Part 71🥀

882 63 13
                                    

Acara resepsi telah usai kini pasangan suami istri itu sedang berada di kamar hotel tempat pernikahan mereka tadi.

Setelah selesai membersihkan diri keduanya kini berada di ranjang, shena bersandar di dada bidang gibran.

"Sekarang jelasin semuanya" pinta shena

Gibran mengecup singkat pucuk rambut shena sebelum memulai penjelasannya.

"Kamu ingat terakhir kali kita ketemu" ucap gibran

Shena menganggukan kepalanya.

"Waktu itu aku emosi karena kamu di peluk sama dia. Aku gak suka milik aku di sentuh sama orang lain" jujur gibran

"Tapi kamu salah paham" potong shena

"Iya sayang aku tau itu gak sengaja, sehari setelah itu aku cek cctv di dekat sana" ucap gibran

Shena menegakkan punggungnya, ia menatap gibran

"Terus selama ini kamu ngilang ke mana" tanya shena cemberut

Gibran gemes melihat wajah imut shena, ia mengangkat shena ke pangkuannya.

Cup

"Bibirnya jangan di gituin, gemes tau" ucap gibran

"Aku belum selesai ngomong, jangan di potong ya cantik" kata gibran

Shena hanya menganggukan kepalanya lagi

"Setelah dari rumah sakit waktu itu aku ke cafenya arkan, ngajakin mereka tanding tapi pada gak mau, akhirnya aku pulang dan ngelampiskan emosi aku ke samsak"

"Terus aku dapat telepon dari perusahaan aku yang ada di singapura, ada masalah di sana. Akhirnya aku ke sana, nasib sialnya pas sampe sana ponsel aku hilang gak tau ke mana"

"Ya udah aku beli ponsel baru, karena aku ingat kamu besoknya aku suruh orang buat ngecek cctv di sana dan aku tau itu hanya salah paham aja" jeda gibran

Shena masih mendengarkan perkataan gibran

"Tapi aku kepikiran gimana ya caranya biar kamu jadi milik aku seutuhnya terus aku putusin buat nikahin kamu"

"Setelah dapat izin dari papa kamu dan orang tua ku, aku selesain masalah perusahaan sama ngurusin segala macam buat pernikahan kita. Ya emang sih di bantu sama mama juga tapi tetap aku yang ngurus ini itu"

"Aku sengaja gak ngehubungi kamu biar kamu kangen sama aku" cengengesan gibran

"Jadi papa mama tau kamu di mana" kesal shena

"Iya mereka tau, aku yang nyuruh mereka biar gak kasih tau kamu" ucap gibran

"Jahat" shena memukul kencang dada bidang gibran

"Ampun sayang ampun"

"Kamu gak tau seberapa frustasinya aku kamu ngilang gitu aja hah" kesal shena

"Aku tau kok, aku tau apa aja yang kamu lakuin waktu aku gak di sini" gibran menahan tangan shena

"Gak percaya" shena mengarahkan pandangannya ke arah lain

Gibran menarik dagu shena agar melihatnya

"Sayang maaf ya" ucap gibran lembut

"Maaf ya udah buat kamu khawatir, maaf buat kamu nangis tiap malam di balkon, maaf gara-gara aku kamu jadi gak nafsu makan, maaf buat kamu sempat overthinking karena omongan miranda"

"Kamu tau" kaget shena

"Kan tadi aku udah bilang aku tau apa aja yang kamu lakuin selama aku gak ada"

"Aku suruh orang buat jagain kamu dari jauh, aku juga minta bantuan arkan, raka sama adit buat temenin kamu dulu"

"Iss kalian pada bohongin aku" sebal shena

"Biar surprise aku berhasil sayang"
Gibran mengecup pipi shena

"Jadi omongan miranda gak benar"

"Ya enggak lah itu dia bohong"

"Kamu dengerin aku ya. Aku gibran hermawan sampai kapan pun akan cinta dan sayang kepada satu wanita yang bernama shena adira. Gak ada yang bisa gantiin shena di hatinya gibran, gibran janji akan selalu menjaga shena dan juga akan selalu bersamanya sampai maut memisahkan" ucap gibran mantap

"Lucu banget sih suami aku" shena tersenyum manis

Gibran salting, wajahnya merona. Shena mengecup bibir gibran, pemuda itu tentu membalasnya dengan lumutan lembut yang berujung kasar.

Gibran melepaskan tautan bibir mereka.

"She boleh aku minta hak aku sekarang" ucap gibran lembut

Shena tersenyum manis, ia membelai pipi suaminya ini.

"Aku lagi dapat tamu bulanan"

"Hahhh"




Jangan lupa vote dan komen 🤍🤍

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang