65: Eksekusi

258 44 23
                                    

2 hari mencari keberadaan Althea namun tak kunjung ketemu; membuat Gabriel muak dan murka. Nyatanya ia telah di bohongi. Hal itu membuatnya kembali ke hutan.

Lalu menemukan Kenzo yang tergeletak tal sadarkan diri di bawah pohon dengan luka gigitan ular di kakinya. Tubuhnya panas, dengan wajah pucat dan kulit pias.

"Palingan udah mati. Buang aja ke pemukiman biar di kubur."

Salah satu anak buah Gabriel baru saja mengecek keadaan Kenzo. "Jangan bos. Nyatanya dia masih hidup kok. Hanya saja dia demam, dan di gigit ular biasa."

"Yaudah bawa ke gubuk. Kita jadiin sandraan. Bilang sama orang terdekatnya. Kembalikan Althea maka aku akan mengembalikan Kenzo. Beri waktu 3 hari. Kalau enggak, Kenzo bakalan datang hanya sebagai mayat."

"Baik Bos."

Mereka pun kembali membawa Kenzo ke dalam sekapan mereka. Untuk kali ini, mereka tidak menyiksa Kenzo. Namun memberikan sesuatu yang tidak layak.

***

Siang ini, warga kampung di hebohkan karena ada warga yang menemukan jasad Nek Arum dalam keadaan penuh luka. Dan sudah tidak bernyawa. Yang sepertinya sejak kemarin malam.

"NENEK!" Wulan langsung pingsan melihat jasad sang nenek.

Althea berlari menyalip kerumunan. Lalu bersimpuh di sampung jasad yang sudah mengeluarkan bau tidak sedap itu. "NEK! NENEK BANGUN NEK!"

"Hei jangan menyentuh mayat. Itu sangat berpengaruh bagi kehamilan mu!" teriak seseorang membuat Althea menjauh dari mayat itu.

Althea menatap nanar jasad yang tertutup kain. Ia berjalan mundur seraya menggeleng. Mimpinya semalam menjadi kenyataan. Baru saja kemarin ia bisa bertemu dengannya di rumah. Hanya karena Nek Arum memberikan sebuah gelang pelindung untuknya yang sudah di beri mantra sihir.

Tapi sekarang beliau telah terkapar tak sadarkan diri. Menurut keterangan, Nek Arum jatuh ke sungai. Tapi ada salah satu yang mencurigai kalau Nek Arum di bunuh.

Para warga langsung menggotong Wulan dan Nek Arum ke rumahnya untuk segera di proses mengkebumikannya.

Wulan tak kunjung sadar. Karena terlalu shock.

"Kenapa orang yang aku percaya malah pergi meninggalkan ku?" gumam Althea. Lalu ia berjalan ke rumahnya untuk menganti pakaian.

Althea rasa ada yang mengikutinya sejak tadi. Tapi saat ia menoleh, tidak ada siapapun. Terasa sangat jelas aura negatif terus mengikutinya. Bibirnya berkomat-kamit membaca doa. Jantungnya berdebar-debar tak karuan.

Althea kembali menoleh. Suasana menjadi sangat sunyi. "Hallo? Apa ada orang di sana?"

Tidak ada jawaban. Althea kembali berjalan ke dapur untuk mengambil minum. Kemudian kembali ke kamar untuk memakai jilbab.

Setelah itu ia keluar rumah. Lingkungan menjadi sangat sepi. Aura menyeramkan sangat terasa. Membuat Althea harus menelan salivanya sendiri. Ia jadi ketakutan. Dan malah ingat film zombie.

Tapi Althea tepis pikiran buruknya. Ia berjalan menuju rumah Wulan yang sudah di penuhi warga kampung. Bahkan sebentar lagi pembakaran mayat akan di lakukan.

"Selama itu aku di rumah? Sampai prosesnya akan selesai?" gumam Althea. Ia menerawang segalanya. Lalu ia berjalan masuk menemui Wulan yang duduk dengan tatapan kosongnya.

ALTHEA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang