"Sayang" sapa gibran masuk ke kamar shena
Shena sedang di kamar mandi dan tak mendengar suara gibran.
Gibran lalu duduk di tepi ranjang shena menunggu gadisnya keluar.
Aroma wangi vanilla tercium ketika seorang gadis melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi.
Gibran melongo melihat pemandangan di hadapannya.
Awalnya shena tak sadar dengan keberadaan gibran, tapi tak lama kemudian langkahnya terhenti.
"GIBRAN" teriak shena
Gibran gelagapan, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Kamu ngapain di sini. Keluar" teriak shena lagi
Tanpa kata gibran langsung beranjak keluar dari kamar shena.
Shena membanting pintu kamarnya dengan kencang.
Shena kesal, marah dan malu. Bagaimana tidak, gadis itu hanya memakai pakaian dalamnya.
Shena merutuki dirinya, kenapa ia hanya memakai bra dan cd saja sewaktu keluar tadi.
"GIBRAN MESUM" kesalnya
"Salah gue apa" monolog gibran yang menunggu shena di depan pintu kamarnya
Gibran masih teringat dengan kejadian tadi. Dia tersenyum senang.
Ceklek
Pintu kamar terbuka menampilkan shena yang telah rapi. Shena menatap datar gibran.
"Sayang" panggil gibran
Shena berjalan duluan, ia turun dan langsung menuju mobil gibran.
Gibran menghela nafasnya melihat shena acuh kepadanya, ia memasuki mobilnya.
Gibran terus menatap shena yang asik bermain dengan ponselnya.
"Baby" panggil gibran lembut
Shena tak perduli dengan gibran, gibran meraih tangan shena.
"Maaf ya. Aku tadi gak tau kamu keluar kayak gitu" ucapnya lembut
"Maaf sayang maaf" ucapnya lagi
Shena melepaskan tangannya, ia menatap keluar kaca.
"Sayang maaf. Aku janji gak akan masuk kamar kamu lagi tanpa izin" rayu gibran
Shena tak menghiraukan gibran, ia memasangkan earphone ke telinganya.
Selang beberapa menit, terdengar isak tangisan dari sampingnya. Shena menoleh.
Gibran menunduk, badannya bergetar dan bibirnya maju sedikit. Shena sebenarnya pengen tertawa melihatnya, tapi ia urungkan.
"Cengeng" ejek shena
Gibran mendongkakkan kepalanya, ia menatap dalam shena.
"Maaf...hikss...maafin..hikss..akuu..hikss sayang" ucap gibran menahan isaknya
"Ya udah" jawab shena ketus
Gibran semakin menangis mendengar nada ketus shena, ia langsung menyembunyikan wajahnya di ceruk leher shena.
"Udah sih jangan nangis" kesal shena
"Kamu masih...hikss...marah sama..hiksss..aku" ucapnya
"Enggak. Udah nangisnya, gak jalan-jalan ini" jengah shena
Gibran melepaskan pelukannya.
"Kamu masih marah buktinya nada kamu masih ketus gitu" ucap gibran
Shena menghembuskan nafasnya, lalu menangkup pipi gibran. Di hapusnya air mata yang tadi mengalir di pipi kekasihnya ini.
Cup
Cup
Cup
Cup
Cup
CupShena mencium dahi, kedua mata, pipi kanan kiri dan bibir gibran sekilas.
"Aku udah gak marah lagi" ujar shena
Gibran tersenyum senang, ia lalu mencium bibir shena lama. Setelahnya ia memeluk erat gadisnya ini.
"Aku malu gib" jujur shena
"Aku malu kamu lihat aku kayak tadi" lesu shena
Gibran mengusap punggung shena.
"Udah ya jangan malu. Anggap aja kejadian tadi gak ada" ucapnya
Shena menganggukan kepalanya. Lama terdiam, gibran bersuara.
"Tapi badan kamu mulus juga" jujur gibran
Shena langsung mengigit pundak gibran keras. Ia kesal.
"Aaww sakit sayang" adu gibran
"Bodo. Cepatan jalan" ketus shena
"Iya sayang iyaa"
Mereka samping di apartemen raka. Rencananya hari ini raka mengadakan pesta sebagai ucapan selamat datang arkan di kediamannya.
Lebay memang, tapi sebenarnya ia membuat ini agar arkan tak sedih memikirkan ibunya.
"Hai cantik" sapa adit ke shena
Gibran menatap tajam adit, si pelaku hanya cengengesan.
"Masuk sini she gib" ajak raka
"Hai arkan" sapa shena
"Hai shena, haii gibran" jawab arkan
Shena duduk di samping arkan, awalnya gibran ingin protes tetapi tak jadi melihat wajah shena tak bersahabat.
Mereka makan dengan di isi canda tawa. Shena memperhatikan arkan.
"Arkan" panggil shena
"Iya she kenapa" jawab arkan
"Maaf ya" ucap shena
Arkan mengerutkan dahinya, bingung kenapa shena meminta maaf kepadanya. Begitu juga dengan yang lain.
"Maaf karena papa aku yang udah ngelaporin papa kamu ke pihak berwajib" ucap shena
Gibran yang paham langsung menjelaskan kejadian sebenarnya, ia juga meminta maaf karena papa jeleknya itu terlibat melaporkan dimas.
Arkan tersenyum, ia sekarang tak mempermasalahkan.
"Aku malah mau ucapin makasih buat papa kamu dan papanya gibran she. Karena mereka udah ngelakuin hal yang benar" ujar gibran
Mereka semua tersenyum mendengar perkataan arkan. Arkan telah berubah batinnya.
*mungkin part kali ini author banyak menggunakan kata maaf. Sama kayak mereka, author mau ngucapin maaf buat kalian semua. Maaf ya kalo ceritanya membosankan, maaf kalo alur ceritanya gak menarik. Author berusaha memberikan yang terbaik untuk kalian.
Jangan lupa vote dan komen 🤍🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE [END]
Romance[HAPPY END] [Follow Author] [17+ mohon maaf jika ada kata-kata kasar] Shena Adira. Gadis cantik berumur 17 tahun yang terkenal dengan pribadi yang pendiam, dia memiliki satu orang sahabat yang bernama Gibran yang sudah bersamanya sejak kecil. Shena...