FictionAlthea dan Mathea itu kembar identik. Sulit sekali membedakan wajah 2 perempuan ini. Terkecuali sikap dan karakter mereka yang bertolak belakang. Althea sederhana sedangkan Mathea mewah. Hingga suatu hari, perceraian memisahkan keduanya. Althea ikut...