Part 19🥀

891 61 5
                                    

Gibran mencerna perkataan dina tadi. Sekarang mereka berada di sebuah restoran. Shena sedang menatap jalanan dari jendela di sampingnya. Gibran membulatkan tekad untuk memberitau shena tentang perasaannya hari ini.

"Lihatin apa sih serius banget" tanya gibran"Cuma jalanan kok" balas shena"Masih jam segini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lihatin apa sih serius banget" tanya gibran
"Cuma jalanan kok" balas shena
"Masih jam segini. Ke timezone mau?" Ajak gibran
"Ayokk" jawab shena semangat

Gibran tersenyum, mereka lalu menuju ke salah satu mall terbesar di Jakarta. Mereka bermain dengan bahagia disana. Setelah selesai bermain, mereka menuju kedai es krim, shena itu maniak es krim. Dulu sewaktu kecil ia sering sakit karena kebanyakan makan es krim. Gibran kecil selalu memarahinya.

"Ingat gak dulu kamu sering sakit gara-gara kebanyakan makan es krim" tanya gibran
"Ingat lah. Kamu kan marah terus tau aku sakit gara-gara makan ini" ucap shena
"Kamu sih bandel" ucap gibran
Setelah itu mereka melanjutkan nostalgianya.

"Mau kemana lagi" tanya gibran
"Hmm museum yuk" ajak shena
Inilah salah satu alasan gibran menyukai shena, jika wanita lain lebih memilih belanja apalagi sekarang mereka ada di mall tetapi shena lebih memilih main timezone, ice skating atau makan es krim saja. Shena lebih suka seni dibandingkan berbelanja seperti itu.

Mereka memasuki sebuah museum. Terlihat orang-orang sedang menikmati  beberapa lukisan di sana. Begitu juga dengan gibran. Ia serius melihat hasil karya yang di pertontonkan pemiliknya.

Mereka berkeliling sesekali berpendapat tentang hasil karya yang dilihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berkeliling sesekali berpendapat tentang hasil karya yang dilihatnya. Setelah lelah berkeliling mereka beranjak pergi dari sana.

Gibran dan shena menghabiskan sisa waktu di rumah pohon. Shena sedang merebahkan tubuhnya di kasur yang terdapat di rumah pohon itu. Gibran terlihat gelisah.

"Kamu kenapa" tanya shena yang melihat gibran dari tadi berdiri

Gibran menghempuskan nafasnya, tangannya dingin, keringat mulai mengalir di pelipisnya.
"She" panggil gibran lembut
"Hm" jawab shena
"Ada yang mau aku omongin sama kamu"
Shena duduk dan bersandar di kepala ranjang seolah memberitahu gibran ia siap mendengar perkataan gibran.

Gibran menaiki ranjang, di raihnya tangan shena, ia menyatukan jari-jari tangan shena dengan tangannya.
"Aku mau bilang sesuatu sama kamu"
"Apa" tanya shena penasaran
"Semoga setelah ini kamu enggak ngejauhin aku" ucap gibrann
"Iya" jawab shena cepat

"Aku sayang sama kamu" ucap gibran lembut
"Aku juga sayang sama kamu" balas shena
"Aku bukan sayang seperti yang kamu maksud she. Aku...." gibran menghembuskan nafasnya
"Aku cinta sama kamu" ucap gibran lembut dan tersenyum manis

Deg
Jantung shena berdetak kencang, ia paham perkataan gibran.
"Gibran" gumam shena
"Aku udah cinta sama kamu sejak kita kecil she, aku tau kamu cuma anggap aku sahabat dan kakak kamu. Tapi inilah perasaan aku yang sebenarnya she" jelas gibran
"Aaakuuu...." shena gugup ia tak percaya

Setelah beberapa detik diam, shena melanjutkan perkataannya.
"Maaf gib, kamu tau siapa yang masih berada di hati aku" ucap shena pelan
Gibran mematung, ia sudah menduga hal ini
"Iya aku tau she. Tolong yang tadi jangan terlalu kamu pikirkan. Aku hanya ingin kamu tau perasaan aku. Maaf buat kamu gak nyaman"
"Tapi tolong izinkan aku memperjuangkan rasa cinta ini ke kamu" gibran tersenyum kecut

Shena hanya menganggukan kepalanya. Ia bingung harus berkata apa. Ternyata orang yang sudah dianggapnya sebagai kakak dan sahabat, mencintainya.


Kalian tim mana nihhh
Tim Shena & Arkan
Tim Shena & Gibran
Atau
Tim Arkan & Bella

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang