Part 65🥀

856 54 2
                                    

Di pagi hari yang cerah shena telah rapi dengan pakian casualnya, ia sedang menunggu tunangannya.

"Morning love" sapa gibran

"Morning" jawab shena tersenyum manis

"Udah sarapan" tanya gibran setelah mengecup pipi shena

"Udah kok tadi, kamu udah" tanya shena balik

Gibran hanya menganggukan kepalanya. Selama di perjalanan gibran menceritakan kejadian yang ia alami semalam.

"Terus ini kita ke rumah dia dulu" tanya shena

"Iya sayang, gapapa kan" tanya gibran

"Iya" jawab shena malas

Entah perasaan shena mengatakan bahwa perempuan itu nantinya akan menjadi masalah buat hubungannya dengan gibran.

Tin Tinn
Bunyi klakson mobil membuat mira tersenyum, ia sudah menunggu gibran dari tadi.

Dengan senyuman mengembang mira berjalan menuju mobil gibran dengan menggunakan tongkat.

Tetapi senyumannya luntur ketika membuka pintu kiri mobil terdapat shena duduk tenang di sana.

"Ngapain lo bengong" tanya gibran

"Eh enggak" elak mira

"Cepetan masuk" perintah gibran

"Hm gue duduk di sini boleh gak" ucap mira sambil menunjuk kursi yang di tempati shena

"Buta lo gak lihat tunangan gue ada di situ" sarkas gibran

"Lihat sih tapi...." ucapanya terpotong

"Lo kelamaan gue tinggal" kesal gibran

Miranda lalu bergegas masuk dan duduk di kursi belakang. Ia kesal mengapa harus ada shena di sana.

Gibran meraih tangan kanan shena dan di gemgamnya, sesekali ia bubuhi dengan kecupan.

Wajah miranda merah menahan amarah. Shena melihat ekspresi tak suka dari muka mira, ia tersenyum.

Mereka sampai di parkiran kampus. Miranda juga satu kampus dengan mereka, tapi ia jurusan akutansi.

Gibran membuka pintu mobil buat shena.

"Silahkan cantik" ucap gibran lembut

"Makasih" ujar shena

"Gibran bantuin gue jalan" perintah miranda

"Kaki lo cuma patah bukan lumpuh. Jangan manja" sindir gibran

"Lagian lo udah pake tongkat" ucapnya

Gibran beranjak pergi dengan merangkul pinggang shena. Miranda tersenyum kecut melihat perlakuan gibran.

"Awas lo shena gue bakal rebut gibran dari lo" monolognya

Sedari tadi shena diam, walaupun tadi ia tersenyum melihat wajah kesal miranda tetapi perasaan shena mengatakan sesuatu.

Mereka sampai di depan kelas shena. Gibran menatap shena.

"Sayang" panggil gibran

Shena masih diam, ia tak mendengar ucapan gibran.

"Cintanya gibran" ucap gibran sambil mencubit hidung shena

"Ehh" kaget shena

"Kamu kenapa hm" tanya gibran lembut

"Aku gapapa" ucap shena

"Jangan boong, dari tadi kamu melamun sayangku" ucap gibran sambil menangkup kedua pipi shena

Shena menghembuskan nafasnya

"Aku kayak pernah ketemu miranda deh" ucap shena

"Kamu emang udah pernah ketemu dia" jawab gibran

"Haa kapan, di mana" tanya shena kaget

"Di rumah sakit sama di pemakamannya bella" ucap gibran

"Berarti dia keluarganya bella" lirih shena

Gibran lalu menarik shena masuk ke dekapannya, ia paham kekhawatiran shena.

"Aku akan selalu sama kamu she, sampai kapan pun aku gak akan pernah pergi dari kamu kecuali maut yang memisahkan kita" ujar gibran

Shena membalas erat pelukan gibran. Dia tak ingin kejadian yang dulu terulang kembali.

"Ehekmm"

Gibran melepaskan pelukannya, ia lupa jika berada di depan kelas gadisnya ini.

"Kalau mau pacaran jangan di sini. Saya mau ngasih ilmu ke mahasiswa saya yang lain" tegur dosen itu

"Maaf dok" shena menunduk ia malu ketahuan oleh dosen sekaligus dokter ini

Gibran tak suka melihat pria di depannya ini. Dia dapat melihat tatapan suka dari mata dokter ini.

Sebagai sesama lelaki, gibran dapat merasakannya. Dengan ide jailnya gibran mendekatkan wajahnya ke arah shena.

"Sayang" ucap gibran pelan

"Hm" shena mendongkakkan kepalanya

Cup

Benda kenyal milik gibran menempel sekilas di bibir mungil shena. Shena melotot, gibran cengengesan melihat muka kaget shena.

Si pak dokter tadi memalingkan wajahnya, tangannya ikut terkepal erat.

"Masuk shena" ucap bapak dosen itu

"Baik pak" lirih shena

Shena tak habis pikir dengan gibran mengapa ia sering sekali menciumnya di depan umum.

Ketika masuk kelas ekspresi semua temannya menahan tawa, pasti mereka melihat kejadian tadi, pikir shena.

"Gibran kang nyosor" batin shena



Jangan lupa vote dan komen 🤍🤍

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang