Seorang pemuda berbadan tinggi masuk ke sebuah ruangan ceo perusahaan besar di Indonesia.
Tok tokk tokk
Suara ketukan pintu mengalihkan pandangan wira dari layar laptopnya. Pemuda itu masuk.
"Siang pak" sapanya
"Ya. Bagaimana sudah ada perkembangan" tanya wira
"Sudah pak. Saya sudah tau keberadaan wanita itu" ucap si pemuda
"Di mana dia" ucap wira
Pemuda itu memberitahukan informasinya ke wira.
Degh
Jantung wira berdetak, matanya melotot. Ia terkejut mendengarnya.
"Kamu jangan menipu saya lagi" ucap wira
"Tidak pak"
Wira memejamkan matanya sebentar
"Antar saya sekarang ke sana" wira berdiri beranjak keluar
Wira melamun selama di perjalanan, di sampingnya ada gina serta hendrik yang berada di belakang mobilnya. Ya, tadi wira sempat menelpon mereka untuk ikut.
Awalnya hendrik tidak mau ikut, tetapi ketika ia mengucapkan nama ratih, hendrik langsung bergegas.
Mereka sampai di sebuah tempat yang ternyata selama ini tidak jauh dari tempat tinggal mereka.
Pohon bunga kamboja dan barisan gundukan tanah terlihat di mata mereka. Hendrik bingung dimana wanita itu.
"Lo gila bawa gue ke sini" ucap hendrik ke wira
Wira hanya diam, ia terus berjalan menggemgam erat tangan gina
"Kita sampai pak" ucap pemuda itu
Hendrik dan gina mengerutkan keningnya, mereka bingung kenapa berhenti di sebuah makam.
"Pa, ratih di mana. Bukannya kita mau ketemu dia" tanya gina
Wira menghembuskan nafasnya dengan kasar
"Ini ratih ma" ucap wira sambil menunjuk sebuah makam yang tak bernama itu
Hendrik langsung menoleh ke makam itu. Gina menangis, walaupun wanita itu jahat tetapi pernah menjadi bagian dalam hidup gina.
"Lo jangan bercanda wir" ucap hendrik
"Jelaskan" ucap wira ke pemuda yang di sebelahnya
"Beberapa bulan terakhir ibu ratih berada di rumah sakit jiwa. Rumah yang kemarin memang benar rumah bu ratih. Semenjak peristiwa itu bu ratih selalu pindah tempat agar tidak mudah di temukan" ucap si pemuda
Hendrik mendengarkan dengan seksama penjelasan dari si pemuda. Gina sudah berhenti menangis.
"Lanjutkan" ucap wira
"Kondisi kejiwaan bu ratih terganggu, menurut pihak rumah sakit, bu ratih selalu menyebut nama rina dan shena untuk meminta maaf. Beberapa kali bu ratih sering mencoba bunuh diri tapi berhasil di hentikan hingga sebulan yang lalu beliau meninggal karena menusukan pisau ke jantungnya sendiri" lanjut si pemuda
Hendrik menahan emosinya. Ia emosi karena tak bisa melihat ratih memohon maaf kepadanya, emosi karena sudah terlambat untuk menyiksa wanita itu.
Wira mengeluarkan sebuah amplop di balik jasnya dan menyerahkan ke hendrik.
"Lo terlalu mudah untuk di tipu wanita hen. Sebelum lo nikahin orang cari tau dulu latar belakangnya" ucap wira
"Gue harap setelah semua ini lo gak akan siksa shena lagi. Walaupun shena anaknya ratih tolong perhatikan shena kayak dulu sebelum rina meninggal"
Mereka pergi dari makam itu terkecuali hendrik, ia masih memikirkan perkataan wira. Hendrik menatap amplop yang ada di tangannya, segera ia membukanya.
Matanya melotot melihat isi dari amplop itu, hendrik mengeraskan rahangnya. Sungguh bodoh ia selama ini percaya dengan bella.
Hendrik bangkit dan bergegas menuju mobilnya. Dengan kecepatan super hendrik sampai di rumahnya.
"BELLAAA" teriak hendrik
Bella yang sedang asyik menonton tv kaget mendengar teriakan hendrik. Tak biasanya pria tua itu memanggilnya seperti itu, pikir bella.
"Iyaa mas" bella menghampiri hendrik
Plakkkkk
Tamparan keras menghiasi wajah bella. Wira lalu mendorongnya sehingga bella jatuh.
"Kamu apa-apa sih mas" marah bella sambil memegang pipinya
"DASAR JALANG" bentak hendrik dan memukul bella
Bella memberontak tapi tenaga hendrik lebih kuat. Kepala bella di lempar vas bunga yang berada di dekatnya.
"Aaww sakit mas" ringis bella
Hendrik tak menghiraukan darah yang terus mengalir dari kepala bella. Ia sudah emosi.
"Aku salahh aapaa masss" tanya bella menahan perihnya
Takkkk
Hendrik melempar amplop ke muka bella, bella membuka amplop itu. Matanya melotot melihat isi amplop itu.
"Iiniiii" ucap bella gugup
Jangan lupa vote dan komen 🤍🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE [END]
Romance[HAPPY END] [Follow Author] [17+ mohon maaf jika ada kata-kata kasar] Shena Adira. Gadis cantik berumur 17 tahun yang terkenal dengan pribadi yang pendiam, dia memiliki satu orang sahabat yang bernama Gibran yang sudah bersamanya sejak kecil. Shena...