Part 42🥀

1.1K 67 3
                                    

Minggu sore shena mengajak gibran untuk menemaninya ke makam ratih.

Shena sudah memaafkan kesalahan ratih, walau bagaimana pun ia tetap ibu kandung shena.

Sebuah makam tanpa nama terlihat di depan mata shena. Shena mensejajarkan posisinya. Gibran berada di samping shena ia merangkul pundak gadisnya.

"Assalamualaikum bu, ini shena anak ibu. Maaf shena baru datang sekarang. Ibu yang tenang ya di sana, shena udah maafkan semuanya" ucap shena pelan

Gibran mengusap punggung shena. Mereka lalu berdoa dan menaburkan bunga di atas makam itu. Setelah itu mereka pamit pulang.

"Ibu, kami pulang dulu. Nanti shena sering-sering main ke sini" ucap shena

Mereka beranjak dari pemakanan, sedari tadi shena menahan tangisannya, shena mencoba kuat menerima kenyataannya.

Gibran menjalankan mobil dengan pelan, tangan kirinya menggemgam tangan shena dan membawanya ke paha gibran. Sesekali di bubuhi dengan kecupan di punggung tangan shena.

"Mau ice cream gak" gibran mencoba mengalihkan kesedihan shena

"Mau" jawab shena cepat

Gibran tersenyum, ia membelokkan mobilnya ke taman yang cukup ramai. Mereka turun. Gibran mengemgam erat tangan shena. Mereka menuju kursi kosong di tengah taman itu.

"Kamu duduk sini ya, aku mau beli ice cream dulu di sana" tunjuk gibran

"Oke jangan lama-lama"

"Iya sayang" gibran mengecup pucuk kepala shena sekilas

Shena melihat gibran yang berjalan ke arah penjual ice cream, lumayan ramai yang mengantri. Shena memejamkan matanya menikamti angin sore di taman ini.

Cup

Benda kenyal terasa di bibir shena. Shena membuka matanya, si pelaku hanya cengengesan saja.

"Aku lama ya" tanya gibran

"Enggak kok" ucap shena

"Nih" gibran menyerahkan ice cream shena

"Wahh makasih" shena tersenyum

"Iya cantik"

Mereka lalu menikmati ice cream dengan tenang memandang taman di depan mereka.

Gibran melirik shena, ia terkekeh melihat shena yang makan ice crem berlepotan.

"Kebiasan" gibran mengusap ujung bibir shena dengan jempol tangannya

Shena tak perduli dengan apa yang dilakukan oleh gibran, ia hanya fokus ke ice cremanya saja.

Hari sudah beranjak malam, kedua insan itu memutuskan untuk pulang.

Brum brumm

Motor sport terhenti di parkiran rumah mewah, seorang lelaki masuk ke dalam rumah itu.

"Malam den" ucap pembantunya

"Malam bi" ucap lelaki itu

"Maaf den tadi ada paket buat aden tapi udah bibi taruh di kamar aben"

"Oh iya makasih bi"

Lelaki itu bergegas menuju kamarnya. Di buka pintu kamar, ia melirik sebuah amplop yang ada di atas mejanya.

Lelaki itu mendekat ke arah meja. Dengan cepat ia membuka amplop itu.

"BELLA ANJING" teriaknya

Ting tong ting tong

Suara bel tak sabaran terdengar di telingga wanita muda yang sedang memakai bathrobe itu, ia baru selesai mandi.

Ceklekk

Wanita muda itu membuka pintu.

"Haii sayang" sapanya manja

Lelaki itu masuk ke dalam apartemen si wanita.

"Kamu tau aja aku abis mandi" ucapnya dengan nada menggoda

Tadinya si lelaki ingin segera menampar wanita di depannya ini. Tapi melihat pakaian yang di gunakannya itu membuat hasratnya naik.

"Kamu gak kangen aku" ucap bella

Bella langsung mendorong arkan ke sofa, ia lalu duduk di pangkuan arkan. Bella meraba perut arkan merasakan roti sobeknya.

Arkan yang sudah kepancing langsung melahap bibir bella brutal, ia sejenak lupa tujuan awalnya.

Hmphh

Desah bella di sela ciumannya. Arkan langsung melepaskan bathrobe yang di pakai bella. Dengan tergesa-gesa arkan sudah meremas aset bella.

Sudah beberapa jam mereka main, sekarang arkan sedang merapikan pakaiannya. Arkan mengambil foto dari kantong jaketnya.

Takkk

Arkan melemparkan foto itu ke muka bella. Bella meringis tapi ia tetap mengambil foto tadi.

Seperti dejavu bella melotot menatap foto itu.

"Ini editan arkan" ucap bella cepat

"Editan lo bilang. Gue gak bodoh sampe gak tau mana yang editan mana yang asli" ejek arkan

"Percaya sama aku arkan" mohon bella

"Gue emang tau lo udah jebol tapi gue gak nyangka pas masih pacaran sama gue lo suka kasih lobang lo ke om-om" sarkas arkan

"Gue kira lo cuma ngasih lobang lo ke gue tapi ternyata sama papanya shena juga. Enak jadi istrinya om hendrik hahh" bentak arkan

Bella mencoba meraih tangan arkan tapi di tepis olehnya.

"Gue mau putus" ucapnya lantang

"Gak arkan aku gak mau" jawab bella cepat

"Gue gak perduli" arkan pergi meninggalkan bella

"ARKAN" teriak bella tapi tak dihiraukan oleh lelaki itu

Jangan lupa vote dan komen 🤍🤍

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang