Part 33🥀

967 52 3
                                    

Sebuah mobil berhenti di depan mansion mewah bernuansa eropa klasik, beberapa orang di dalam mobil itu turun.

Sebuah mobil berhenti di depan mansion mewah bernuansa eropa klasik, beberapa orang di dalam mobil itu turun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Welcome to mahendra house" ucap gina tersenyum ke arah shena

Shena hanya menganggukan kepalanya. Gina menuntun shena masuk sedangkan gibran membawa tas shena.

Shena di bawa ke kamarnya. Ia memang mempunyai kamar di rumah gibran karena dulu ia pernah menginap di sini. Tak banyak yang shena bawa karena semua perlengkapannya sudah disiapkan oleh gina.

 Tak banyak yang shena bawa karena semua perlengkapannya sudah disiapkan oleh gina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masih butuh apa lagi sayang" ucap gina

"Enggak ada ma, ini udah cukup kok" balas shena

"Ya udah kamu istirahat ya, papa mama mau ke kantor dulu" ucap wira

"Iya pa ma"

Gibran yang dari tadi diam kini tersenyum, akhirnya tak ada yang mengganggu waktunya dengan shena.

"Lo kenapa senyam senyum gitu, kesambet lo" ejek wira

"Bukan pa tapi senang aja karna bebas dari muka jelek papa" balas gibran

"Anak setan lo" kesal wira

"Bearti papa setan dong" ejek gibran

"Maa anak mu pengen tak buang ke kandang harimau" adu wira

"Udah udah. Shena perlu istirahat" lerai gina

Gina menarik wira keluar menginggalkan gibran dan shena.

"Sayang" rengek gibran

"Kenapa" tanya shena

"Kangen" rengek gibran kembali

Takkk
Shena menyentil jidat gibran

"Ih kok di pukul sih" gibran mengelus jidatnya

"Ya kamu aneh kan kita dari kemarin bareng"

"Tapi ada mama papa, aku gak bebas berduaan sama kamu" cemberut gibran

Shena terkekeh ia lalu melepaskan pelukannya. Shena berjalan mendekati ranjang.

"Kok di lepas sih" kesal gibran

"Sini" ucap shena sambil merentangkan kedua tangannya

Gibran beranjak menaiki ranjang dan masuk ke dalam dekapan shena. Ia bersyukur shena baik-baik saja.

"Aku besok boleh sekolah ya" pinta shena

"Iya boleh" ucap gibran

"Sekarang bobo, aku temenin" ajak gibran

Gibran menarik selimut untuk menutupi dirinya dan shena. Shena tersenyum di pelukan gibran, ia nyaman berada di sana.

Di tempat lain sepasang suami istri yang baru sampai di kantor sedang menunggu kedatangan seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di tempat lain sepasang suami istri yang baru sampai di kantor sedang menunggu kedatangan seseorang.

Tok tokk tokkk

Pintu terbuka menampilkan seorang pemuda masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Bagaimana" tanya wira

"Saya sudah tau keberadaanya pak" kata pemuda itu

"Bagus. Besok temani saya ke sana" ucap wira

"Baik pak. Apa ada yang masih saya kerjakan pak" tanya pemuda itu

Wira mengeluarkan beberapa foto dari laci meja kerjanya. Gina memperhatikan interaksi kedua orang itu.

"Kamu cari tau siapa yang telah mengedit foto ini" wira menyerahkan foto

"Baik pak" pemuda itu pamit mengundurkan diri

Gina mendekati wira dan memeluknya.

"Aku gak sabar pa ketemu wanita itu" ucap gina

"Iya ma sebentar lagi kita akan bertemu dengannya"

"Mama pengen cakar mukanya pa, terus mama pengen mutilasi badannya"

"Widih istri gue kejam amat"

Mereka lalu tertawa membayangkan apa yang harus dilakukan pada wanita itu. Wanita yang menjadi sumber kesedihan shena.



Jangan lupa vote dan komen🤍🤍

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang