Part 68 🥀

896 69 20
                                    

Brukkk
"Setan monyet kera bunting" ucap adit kaget

Gimana gak kaget, pintu kafe terdengar nyaring karena di banding oleh gibran.

"Lo kenapa sih njir asal banting pintu aja, untung gak rusak tu pintu" keluh adit

Gibran diam, ia mengatur nafasnya.

"Lo kenapa" tanya arkan

"Ayok boxing" ajak gibran

"Ogah yang ada gue babak belur kalo tanding sama lo" tolak raka

"Sama gue juga ogah. Kasian pipi imut gue" ucap adit

"Lo tau keadaan gue" ucap arkan

"Gue pengen nonjok orang" ujar gibran

"Samsak aja noh" saran raka

Gibran berdiri dan beranjak pergi dari sana. Mereka bertiga heran melihat kelakuan temannya itu.

"Itu anak kenapa dah" ucap raka

"Tauk. Udah yok main monopoli lagi" ajak adit

Gibran pulang ke rumahnya, tanpa ganti baju ia langsung menuju ruangan gym yang berada di rumahnya.

Gibran terus memukul samsak yang bergantung di sana, ia menyalurkan semua emosinya kepada samsak itu.

Cukup lama gibran melakukan itu dering nada telepon terdengar.

"Hallo" ucap gibran

"....."

"Saya segera ke sana" ucapnya

Pria itu langsung menuju kamarnya dan bersiap-siap pergi ke suatu tempat.

Beberapa jam kemudian

Tutt..tutt..
Sudah beberapa kali shena menelpon gibran tapi nomornya selalu tak aktif. Shena menyesal karena tadi telah membentak dan menghiraukan gibran.

Tadi shena sempat ke rumah tunangannya itu tetapi kata pelayan prianya tidak berada di rumah. Shena juga pergi ke cafe milik arkan. Mereka mengatakan jika gibran hanya sebentar dan mengajak boxing.

Shena sekarang berada di rumah pohon, pikirannya menerka di mana pria itu. Shena hanya bisa berharap besok dia bisa bertemu kembali dengannya.

Sudah beberapa minggu gibran menghilang, tak ada kabar satu pun dari lelaki itu. Shena sudah menghubunginya puluhan kali tetap saja nomornya tak aktif.

Shena juga menghubungi semua media sosial milik gibran, tetapi tetap saja tak ada balasan satu pun darinya.

Shena pernah menghubungi orang tua gibran tetapi mereka juga tidak tau di mana anaknya itu.

Shena lemas sekali, ia rindu gibran. Lelaki yang selalu ada untuknya kini entah berada dimana. Hal pertama kalinya gibran seperti ini. 

Raka dan adit yang melihat shena sendirian di taman kampus menghampirinya.

"She" panggil raka

Shena mengalihkan pandangannya dari foto gibran yang  berda di ponselnya ke arah mereka.

"Gibran masih belum ada kabar" tanya adit

"Iya" ucap shena singkat

Raka dan adit prihatin dengan keadaan shena, ia terlihat lebih kurus dari biasanya, kantong matanya menghitam dan wajahnya lesu.

Mereka telah mengetahui permasalahan yang terjadi antara shena dan gibran. Pantas saja beberapa waktu yang lalu gibran datang ke cafe dengan penuh amarah.

"Itu anak di mana ya" ucap adit

"Gue juga gak tau dit, dia gak ada kabar sama sekali" lesu shena

"Pada nyariin gibran ya" ucap seorang perempuan

Mereka bertiga menoleh ke sumber suara. Miranda berdiri dengan wajah songongnya.

"Apa urusannya sama lo" tanya raka sewot

"Santai dong. Gue tau di mana gibran" ucap miranda

"Gibran di mana" tanya shena cepat

"Gue gak akan kasih tau lo" miranda tersenyum sinis

"Gue cuma mau sampein pesan aja, gibran tadi bilang kalo dia mau putus sama lo shena" ujar miranda

"Jangan main-main lo" marah adit

"Kalo gak percaya ya udah. Oh iya gue juga mau bilang gibran udah bahagia sama gue" ucap miranda lalu pergi

Shena lemas mendengar perkataan miranda. Benerkah gibran memutuskan hubungannya. Benarkah gibran meninggalkannya.

Shena menangis, ia tak sanggup pisah dengan gibran. Shena sangat mencintai gibran.

"She tenang she, jangan percaya gitu aja sama dia" hibur raka

"Iya she bisa aja dia ngarang cerita" ucap adit

"Gibran gak ninggalin gue kan" tanyanya ke adit dan raka

"Enggak she, gak mungkin gibran kayak gitu" raka menyakinkan shena

"Udah she percaya aja sama hati lo she" ucap adit

Hayo loh gibrannya ngilang kemana 😀
Kira-kira benar gak nih apa yang di omongin sama miranda
Setuju gak kalo shena dan gibran putus

Jangan lupa vote dan komen 🤍🤍

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang