Part 58🥀

1.3K 70 5
                                    

Drtt drtt

Suara ponsel berbunyi membangunkan shena dari tidurnya. Shena melihat nama penelpon dari layar ponselnya.

"Hallo" sapa shena

"Hallo she, sorry gue ganggu lo pagi-pagi" ucap raka

"Gapapa ka, kenapa" tanya shena

"Hm lo ke bisa ke rumah sakit bunga indah gak" tanya raka

"Siapa yang sakit ka" ucap shena

"Arkan yang sakit. Dia mau ketemu lo"

Shena terdiam. Ini pasti dia nantinya di suruh balikan dengan arkan, pikir shena.

Raka yang paham akan keterdiaman shena langsung bersuara.

"Tenang she gak ada yang nyuruh lo balikan sama arkan kok. Tante amel gak tau arkan di rawat"

"Lo ajak gibran aja ke sini she" saran raka

"Ya udah nanti gue kesana" jawab shena

"Oke she kita tunggu"

Shena menghembuskan nafasnya. Ia segera menelpon kekasihnya.

Mine 🤍 is calling

Dengan mata terpejam gibran meraba mencari ponselnya, matanya seketika terbuka lebar melihat siapa yang menelponnya.

"Hallo sayang" sapa gibran dengan suara khas bangun tidur

"Masih tidur ya" tanya shena

"Hm tadinya. Sekarang udah gak soalnya kesayangan aku nelpon"

"Masih pagi gib udah gombal" malas shena

"Ada apa cantik" tanya gibran lembut

"Nanti temenin aku ke rumah sakit ya" ajak shena

"Haa kamu kenapa" panik gibran

Shena tersenyum mendengar nada panik kekasihnya ini.

"Aku gapapa kok. Tadi raka nelpon aku nyuruh aku ke sana" jawab shena

"Ngapain raka pengen kamu ke sana" bingung gibran

"Arkan lagi di rawat, dia mau ketemu aku" ucap shena pelan

"Gak aku gak kasih izin kamu ketemu dia" tolak gibran

"Dengerin dulu tadi raka bilang tante amel gak ada di sana" rayu shena

"Tetap aja gak boleh" bantah gibran

Shena diam, entah kenapa ia ingin bertemu dengan arkan, tetapi bagaimana merayu pacarnya ini.

"Sayang boleh ya, aku kan ke sana sama kamu" ucap shena lembut

"Gak shena. Kita gak tau niat dia apa"

"Ya udah kalo kamu gak ngebolehin, aku gak mau ketemu kamu seminggu" ancam shena

"Heh kok gitu sih" cemberut gibran

"Bodo" ucap shena ketus

Gibran menghela nafasnya, bisa gila dia tak bertemu shena seminggu.

"Yaudah boleh tapi aku temenin" pasrah gibran

"Makasih sayang. Love you" ucap shena lalu mematikan telponnya

Beberapa jam berlalu

Shena dan gibran sudah berada di koridor rumah sakit menuju kamar rawat arkan.

Dari tadi gibran cemberut, ia masih kesal dengan shena. Shena menghiraukannya.

Tokk tokk

Shena mengetuk pintu, adit membukanya.

"Haii she, hai gib" sapa adit

"Hai dit" balas shena

Adit mempersilahkan shena dan gibran masuk. Terlihat arkan tersenyum ketika mendengar suara shena. Shena mendekati ranjang arkan.

"Arkan" sapa shena

"Makasih kamu mau datang" ucap arkan tersenyum

Arkan gugup, ia takut shena tidak mau memaafkannya.

"She" panggil arkan

"Ya" jawab shena singkat

"Aku mau minta maaf atas semua salah aku ke kamu. Maaf karena udah buat hati kamu sakit, maaf karena pernah menyiksa kamu. Maaf shena maaf" arkan menangis menyesali perbuatannya

"Aku sadar she aku banyak salah sama kamu, tolong maafin aku she, maaf" sesal arkan

Shena tersenyum ia melirik gibran yang diam mendengarkan perkataan arkan.

"Aku udah maafin kamu arkan" jawab shena tulus

"Serius she" tanya arkan dengan suara serak

"Iya, jauh sebelum kamu minta maaf aku udah maafkan kamu dulu"

Arkan tersenyum, ia senang sekali shena telah memaafkannya, ia teringat sesuatu"

"Gibran" panggil arkan

"Ya" jawab gibran singkat

"Jaga shena ya, pastikan ia selalu bahagia. Maafin juga sikap gue selama ini" ucap arkan

"Tanpa lo suruh juga gue pasti jagain shena" gibran menatap dalam shena

"Gue udah maafin lo. Cepat sembuh ya" ucap gibran

Arkan tersenyum kecut mendengar perkataan gibran, ia tak tau apakah ia bisa kembali seperti dulu.

"Gue kena HIV" ucapnya pelan

Gibran dan shena terkejut.

"Gue yakin lo bisa sembuh" hibur gibran

Arkan tersenyum. Adit dan raka merasa suasana semakin hening mengalihkan pembicaraan.

"Oke gaiss sebagai perayaan perdamaian ini gimana kalo kita makan pizza dan teman-temannya" ajak adit

"Boleh tuh gih sono beli" suruh raka

"Enak aja, lo ikut beli sama gue" kesal adit

"Ogah sendiri aja sana, panas tuh di luar nanti kulit gue gosong" tolak raka

"Yaelah kayak perawan lo" ejek adit

"Udah gue pesenin" lerai gibran sambil menunjukan layar ponselnya

"Widih bapak ini memang terbaik" ucap adit

"Gue bukan bapak lo dan gue gak mau punya anak kayak lo" ucap gibran

Mereka tertawa mendengar nada ejekan dari gibran, arkan lega merasakan suasana ini, ia kan memperbaiki semua kesalahannya.

Jangan lupa vote dan komen 🤍🤍

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang