Part 20🥀

1K 59 5
                                    

Langit malam bertaburan bintang menemani shena yang berada di balkon kamarnya. Ia memikirkan perkataan gibran tadi sore. Selama ini shena hanya menganggap lelaki itu sebagai sahabat dan kakaknya.

Shena menghela nafasnya berkali-kali. Mengapa kisah cintanya begini. Ia mencintai seorang lelaki yang telah menyakiti dan berselingkuh darinya sedangkan sahabatnya mencintainya.

Terlalu lama di luar, kantuk merasuki shena. Akhirnya ia memutuskan untuk tidur, terlalu pusing memikirkan kehidupannya ini.

Arkan berjalan dengan memeluk pinggang bella posesif. Berita putusnya arkan dan shena telah tersebar luas di SMA Pelita Harapan. Hal ini tentu disambut baik oleh bella, ia ingin merayakan kemenangannya dengan cara terus membully shena. Entah kenapa bella sangat membenci shena.

Bella melihat shena sedang berjalan sambil menundukan kepalanya. Ia tak fokus dengan sekitarnya. Bella tersenyum, ia memelankan langkahnya ketika ia berpapasan dengan shena.

Brukkk
Shena terjatuh akibat kaki bella yang menghalangi jalan shena. Bella dan arkan tertawa.
"Gitu aja jatuh, lemah lo" sarkas bella
Shena bangun dan menatap bella
"Elo yang sengaja bikin gue jatuh" ucap shena

"Udah berani dia sayang" kata bella ke arkan
Arkan dan shena saling tatap. Shena rindu dengan lelaki di hadapannya ini.
Bella yang melihat itu langsung mendorong shena mundur.

"Gak usah liatin pacar gue" ucapnya
"Dasar jalang" ejek shena
"Apa lo bilang" bella melotot
"Setelah ngambil arkan lo ngambil bokap gue, maruk lo" sarkas shena
Entah kenapa ia berani sekali berkata seperti itu

"Gak usah ngarang lo" marah bella dan menampar shena
Shena yang tak terima langsung mencakar muka bella dengan kuku panjangnya. Arkan terkejut dan segera menarik shena.

"Apa yang lo lakuin sama pacar gue" teriak arkan
Shena diam, tangannya di cekal arkan. Arkan geram, ia segera mencekik leher shena kuat. Shena hampir kehabisan nafas. Arkan lalu mengangkat tubuh shena dan membantingnya dengan keras.

Brukkkk
"Aawww" ringis shena menahan sakit
Arkan tersenyum sinis, ia mengangkat kakinya berniat ingin menginjak shena tapi sebelum itu arkan terjatuh karena tendangan kuat dari gibran.

Bughh
"Anjing lo" umpat gibran
"Babi lo" arkan mengumpat gibran gantian

Bughh
Bughh
Bughh
Bughh

Gibran yang telah tersulut emosi memukul arkan dengan brutal. Gibran tak perduli lagi dengan statusnya yang menjabat sebagai ketua osis. Ia melihat perbuatan arkan tadi. Arkan tentu saja melawan tetapi ia tak menyangka tenaga gibran lebih kuat darinya bahkan ini lebih dari terakhir mereka berkelahi.

Shena sudah di bawa ke uks oleh siswa siswi yang menonton mereka tadi. Sedangkan bella ia panik khawatir dengan keadaan arkan yang sudah babak belur. Ya, gibran menghajar arkan tak tanggung-tanggung.

Perkelahian itu terhenti ketika kepala sekolah turun tangan. Ia mendapat laporan salah satu siswanya bahwa ada yang berkelahi di sekolah. Kepala sekolah dan guru-guru langsung memisahkan mereka berdua.

Kini arkan terbaring lemah di rumah sakit. Ya akibat pukulan brutal gibran ia menjadi pasien disana. Gibran di bawa ke ruangan kepala sekolah, penampilannya cukup mengenaskan. Luka lebam di sekujur tubuhnya tapi tak terlalu parah dari arkan.

"Bisa dijelaskan apa yang terjadi gibran" tanya septo, pak kepsek
"Arkan mencekek dan membanting tubuh shena pak" ucap gibran datar
Septo terkejut, ia meminjat pangkal kepalanya, lama terdiam lalu septo bersuara kembali.

"Kamu tau kan kalau kamu ketua osis. Melihat perilaku kamu tadi, dengan maaf saya harus mengeluarkan kamu dari osis" ucap septo
Gibran paham dengan konsekuensinya, ia lalu berdiri dan menatap septo.

"Saya paham pak. Saya berterima kasih kepada bapak karena telah banyak membimbing saya dan maaf atas sikap saya tadi pak" ucap gibran

"Tindakan kamu tadi memang tidak mencerminkan sebagai ketua osis tapi saya kagum dengan keberanian kamu melindungi orang yang kamu sayang" septo berkata dengan tersenyum

Gibran menunduk, ia malu ketahuan dengan kepala sekolahnya.
"Hahahaa muka kamu biasa aja, saya juga pernah muda jadi maklum dengan kejadian tadi" ucap septo santai

Gibran tersenyum. Ia dengan septo memang dekat sekali. Gibran berpamitan tapi sebelum ia keluar septo menghentikan langkahnya.

"Kamu memang saya keluarkan dari osis, tapi kamu masih tetap menjadi ketua basket"

Gibran menganggukan kepalanya dan bergegas menuju uks.

"Dasar anak muda" gumam septo

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang