Part 57🥀

1.4K 64 5
                                    

Suasana sebuah rumah terlihat sepi, amel yang baru pulang bekerja masuk ke dalam rumahnya.

Keningnya berkerut ketika tak menemukan arkan.

"Ke mana anak cacat itu tumben gak di rumah, ah bodo amat deh dia mau ke mana gak perduli gue" monolog amel

Amel menuju kamarnya, ia lelah sekali tempatnya bekerja itu selalu ramai. Amel memejamkan matanya.

Di sebuah kamar rawat seorang pemuda sedang memikirkan semua musibah yang ia terima.

"Apa yang udah gue lakukan sampe karma gue begini" lirih arkan

"Gue pengen kembali normal kayak dulu"

Sebuah ingatan melintas di kepala arkan. Tentang ia yang selalu menyakiti perempuan terutama shena.

"Gue terlalu banyak kasih luka di hati shena" guman arkan

"Bego banget gue sia-siain bidadari kayak shena"

Arkan mengeluarkan air matanya yang sedari tadi di tahan. Raka dan adit yang sudah tidur terbangun mendengar suara tangisan.

Oh iya lupa jelasin. Arkan berada di ruang rawat biasa sedangkan bella berada di ruang isolasi.

Menurut penjelasan google, HIV itu beda dengan AIDS. HIV adalah virus yang dapat menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sementara AIDS adalah sebuah kondisi akibat infeksi HIV. Orang yang terinfeksi HIV harus mengonsumsi obat ARV (antiretroviral) untuk mencegah kondisi AIDS tersebut.

Begitulah kira-kira penjelasannya.
Mon maaf kalo salah yee, namanya juga manusia tempat salah dan dosa 😎

Back to topik

Raka dan adit mendekati arkan. Raka menepuk pundak arkan.

"Lu kenapa bro" tanya raka

Arkan belum menjawab pertanyaan raka, ia terus menangis dengan kencang. Tak lama ia bersuara.

"Gue mau ketemu shena" ucapnya dengan suara serak

"Mau ngapain ketemu shena" tanya adit

"Gue pengen minta maaf sama dia. Gue nyesal pernah nyakitin shena" lirih arkan

Adit dan raka saling tatap, mereka tersenyum.

"Udah sadar sama semua kesalahan lo" ucap raka

"Setelah kena karma baru sadar lo. Kemarin ke mana aja" sindir raka

"Nyesal kan lo udah ngelepasin cewek kayak shena" ejek raka lagi

"Gue gedeg sama lo karna lebih milih bella si pemuas nafsu lo dari pada bidadari kayak shena. Otak lo ketinggalan di mana dah milih cabe keriting gitu. Sekarang shena udah bahagia sama gibran, lo jangan ganggu hubungan mereka lagi" kesal raka

"Ingat gak lo sering ngelukain dia. Shena lo tampar, lo tendang bahkan dulu hampir mau lo bunuh dan yang paling parah lo mau ngelecehkan shena. Lo orang terjahat yang pernah gue kenal arkan" ucap raka tajam

Arkan semakin menangis, ia benar-benar menyesal melepaskan gadis baik hati seperti shena.

"Udah bro kasian ini anak kena mental" bisik adit ke raka

"Biarin bro, biar dia nyesal sampe ke tulang" balas raka

"Lebay lo" jengah adit

"Gue mau ketemu shena, mau minta maaf. Gue sadar gue salah" lirih arkan

"Besok gue ajak shena ke sini" putus raka

Arkan tersenyum di sela tangisannya, ia tak sabar menunggu besok.

"Tidur gih udah malam" suruh adit

Arkan menganggukan kepalanya. Ia menghapus air mata yang membasahi pipinya.

Sementara itu di sebuah ruang isolasi, seorang wanita muda mengamuk. Dia tak terima nasib malang yang menimpanya.

"Gue gak mau di sini. Gue gak sakit" marahnya

Bella membanting semua barang yang berada di dalam ruangan itu. Dokter dan suster datang.

"Lepasin gue. Gue mau pulang" teriak bella

"Gue gak mau punya penyakit sialan ini. Lepasin gue" teriaknya lagi

Dokter lalu menyuntikan obat penenang buat bella. Suaranya perlahan melemah. Bella tertidur.

"Tolong tetap perhatikan pasien ini. Dia tidak boleh pergi dari sini, dia sudah masuk ke stadium akhir" ucap dokter ke para suster


Jangan lupa vote dan komen 🤍🤍

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang