18 Tahun kemudian
Suasana diperlihatkan Rebecca sedang menatap kosong seluruh wilayah Karkaroff dari atas sebuah bukit yang tinggi.
Tak lama kemudian,datanglah seorang pemuda yang tampak ngos-ngosan ketika sampai disana. Ia tak lain adalah Gibran yang kini sudah berusia 25 tahun.
"Huh..huh..huh.. ibuuuuuuu" Rengek pemuda itu.
"Jika ingin mengeluh pergi saja" seru Rebecca singkat.
Gibran sambil tersenyum berjalan dan berdiri disamping sang ibu yang kini lebih pendek darinya."Aku ingin menjadi seperti ibu" ujar Gibran sambil ikut menatap seluruh Karkaroff.
"Kenapa kau ingin menjadi sepertiku?" Tanya Rebecca.
"Ibu masih cantik walau aku sudah dewasa,dan sekarang ibu terlihat seperti seusiaku"Rebecca tak menanggapi perkataan anaknya dan terus melanjutkan kegiatannya tadi.
Gibran yang melihat ibunya bersikap begitu pun langsung menggenggam tangan sang ibu dengan erat.
"Apa yang kau lakukan? lepaskan!!" Suruh Rebecca saat merasa tangannya digenggam.
Walau begitu,Gibran tak merespon dan tetap menggenggam tangan ibunya walau Rebecca sudah menarik narik tangan Gibran."Kenapa aku harus berbeda denganmu?aku ingin menjadi seperti mu sungguh...aku tak ingin sama dengan manusia" ujar Gibran lagi
"Jadi selama ini kau menganggap ibu apa?"
"Kau adalah ibuku"Mendengar hal itu Rebecca menjadi sedih dan menatap wajah putranya yang menunduk itu.
"Pernahkah kau berpikir akan menjadi pemilik dari Negeri ini ?" Tanya Rebecca
Bingung dengan pertanyaan sang ibu Gibran pun balik menatap wajah sang ibu.
"Ayahmu salah satu orang yang berada di negeri ini,jika suatu hari nanti ibu menghilang,kau harus menemukan ayahmu" sambung Rebecca.
"Jika aku ikut denganmu?"
"Lihatlah kesana" suruh Rebecca sambil menunjuk kearah bangunan yang paling besar dari yang besar."Istana?" Tanya Gibran bertambah bingung.
"Tempat itu adalah tempat dimana pemilik negeri ini berada. Yaitu Raja Einstein" sambung Rebecca lagi.
"Lalu?apa hubungannya dengan ku"
"Pemilik negeri ini selanjutnya bukanlah Raja,tapi seorang Ratu. Wanita yang akan menjadi ratu adalah Takdirmu ""A-apa maksud mu ibu?"
"Kau ingin mempelajari ilmu pengobatan kan? pergilah untuk menjadi dokter terhebat yang pernah ada." Ujar Rebecca sambil memegang pipi anaknya itu."Lalu ibu akan bagaimana?"
"Hey!!!apa kau lupa ibu ini apa?"
"Eumm..bukan manusia?"
"Aku ini ibumu" kata Rebecca tersenyum dan pergi dari puncak bukit itu.Gibran pun dengan bahagia dapat belajar lebih banyak lagi segera mengemas barang barangnya dan bersiap untuk pergi.
Ia mencari-cari keberadaan sang ibu didalam tapi tak ada. Gibran pun menulis surat dan ditinggalkan nya diatas meja untuk sang ibu nanti.Gibran pun untuk pertama kalinya menuruni gunung yang ia tinggali sejak ia lahir. Ia tampak bahagia saat berhasil sampai dibawah.
Rebecca yang melihatnya dari atas gunung pun menyapu air mata nya dan tersenyum melihat putra satu satunya terlihat bahagia.
Terlepas dari seorang Gibran, di istana, tampak seorang gadis cantik yang sedang berjalan sempoyongan mengikuti sang Ratu.
"Cepat Kanarin!!!jangan berjalan begitu,ayooo badanmu harus tegak" Bentak sang Ratu.
Walau sudah dibentak sang ibu,gadis itu, yaitu Putri kanarin tak melakukan yang disuruh sang ibu. Ia tetap saja berjalan membungkuk.
Dari sisi lain ,ada Seorang gadis lagi yang tak kalah cantik, rambutnya terurai dengan dihiasi Tiara yang ada diatas kepalanya. Berbeda dengan Kanarin, gadis itu yaitu Putri Sekarsha,ia berjalan tegap dan tangan yang sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Or Kingdom
Historical Fiction⚠️Semua pict yang ada di cerita ini real editan sendiri!!! Dilarang mengambil tanpa ada persetujuan "Kukira aku memiliki segalanya dengan menjadi penguasa,padahal perkiraan ku seutuhnya salah..." Kanarin Einstein (Jennie Kim) adalah Putri Kerajaan K...