Di lain tempat sekumpulan anak muda sedang asik bermain dan bercanda gurau, tak ada dendam atau masalah di antara mereka.
"Curang lo" kesal adit
"Mana ada lo aja yang bego main gitu aja gak bisa" ejek raka
"Sembarangan kalo ngomong, gue jago ya main ini" elak adit
"Nyenyenyee" raka tak percaya
Lain hal dengan kedua pemuda yang lain mereka sedang mengobrol di selipi guyonan.
Dan gadis cantik satu-satunya di sana anteng tertidur damai di paha sang kekasih.
Tangan gibran sedari tadi tak berhenti mengelus pucuk kepala shena.
Walaupun arkan tak dapat melihat tapi ia bisa rasakan betapa pulas shena tidur.
"Gib" panggil arkan
"Gue titip shena ya. Jangan sakiti dia, cukup gue aja yang bikin dia sakit hati" ucap arkan
"Pasti. Shena cinta pertama gue dari kecil gue udah sayang sama dia" ucap gibran
"Sorry dulu gue pernah ngerebut shena dari lo"
"Udah berlalu juga bro. Shena juga sekarang sama gue" gibran tersenyum
Drtt drttt
Bunyi ponsel adit berhasil menghentikan aktivitas mereka. Adit menjawab panggilan masuk itu.
"Hallo siapa ya" tanyanya langsung
"......."
"Haa" kaget adit
"......."
"Baik kami ke sana" ucap adit
Muka adit pucat, ia menatap teman-temannya.
"Lo kenapa" tanya raka
"Bella"
"Bella kenapa. Lo mau po dia" ucap raka santai
"Bukan bego" kesalnya
"Bella sekarat sekarang ada di rumah sakit" ucap adit cepat
Seketika ketiga pria itu kaget, mereka segera bersiap menuju ke rumah sakit.
"Sayang bangun yuk" ucap gibran
Shena yang tidurnya terusik membuka matanya, sementara raka membantu arkan ke kursi rodanya.
"Hm" shena mengucek matanya
"Matanya jangan di gituin sayang" gibran menahan tangan shena
Shena duduk, gibran merapikan rambut shena.
"Bella masuk rumah sakit, kita ke sana ya" ucap gibran
"Bella sakit apa" tanya shena
"Aku juga gak tau tadi adit dapat telpon katanya di suruh ke sana" jelas gibran
"Udah yuk berangkat" ajak raka
Shena yang masih ngantuk, menahan tangan gibran.
"Gendong" rengeknya
Gibran tersenyum, ia lalu menggendong shena ala koala.
"Anjir masih sempat bucin" sindir adit
"Iri aja lo jomblo" ejek gibran
Tak selang lama mereka sampai di rumah sakit dan langsung menuju ruang rawat bella.
Begitu sampai sudah terlihat beberapa anggota keluarga bella di depan ruang isolasi itu.
"Assalamualaikum" sapa gibran
"Waalaikumsalam" jawab mereka kompak
"Alhamdulillah kalian udah datang" ucap papa bella
"Bella gimana keadaanya om" tanya raka
"Kondisinya semakin parah, kita doakan yang terbaik untuk bella"
"Bella sakit apa om" tanya shena dengan polosnya
Papa bella tersenyum ke arah gadis cantik ini.
"Bella terkena AIDS stadium akhir" ucap si pria pelan
Mereka semua terkejut termasuk keluarga bella kecuali papa dan mamanya.
Arkan membisu. Apakan nasibnya berakhir seperti bella, pikirnya.
Dokter keluar dari ruangan itu, mereka semua sontak menoleh.
"Bella ingin bertemu dengan kedua orang tuanya, arkan dan shena" ucap si dokter
Mereka lalu masuk dengan pakaian khusus. Shena menangis melihat keadaan bella.
Bella semakin melemah, ia mencoba tersenyum.
"Mama papa" lirihnya
"Anak ku"
"Maafin bella paa maa. Maafin bella belum bisa jadi anak yang baik buat mama papa"
"Papa mama udah maafkan kamu sayang" ucap mamanya bella dengan suara serak
"Papa juga mau minta maaf sama kamu nak, kami jarang memperhatikan kamu" sedihnya
"Gapapa bella ngerti kok" ucap bella
"Arkan" panggil bella
Shena mendorong arkan ke samping ranjang bella
"Maafin gue ya. Maaf udah main belakang dari lo, makasih juga udah pernah jadikan gue pacar lo. Gue sayang sama lo" ucap bella
"Gue juga minta maaf bell pernah jadiin lo pemuas nafsu gue" ucap arkan
"Gapapa. Gue sekali lagi mau minta maaf mungkin lo tertular HIV juga" lirih bella
Arkan tersenyum
"Iya memang gue kena HIV tapi dengan adanya ini semua buat gue sadar atas semua kesalahan gue" ujar arkan
Bella beralih menatap shena, ia tersenyum melihat shena yang telah menangis ini.
"Shena" panggil bella
"Maafin gue ya, maaf udah jahat sama lo. Gue sering bully lo, maaf ya. Sampaikan permintaan maaf gue ke papa lo juga ya she, maaf karena mempermainkan perasaan tulusnya" ucap bella
Shena semakin menangis, ia tak sanggup melihat bella seperti ini.
Deru nafas bella semakin tak beraturan. Bella tersenyum menatap mereka.
"Sekali lagi aku mau minta maaf untuk semua kesalahan aku, aku tau aku sering menyakiti kalian semua. Terima kasih pernah ada dalam kehidupan ku. Aku pamit"
Setelah mengatakan perkataan itu, detak jantung bella melemah, ia memejamkan mata untuk selamanya.
Isak tangis terdengar jelas di dalam ruangan itu, shena tak kuat, ia bergegas keluar.
Shena berlari ke arah gibran, ia menangis kuat di pelukan kekasihnya ini.
Jangan lupa vote dan komen 🤍🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE [END]
Romance[HAPPY END] [Follow Author] [17+ mohon maaf jika ada kata-kata kasar] Shena Adira. Gadis cantik berumur 17 tahun yang terkenal dengan pribadi yang pendiam, dia memiliki satu orang sahabat yang bernama Gibran yang sudah bersamanya sejak kecil. Shena...