Part 23🥀

960 52 6
                                    

Warning 🔞

Cklekk
Pintu kamar dibuka olah arkan. Shena yang sedang tidur tidak tahu kedatangan pria itu. Arkan mendekat, di tatapnya wajah polos shena. Ia tersenyum tipis
"Cantik" lirihnya

Arkan mengelus pipi shena, shena yang tidurnya terusik bangun.
"Arkan" kaget shena
Arkan hanya diam, shena beranjak duduk.
"Kamu ngapain di sini" tanya shena

Arkan mendekatkan wajahnya ke shena, ia mempertipis jarak.
"Kamu mau apa" tanya shena takut
"Gue mau lo" jawab arkan

Arkan lalu mencium rakus bibir shena. Shena melotot, ia memberontak tapi tangannya di cekal kuat oleh arkan. Arkan mendorong shena terjatuh di kasur. Shena memejamkan matanya, ia sungguh takut.

Arkan melepas ciumannya dan langsung menyesap kuat leher shena. Shena mematung merasakan desiran aneh yang ia rasakan.

Ahhhh
Suara desahan tak sengaja lolos dari mulut shena. Arkan menghentikan aksinya, ia menatap shena dan tersenyum.

"Jangan" ucap shena ketika tangan arkan ingin membuka baju shena
"Lo diam aja. Nikmati permainan gue"

Arkan lalu menarik paksa baju shena hingga terlepas. Mata shena sudah berkaca-kaca. Ia lalu mendorong arkan. Shena segera bangkit dan ingin keluar tapi usahanya gagal karena arkan sudah mengunci pintu kamar dan menyembunyikan kuncinya.

"Lo gak akan bisa pergi" arkan senyum sinis
"Tolong jangan" ucap shena
Arkan lalu mendorong shena ke tempat tidur, ia lalu menindihnya. Tangan shena di tahan kuat oleh arkan dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya mulai mengusap perut shena.

Shena menangis, arkan melumut kembali bibir shena. Tangan kanannya mulai meraba aset shena yang masih tertutupi oleh bra bewarna hitam.

"Udah lama gue pengen coba tubuh lo, akhirnya hari ini terwujud" ucap arkan
"Ttolloong berrrhenntiii" ucap shena disela tangisnya
"Gak akan sebelum gue puas"

Arkan lalu menjilat permukaan kulit dada shena, dihisapnya sehingga menimbulkan bercak merah. Tangannya pun aktif meremas aset shena yang masih tertutupi itu.

Ahhh
Shena tak kuat menahan desahan akibat perlakuan arkan, arkan tersenyum ia melanjutkan kegiatannya dengan penuh gairah.

Gibran menghentikan mobilnya di halaman depan rumah shena, ia mengerutkan dahinya ketika melihat motor arkan di sana. Gibran berlari masuk. Tak ada arkan di ruang tamu. Suara desahan terdengar di telinga gibran. Gibran langsung berlari cepat menuju kamar shena.

Ahhh ahhh ahhh
Desahan itu semakin menjadi jadi. Rahang gibran mengeras, ia lalu mendobrak pintu kamar shena. Matanya melotot ketika melihat pemandangan itu.

"Bajingan" teriak gibran
Gibran lalu menarik arkan lalu memukulinya.
"Anjing lo" gibran menendang perut arkan

Shena semakin menangis, ia menariki selimut untuk menutupi tubuh atasnya.

Eitss tenang gais, mereka belum itu kok.  Untung gibran cepat datang.

Arkan bangkit, ia membalas tonjokan gibran. Gibran yang emosinya telah meluap terus memukul arkan. Arkan yang tak mau masuk rumah sakit kembali memutuskan untuk pergi, kali ini ia membiarkan gibran menang lagi.

Gibran langsung memeluk tubuh shena yang sudah tertutup selimut. Shena menangis keras, ia takut.

"Ssttt. Jangan takut aku udah disini" gibran mengelus punggung shena. Ia memejamkan matanya menahan amarah. Ia bersyukur datang ke rumah shena hari ini. Jika tidak gibran tak akan pernah memaafkan arkan dan selalu menyalahkan dirinya.


Huhhh author merinding sendiri nulis ini 😬

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang