Part 6🥀

908 60 6
                                    

Sudah 2 hari sejak kejadian itu shena tidak masuk sekolah. Keadaannya semakin memprihatinkan. Tak lama setelah gibran pulang saat itu, shena demam. Bukan hanya fisiknya saja yang sakit tapi psikisnya juga ikut kambuh kembali.

Seperti malam kemarin, shena melukai dirinya sendiri. Ia menyayat pergelangan tangannya. Waktu itu ia bermimpi tentang masa kecilnya. Di mimpinya terlihat sebuah keluarga sedang bercanda bersama, semuanya bahagia apalagi ayah si anak kecil itu yang sedari tadi tidak berhenti membuat putri kecilnya tertawa.

Tetapi tak selang lama semua berubah, ayahnya tiba-tiba saja mendorong anaknya hingga jatuh lalu ia mengambil sebuah pisau yang berada di meja dan mengarahkannya ke gadis kecil itu.

Sang anak takut, ia segera berdiri dan lari menjauh dari ayahnya. Tapi usahanya sia-sia, ayahnya berhasil menangkap dan membunuhnya.

Mengingat kembali mimpi itu, shena beranjak dari ranjangnya dan bergegas membuka laci yang berada di meja belajarnya.

Shena mengambil gunting dan mengarahkannya ke pergelangan tangannya, ia ingin melukai dirinya kembali. Tapi sebelum hal itu terjadi, bi inah masuk ke kamar shena dan menghentikan aksinya.

"Astaga non shena" teriak bi inah lalu berlari menuju shena dan mengambil gunting tersebut
"Bbiii iiinaaahh" ucap shena gugup
"Apa yang mau non lakukan" tanya bi inah
"Jangan lakuin ini non" bi inah langsung memeluk shena
Bi inah sudah menganggap shena seperti anaknya, ia sangat menyayangi shena. Shena menangis di pelukan bi inah, ia merindukan pelukan ibunya.

Setelah shena tenang, bi inah menyampaikan alasannya ke kamar shena. Ia tadi hendak memberitahu kalau di bawah ada arkan ingin bertemu dengannya.

Shena yang mendengar nama arkan langsung bergegas turun ke bawah dan menghampiri rkan.

Shena yang mendengar nama arkan langsung bergegas turun ke bawah dan menghampiri rkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arkan yang mendengar suara kaki segera menyimpan ponsel di celananya. Sedari tadi ia memainkan ponselnya sambil menunggu shena, ia tak mendengar terikan bi inah karena kamar shena kedap suara.

Shena duduk di samping arkan, arkan memperhatikan wajah pacarnya dengan lekat. Ia sedikit khawatir dengan keadaan shena terlebih ketika ia mendengar kabar bullying shena.

"Apa kabar" sapa arkan lembut
Shena yang mendengar nada lembut dari arkan melonggo, pasalnya sudah lama ia tak mendengar perkataan lembut arkan. Beberapa bulan terakhir ini arkan hanya mengucapkan nada ketus dan membentaknya.

"Seperti yang kamu lihat" ucap shena setelah sadar dari lamunannya
"Masih ada yang sakit" tanya arkan dengan nada lembut lagi
"Hanya sedikit"
"Udah makan" tanya arkan
"Belum tadi baru bangun" ucap shena sambil tersenyum

Arkan menyentuh dahi shena dengan punggung tangannya.
"Udah gak terlalu panas" ucap arkan
"Mau makan di luar gak" ajak arkan
Shena diam kemudian tersenyum
"Mau, aku ganti baju dulu" jawab shena
Arkan hanya menganggukan kepalanya. Setelah itu shena berjalan menuju kamarnya.

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang