Part 22🥀

1K 52 4
                                    

Sudah 2 hari shena tak masuk ke sekolah. Ia memang tak di kurung lagi oleh hendrik, tetapi shena memilih untuk di rumah saja menunggu lukanya mengering.

Arkan, pria itu sudah keluar dari rumah sakit. Ia dendam dengan gibran. Ia ingin menjadikan shena sebagai balasannya, karena gibran akan kalah jika menyangkut tentang shena.

Gibran keluar dari kamarnya, ia akan pergi ke rumah shena. Gibran tak tahu jika 2 hari yang lalu hendrik melukai shena kembali, karena gadis itu tak cerita dengannya.

Saat melangkah ke ruang keluarga, gibran bertemu dengan orangtuanya yang baru pulang dari New York. Keluarga gibran termasuk jajaran orang kaya di Indonesia. Mereka sudah lama berada di sana mengurus bisnisnya.

"Anak kuuu" sapa gina
"Mama" gibran langsung memeluk gina, ia rindu sekali dengan wanita cantik ini
"Kamu apa kabar nak. Maaf ya kami baru pulang sekarang" ucap gina
"Baik ma. Gapapa gibran ngerti kok"

Wira yang melihat anaknya tak melepas pelukan dari istrinya itu tak suka.
"Kau tak rindu dengan ku boy"
Gibran melepas pelukannya dan menatap wira.

"Siapa ya" tanya gibran
"Gue bapak lu ya, jangan sok amesia lu" kesal wira
"Ma.. sejak kapan papa jadi jelek gini" ejek gibran
"Hehh kecebong gue masukin lagi lu ke rahim gue ya"

"Bego. Ma mending mama cari papa baru deh yang lebih ganteng sama pintar" ejek gibran lagi
"Wah ngajak war ini anak" wira lalu memukul perut gibran

Gibran melawan. Ia memang tak pernah akur sama papanya ini. Suatu kesenangan melihat wira marah atau cemburu ketika ia lebih berdekatan dengan mamamya. Gina hanya menggelengkan kepalanya saja melihat perkelahian dua lelaki kesayangannya ini. Ia lalu beranjak pergi.

"Eh istri gue kemane" ucap wira ketika sadar gina sudah tak berada di sana
"Nyari papa baru" jawab gibran santai lalu berlari
"KECEBONG SIALAN. DASAR ANAK MONYET KAMBING KUDA NIL LO" teriak wira
Gibran tertawa mendengar umpatan itu, sebenarnya ia rindu dengan papanya cuma gengsi saja. Ia lalu menjalankan mobilnya dan bergegas kerumah shena.

Di tempat lain, arkan tak berhenti tersenyum memikirkan rencananya. Sebentar lagi ia akan sampai di rumah shena. Ini memang yang di tunggu oleh arkan semenjak berpacaran dengan shena.

"Bentar lagi lo akan jadi pemuas gue she" monolognya

Gibran membelokkan mobilnya di sebuah toko bunga. Terdapat berbagai jenis bunga yang tentunya cantik-cantik disana. Seorang gadis berjalan menghampiri gibran.
"Cari bunga yang bagaimana kak" ucap gadis itu
"Bunga mawar putih ada mbak" jawab gibran
"Ada kak di sebelah sana, mari ikut saya" ajaknya

Gibran mengikuti gadis itu dari belakang. Ia melihat banyak buket bunga mawar putih.
"Yang mana kak" tanya gadis itu
"Yang itu aja mbak" gibran menunjuk sebuah buket bunga
"Ini kak, pembayarannya silahkan di kasir ya kak"
"Oke" jawab gibran singkat

Gibran memperhatikan buket bunga di tangannya dengan tersenyum.
"Untuk siapa kak bunganya" tanya si gadis penasaran
"Calon istri" ucap gibran bangga

"Untuk siapa kak bunganya" tanya si gadis penasaran"Calon istri" ucap gibran bangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arkan sampai di rumah shena. Rumah mewah itu sepi. Hendrik pergi berlibur dan tentunya bella ikut menemaninya. Arkan hanya tau bella sedang berkunjung ke rumah neneknya ia tak tahu kalo bella pergi berlibur dengan hendrik.

Bi inah yang melihat arkan datang menyuruh untuk masuk, ia ingin memberitahu shena tapi arkan menolaknya, katanya ia sendiri yang akan ke kamar shena. Bi inah berpamitan pergi belanja keperluan rumah majikannya, sebenarnya tadi ia memang ingin pergi tapi melihat arkan datang ia menunda sebentar.

Arkan tersenyum, ia yakin aksinya akan berhasil. Dengan langkah pelan ia menuju kamar shena.

"Gue yakin abis ini lo bakal hancur gibran" guman arkan

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang