Part 37🥀

1K 55 2
                                    

Hari ini shena dan gibran sudah kembali ke rumah. Perihal gibran yang mengajak menikah tentu di tolak oleh shena. Masih sekolah katanya.

Mereka sampai di rumah ketika sudah menjelang malam. Wira dan gina yang sudah pulang dari luar kota menyambut kedatangan mereka.

"Gimana liburannya" tanya gina ke shena

"Seru ma" jawab shena

"Muka lo kenape kusut gitu" ucap wira ke gibran

"Gibran di tolak pa" ujar gibran lesu

"Di tolak apa. Emangnya kamu ngapain" tanya gina

"Gibran ngajak shena nikah tapi di tolak" ucap gibran

"Hahaha kecebong gue kasian" wira tertawa keras

"Lagian lo sok banget masih sekolah juga maen ngelamar anak orang" ejek wira

"Iya nak kalian masih muda" kata gina

"Benar shena mending lo tolak ajak anak gue. Enak aja ini orang ngajak nikah" ejek wira lagi

Shena hanya menunduk, ia malu. Gina mengelus rambut panjang shena. Ia paham shena sedang malu.

"Udah udah kasian shenanya malu"

Gibran menatap shena, ia lalu meraih tangan shena.

"Ke kamar yuk yang" ajaknya

"Heh mau ngapain lo" cegah wira

"Apa sih pa, gibran nyuruh shena istirahat pasti dia capek" kesal gibran

"Oh kirain mau mempercepat proses gibran junior" jawab wira santai

"Papaaa" gina lalu mencubit keras perut wira

"Marahin aja ma, kalo ngomong gak pernah di filter dulu" kompor gibran

"Aww ampun ma ampun" mohon wira

Gibran menuntun shena ke kamar milik shena. Barang-barang mereka sudah di bawa ke kamar oleh pelayan gibran.

"Istirahat ya" gibran mengelus kepala shena

"Iya kamu juga" jawab shena lembut

"Good night mine" gibran mengecup pelipis shena

"Good night my love" ucap shena lalu mengecup pipi gibran

Gibran tersenyum ia lalu berjalan ke kamarnya yang terletak di sebelah kamar shena.

Ke esokaan harinya shena dan gibran kembali ke sekolah. Sekarang mereka sedang mendengarkan penjelasan dari guru.

Shena melirik gibran yang duduk di sebelahnya. Gibran yang sadar di tatap shena langsung bertanya.

"Kenapa hm"

"Aku ke toilet sebentar ya"

"Mau aku temenin"

"Gak usah bentar doang kok"

Gibran menganggukan kepalanya. Shena izin keluar dengan guru yang mengajar di depan kelas. Shena sedikit berlari ke arah toilet.

Dari balik jendela di kelas lain, arkan melihat shena sendirian. Ia mempunyai ide.

Arkan izin ke guru kelasnya, ia menghampiri shena. Shena keluar dari dalam toilet, ia terkejut melihat arkan berada di sana.

"Hai mantan" sapa arkan

Shena tak menjawab, ia bergegas untuk pergi tapi tangannya ditahan oleh arkan.

"Mau kemana sih buru-buru banget" tanya arkan

"Lepas" ucap shena dingin

"Waw udah berani ternyata" arkan mendekati shena

"Mau apa" ucap shena takut

"Mau tubuh lo" arkan tersenyum sinis

Shena memberontak, ia menendang kaki arkan. Arkan meringis sebentar.

"Kurang ajar lo" marahnya

Shena hendak keluar tapi lagi-lagi dicekal oleh arkan.

"Lo gak akan bisa keluar sebelum lo puasin gue dulu" sinis arkan

"Gak mau" tolak shena lantang

"Ayo lah she, gue dari dulu ngincer tubuh lo. Lo jadi fantasi liar gue" ucap arkan

Shena jijik mendengarkan perkataan arkan, ia mencari cara agar bebas dari lelaki mesum ini.

Arkan memajukan bibirnya ke leher jenjang shena, tangan shena masih di cekal oleh arkan.

Shena menahan suaranya ketika arkan sudah menempelkan bibirnya ke leher shena.

Dukk

"Aawww" ringis arkan

Cekalan tangan shena terlepas, ia bergegas berlari. Arkan memegang asetnya, ia meringis akibat di tendang oleh shena.

"Shena awas lo" teriak arkan


Jangan lupa vote dan komen 🤍🤍

PROMISE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang