Part 13🥀

877 64 15
                                    

Gadis cantik itu terlihat damai dalam tidurnya. Bibirnya pucat, luka di tubuhnya sudah di obati. Beruntung nyawanya masih bisa tertolong. Jika saja ia terlambat di bawa ke rumah sakit mungkin sekarang gadis itu sudah menyatu dengan tanah.

Kelopak mata pemuda yang sedari malam menunggu orang di hadapannya itu sadar terlihat menghitam. Ia tak tidur kembali, lebih tepatnya tak bisa tidur. Penampilannya seolah mencerminkan perasaannya, hancur.

Gemgaman tangan mereka tak pernah lepas, ia juga membubuhi dengan kecupan di punggung tangan gadis cantik itu.

"Kapan kamu bangun hm" ucap gibran
"Gak capek tidur terus, bangun ya sayang. Aku kangen suara kamu" sambung gibran

Tak lama jari-jari tangan shena bergerak, gibran yang melihat hal itu segera memangil dokter. Shena membuka kedua matanya, ia mengedipkan bola matanya lalu melihat beberapa manusia di ruangan itu.

"She" panggil gibran
Shena tersenyum. Gibran langsung memeluk erat shena ketika dokter sudah selesai memeriksanya.
"Akhirnya kamu sadar. Aku takut she" adu gibran

Shena hanya diam. Gibran melepaskan pelukannya.
"Mana yang sakit" tanya gibran lembut
Shena hanya menggelengkan kepalanya
"Kenapa kamu bawa aku ke sini, harusnya kamu biarin aja aku mati" ucap shena tersenyum

Gibran kaget mendengar ucapan shena. Di gemgamnya tangan shena.
"Maafin aku karena gak pernah tau sakit kamu she, maaf aku gagal jagain kamu" gibran menundukan kepalanya
"Kamu gak salah gib. Mereka yang jahat" ucap shena datar

Gibran mendekap kembali shena. Ia senang shena sadar. Beribu kata terima kasih ia ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Shena tidur kembali setelah makan dan minum obatnya. Satu hal lagi yang baru ia ketahui tentang shena. Shena di diagnosa mengalami depresi. Shena selama ini menutupi masalahnya dari gibran. Gibran merutuki kebodohannya.

Gibran meraih tangan shena. Di lihatnya bekas luka sayatan di sana, ia mendekatkan bibirnya dan mengecupnya. Gibran mengambil ponsel di kantong celana lalu mengarahkan kamera ponsel ke gemgaman tangan mereka. Foto tersebut di postingnya.

Sedangkan di tempat lain, sepasang manusia yang baru saja menikah terlihat sangat bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedangkan di tempat lain, sepasang manusia yang baru saja menikah terlihat sangat bahagia. Sang pria sedang merangkul pinggang istrinya dengan posesif. Ia berjalan di koridor rumah sakit.

Gibran tadi memberitahu keadaan shena ke bi inah, lalu bi inah terpaksa melaporkannya ke hendrik.

Tokk...tokkkk....
Suara pintu di ketuk. Karena tak ada jawaban, hendrik masuk ke ruangan itu. Ia melihat shena sedang melamun. Shena sendirian karena gibran izin pulang sebentar untuk mengambil bajunya dan baju shena.

"Haii shena" ucap hendrik
Karena merasa ada orang lain shena mengarahkan pandanganya ke orang itu
"Papa" guman shena
"Kenapa gak jadi mati. Harusnya kamu mati biar saya senang" sarkas hendrik
Shena diam. Dia masih takut dengan hendrik.

Hendrik mendekatkan dirinya ke arah shena. Shena ingin beranjak tapi tubuhnya masih lemas.
"Jangan takut sama saya. Saya hari ini tidak mood untuk memukul mu" ejek hendrik
"Saya ke sini ingin mengenalkan istri saya" sambungnya lagi

Terdengar decitan pintu terbuka, seorang wanita muda memasuki ruangan itu. Shena kaget, matanya melotot melihat siapa sosok di hadapannya.

"Hallo shena" sapa wanita itu dengan senyuman sinis
"Bellaaa" ucap shena gugup
"Ya ini gue. Mama tiri lo" ucap bella angkuh






Gimana gimana. Ada yang mau nampol bella gak nihh, atau ada yang mau nonjok hendrik ??

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang