Part 4🥀

912 63 1
                                    

Di sisi lain, Gibran kelimpungan mencari keberadaan Shena. Sejak ia datang ke rumah gadis itu untuk menjemputnya dan ketika sesampainya di sekolah ia tak menemukan Shena.

Bel istirahat sudah berbunyi, Gibran segera menuju ke kelas Arkan ia berharap Arkan tau keberadaan Shena. Sesampainya di depan kelas Arkan ia melihat Arkan sedang memeluk Bella, bahkan Arkan tak menghiraukan kehadiran teman-temannya.

"Sorry ganggu" ucap Gibran malas
"Mau apa lo" tanya Arkan sambil melepaskan pelukannya
"Shena di mana" tanya Gibran baik-baik
"Mana gue tau" balas Arkan
"Lo pacarnya Arkan" Gibran menahan emosinya
"Ya terus gue harus tau gitu dia kemana aja" jawab Arkan santai
"Lo keterlaluan Arkan, Shena gak ada kabar dan lo cuma diem aja"
"Gue gak perduli"
"Bangsat lo" sarkas Gibran lalu ia pergi dan menahan emosinya.
Gibran tak mau membuang waktu hanya untuk menonjok Arkan, ia mencemaskan Shena. Sedari tadi ia menelpon Shena tapi nomornya tak aktif. Gibran berkeliling sekolah dan berharap ia menemukan gadis cantiknya itu. Bella yang menyaksikan perdebatan Gibran dan Arkan hanya bisa tersenyum jahat.

Langkah kaki Gibran membawanya ke gudang sekolah, ntah kenapa perasaannya mengatakan jika sosok gadis itu disana. Saup-saup terdengar isakan tangis seseorang yang suaranya sangat familiar di telingga Gibran. Ia lalu berlari dan mendobrak pintu gudang itu.

Hatinya seketika sesak melihat pemandangan menyedihkan di depannya. Shena, gadis yang sedari tadi dicarinya terlihat sangat kacau. Rambut yang berantakan, seragam atasnya yang sobek, serta pipi lebam akibat ditampar itu mampu membuat Gibran memejamkan matanya sejenak.

Gibran berjalan mendekati Shena, ia lalu membawa Shena ke dekapannya. Ia memeluk erat Shena dan mengusap punggung Shena. Shena hanya bisa menangis.

"Jangan takut, aku ada di sini" ucap Gibran dengan sendu
"Sssaakiitt" adu Shena sambil sesegukan
"Iya. Kita pulang ya" Gibran mengecup kening Shena
Gibran lalu melepaskan baju seragamnya yang menyisihkan kaos putih di tubuhnya dan memakaikan seragam ke Shena. Setelah itu ia mengendong Shena dan membawa keluar menuju parkiran mobil miliknya. Beruntung tadi pagi ia memakai mobil ke sekolah.

Sepanjang perjalanan menuju parkiran, banyak siswa yang memperhatikan mereka. Terdengar bisikan-bisikan dari mereka yang ikut prihatin dengan keadaan Shena. Walaupun Shena gadis yang pendiam ia terkenal karena kecantikan dan kebaikannya. Sebenernya banyak siswa yang ingin berteman dengan Shena tapi gadis itu selalu menghindarinya.

Arkan yang tak sengaja melihat Shena yang di gendong Gibran dengan penampilan kacau hanya bisa membatin "kenapa dengan gadis itu" lalu ia mengacuhkan bahunya.

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang