Part 63🥀

913 57 4
                                    

Suasana haru mengambarkan pemakaman bella, banyak teman-teman sekolahnya datang.

Walaupun bella bukan lagi siswa SMA Pelita Harapan tetap saja pihak sekolah ikut mengantarkan tempat peristirahatan terakhirnya.

Isak tangis terdengar dari keluarga bella. Sang mama menangis di pelukan suami barunya, sedangkan papanya berusaha tegar mengikhlaskan bella.

Sonya dan icha, teman terdekat bella yang sudah tak akrab lagi dengannya sejak kasus itu kini ikut menghadiri pemakaman bella.

Shena menangis di rangkulan gibran, walaupun bella sering menyakitinya, shena tetap menganggapnya teman.

Hendrik yang berdiri di samping shena, menatap lurus makam bella. Hendrik memang benci dengannya tapi bagaimana pun bella pernah mengisi harinya dahulu.

Arkan, si pemuda yang pernah menjadikan bella pemuas nafsunya yang berkedok pacar, kini hanya bisa terdiam.

Perlahan semua manusia yang berada di sana beranjak pergi dari rumah abadi bella.

"Tante kami pamit pulang dulu" ucap shena ke mama bella

"Makasih ya kalian udah ikut mengantarkan bella" jawab mamanya

"Iya tante. Tante jangan sedih terus ya kasian bella nantinya" hibur raka

"Iya. Tolong kalian maafkan kesalahan bella ya"

Raka, adit, arkan, gibran dan shena beranjak pergi. Hendrik sudah pulang terlebih dulu.

Tanpa mereka sadari sepasang mata menatap gibran dengan penuh minat.

Pertemuan pertamanya di rumah sakit kemarin membangkitkan perasaan yang bergejolak di hatinya.

Untuk terakhir kalianya mama dan papa bella beserta pasangan masing-masing menatap sendu makam itu.

"Selamat tidur anak mama, yang tenang ya di sana. Mama akan mencoba mengikhlaskan kamu nak" ucap mama bella dengan suara serak

"Selamat jalan putri kecil papa, maafkan papa ya nak, papa jarang perduli sama kamu. Tenang di sana, papa sayang kamu" ucap papa bella dengan isak tangis





Bulan demi bulan berlalu, kondisi arkan perlahan membaik. Beberapa waktu lalu ia mendapatkan pendonor mata.

Pastinya pemuda itu senang, setelah sekian lama ia bisa melihat kembali.

Virus yang berada di tubuhnya kini mulai bersahabat dengannya. Walaupun tak dapat sembuh setidaknya infeksi HIV bisa di kendalikan. Arkan rutin meminum obatnya agar jumlah HIV di dalam tubunya dapat di tekan.

Arkan kini menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan. Ia menatap sekitarnya. Tempat yang di tinggalnya untuk beberapa waktu terakhir.

Ya, arkan masih tinggal dengan raka di apartemen milik sahabatnya itu. Semenjak dapat melihat kembali, arkan ingin pulang ke rumahnya tetapi di tolak keras oleh raka.

Terlebih lagi tak ada orang di rumah itu. Amel, mama arkan itu mengalami gangguan kejiwaan dan di rawat di rumah sakit jiwa.

Amel frustasi karena tak kuat membiayai kehidupannya sendiri. Sejak dulu ia terbiasa dengan hidup mewah.

"Woii ngapain lo bengong gitu" tegur raka

"Gak ada" jawab arkan singkat

"Ckk. Ya udah yok berangkat" ajak raka

Mereka lalu bergegas untuk ke sekolah. Hari ini adalah ujian kelulusan terakhir.

Ujian berjalan lancar tanpa adanya kekacauan. Mereka sekarang sedang berada di kantin untuk mengisi tenaga yang terkuras abis akibat ujian tadi.

"Hahh akhirnya kelar ujian juga" ucap adit

"Semoga lulus deh" ucap raka

"Tenang aja pasti lulus" ucap shena

"Lo mah enak she pintar udah pasti lo lulus. Nah kita yang nilainya anjlok ya was-was" keluh adit

"Makanya berdoa" ucap gibran

"Iyaa iyaaa bapak gibran" ujar adit

"Eh kalian mau lanjut ke mana" ucap adit lagi

"Satu kampus aja yok, kalo perlu satu jurusan juga" ajak raka

"Gue gak kuliah" ucap arkan

"Kenapa" tanya raka

"Lo pada tau sendiri kondisi gue kayak gimana" jelas arkan

"Gue bantu kan" ucap raka

"Enggak. Gue udah sering ngerepotin kalian terutama lo ka, gue gak mau jadi beban lagi"

"Lo sama sekali gak...." ucapan raka terpotong

"Kali ini tolong nurutin kemauan gue ka" ucap arkan

"Ya udah kalo lo maunya gitu" ujar raka

"Gue sih mau nikah sama shena" gibran mengalihkan pembicaraan

Pletakk

Shena menjitak kepala gibran cukup keras.

"Kuliah dulu" tegasnya

"Kan bisa yang nikah terus kuliah" ucap gibran santai

"Enggak. Aku gak mau nanti ribet ngurus tugas kampus sama rumah tangga" tolak shena

"Sayang ihh dulu setuju abis lulus terus nikah" cemberut gibran

"Dulu asal sebut aja" ucap shena

"Sayangg" rengek gibran lalu memeluk shena

Mereka tertawa mendengar rengekan gibran. Manja sekali pikir mereka.

Jangan lupa vote dan komen 🤍🤍

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang