Part 72🥀

931 66 11
                                    

"Pagi sayang" sapa gibran lembut

"Hm jam berapa" tanya shena serak

"Jam 8 baby" gibran menuntun shena duduk

Shena bergegas ke kamar mandi, setelah selesai mereka bersiap-siap untuk turun sarapan.

"Widih pengantin baru nih" ejek wira

"Gimana malam pertamanya" sindir hendrik

"Papaa" ucap gibran ke kedua papanya itu

"Kayaknya ada yang belom dapat jatah nih bro" ucap wira ke hendrik

"Iya nih kusut bener mukanya" hendrik dan wira tertawa

"Udah ih kalian anaknya di gituin" lerai gina

Gibran hanya memutar bola matanya malas, shena pipinya merona.

Mereka mulai sarapan dengan tenang.

"Setelah ini kalian mau tinggal di mana" tanya gina

"Di apartemen aku ma. Aku udah siapkan semuanya" ucap gibran

"Yah papa bakal kesepian deh" ucap hendrik

Shena merasa bersalah, ia sebenarnya tak tega meninggalkan hendrik sendiri di rumahnya, tapi kini ia sudah menikah dan harus mengikuti apa kata suaminya.

"Maafin shena ya pa, shena janji bakal sering main ke rumah" ucap shena pelan

"Gapapa sayang nanti papa cari istri baru deh biar papa gak kesepian di rumah" hibur hendrik

Shena tersenyum, ia tak melarang papanya menikah kembali asal kan wanita itu baik dan menyayangi hendrik dengan tulus.

"Tenang aja bro nanti gue ikut cariin buat lo, kali ini harus jelas asal usulnya" semangat wira

"Kalo bisa yang kayak gina ya bro" ujar hendrik

"Oh tidak bisa. Yang kayak gina hanya milik wira seorang" ucap wira lalu memeluk istrinya

"Gibran juga, yang kayak shena hanya milik gibran seorang, gak akan ada copyannya" ucap gibran ikut-ikutan lalu mengecup kedua pipi shena

"Serah lo pada dah serah. Dasar duo bucin" kesal hendrik

Selang beberapa jam kemudian shena dan gibran telah sampai di apartemen. Dulu shena pernah ke sini. Ia sudah tau segala sudut di apartemen itu.

Mereka masuk ke dalam kamar. Shena mengerutkan keningnya ketika ada yang berbeda.

 Shena mengerutkan keningnya ketika ada yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok beda" tanya shena

"Interiornya aku ganti sayang, biar kamu nyaman" kata gibran

"Ya ampun gak usah di ganti juga gapapa aku suka kok sama konsep yang kemarin"

"Enggak, aku gak mau mata kamu sakit lihat yang gelap-gelap" ucap gibran

"Makasih ya mas" ucap shena sambil tersenyum

"Haa apa kamu tadi manggil aku apa" kaget gibran

"Mas" ujar shena

"Ulangi lagi" pinta gibran

"Mas gibran" ucap shena lembut

Gibran langsung memeluk erat shena, ia bibuhi beberapa kecupan di dahi shena.

"Aku suka sayang panggilan itu" jujur gibran

Shena tak mengerti mengapa gibran sebahagia ini, padahal panggilan itu sudah lumrah untuk pasutri seperti mereka.

"Cuma panggilan doang dia udah senang" batin shena

Kini sudah tiga hari mereka menikah dan hari ini hari pertama ke kampus dengan status pasutri baru.

Gibran belum mengajak shena honeymoon karena pekerjaan dan tugasnya sedang numpuk begitu pun dengan shena ia juga sedang sibuk dengan tugas kuliahnya.

Mobil mewah mereka berhenti di parkiran kampus, seperti biasa gibran mengantar shena ke kelasnya dulu sebelum ia beranjak ke gedung sebelah.

"Belajar yang benar istriku" ucap gibran lembut

"Mas juga ya" ucap shena

Shena mencium punggung tangan suaminya, gibran membalas dengan mencium seluruh wajah shena, terkhusus area bibir pria itu melumutnya cukup lama.

Teman-teman shena hanya bisa melonggo melihat aski gibran. Mereka sudah tau jika shena dan gibran telah menikah, beritanya sudah tersebar di seantero kampus.

Miranda yang memang ada keperluan di gedung itu melihat perlakuan gibran. Ia mengepalkan tangannya menahan emosinya.

"Awas aja lo shena, gue bakal rebut gibran dari lo, gak perduli kalian udah nikah. Gue pastikan gibran jadi milik gue" ucap miranda dingin

"Lo ganggu mereka, kita yang akan bikin hidup lo hancur" ucap seseorang di belakang miranda

Miranda membalikan tubuhnya. Raka, adit dan arkan berada di sana.

"Gue gak takut" ucap miranda

"Dengar ya nenek lampir, ini bukan hanya sekedar ancaman aja. Kita serius" ucap adit

Miranda tak menghiraukan perkataan adit ia melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana.

"Dia siapa" tanya arkan

"Hama yang perlu kita basmi" ucap raka

Jangan lupa vote dan komen 🤍🤍

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang