Part 10🥀

931 66 6
                                    

Shena berjalan menuju rooftop. Seragam sekolahnya basah akibat di guyur bella, sepertinya dewi fortuna tidak mendukung shena hari ini.

Sesampainya ia di rooftop, pemandangan menjijikan yang menyambutnya. Terlihat sepasang manusia sedang melakukan hal tak senonoh.

Pemuda yang selama seminggu kemarin selalu berada di sisinya kini sedang asik dengan wanita yang berada di pangkuannya.

Suara desahan terdengar jelas di telinga shena. Air mata yang tak bisa di tahan itu mengalir deras di pipi shena. Perasaan shena sesak. Lelaki yang di cintainya sunguh keterlaluan.

Seolah tuli dengan isak tangisan, sepasang manusia itu tak menghiraukan keberadaan shena.

Shena berlari menjauh dari peristiwa yang membuat hatinya sakit. Karena tak terlalu memperhatikan jalan, ia menabrak punggung seseorang.

Brukkkkk

Shena tak jatuh, ia di tahan oleh seseorang yang berada di depannya. Orang itu memperhatikan penampilan shena. Ia mengeraskan rahangnya pertanda amarahnya memuncak.

"She" sapa lelaki itu setelah membantu shena berdiri
Shena langsung memeluk gibran dengan erat. Ya, seseorang itu adalah gibran. Gibran membalas pelukan shena tangannya juga mengusap punggung shena.

"Siapa yang ngelakuin ini ke kamu" tanya gibran lembut
Shena hanya bisa menggelengkan kepalanya di dalam pelukan gibran.

"Pulang mau?" Ajak gibran
Shena hanya diam, iya mengingat setelah ini akan ada kuis, ia ingin pulang tapi ragu.

"Nanti aku minta sama bu winda buat ngasih kita kuis susulan" ucap gibran seolah tau apa yang di pikirkan shena
"Ayo pulang" jawab shena dengan suara serak

Setelah berada di dalam mobil, gibran memberikan hoodie miliknya ke shena. Selama perjalanan shena hanya diam, gibran hanya melirik shena dengan wajah sendu.

Gibran menghentikan mobilnya di depan rumah pohon. Rumah itu dibangun oleh ayahnya gibran, sewaktu kecil mereka sering bermain di sana. Rumah pohon ini telah jadi saksi kehidupan gibran dan shena.

Shena yang dari tadi melamun tersadar, ia mengerutkan dahinya ketika melihat rumah pohon yang sudah lama tak di datanginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shena yang dari tadi melamun tersadar, ia mengerutkan dahinya ketika melihat rumah pohon yang sudah lama tak di datanginya.

"Kok ke sini gib" tanya shena
"Turun yuk" jawab gibran dengan senyuman
Mereka turun dari mobil. Gibran meraih tangan shena menuntunnya untuk naik dengan melewati tangga.

 Gibran meraih tangan shena menuntunnya untuk naik dengan melewati tangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gibran mengajak shena duduk di sofa yang terdapat di dalam. Rumah pohon ini dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas agar mereka nyaman berada di sana.

"Kenapa hm" ucap gibran mengelus rambut shena
"Aku tadi lihat arkan sama bella" wajah shena sendu
"Udah ya she, kamu lepasin dia. Dia hanya bikin hati kamu sakit she" saran gibran
"Tapi aku masih sayang sama dia gib" ucap shena

Gibran yang mendengar hal itu hanya bisa mengarahkan pandangnya ke arah lain.
"Seragam kamu kenapa basah" gibran mengalihkan pembicaraan
"Tadi gak sengaja ketumpahan air"
"Ada yang bully kamu lagi she" tanya gibran penasaran
"Enggak ada gib" jawab shena cepat

Shena takut jika gibran tau siapa yang menyebabkan hal ini kepadanya, bella akan kena hukuman dan akibatnya nanti shena yang menjadi sasaran bella.

Gibran menarik shena ke dekapannya, ia mengecup kening shena lama.
"Aku sayang kamu she"
"Aku juga sayang kamu gib"

"Tapi sayang ku bukan sebagai sahabat, melainkan sayang sebagai laki-laki ke perempuan. Aku cinta kamu shena" batin gibran

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang