Kebahagiaan dalam diri

140 18 18
                                    

5 hari menuju pernikahan sang Ratu, namun itu sudah seperti 1 hari lagi. Rakyat Karkaroff yang sudah tau pun kompak menghias rumah mereka masing masing sehingga kota terlihat begitu indah dari istana.

Mereka bersorak bahagia mengingat Ratu mereka kini tidak akan sendiri lagi dan mereka akan segera memiliki seorang Raja

Pesta itu akan sangat besar karna banyak pejabat yang campur tangan kedalam nya. Tiap hari nya Ratu maupun Gibran dihadiahi berbagai macam barang mewah dan ada yang langka dari para pejabat.

Gibran sampai menyuruh banyak pelayan untuk membawa hadiah yang diterima nya kepada sang Ratu. Mereka selalu membukanya bersama.

Sementara itu Sang jenderal,ia kini lebih berada diluar istana,walaupun sudah mengikhlaskan nya,hati yang sakit tidak bisa disembunyikan.

Ia memilih memakai setengah prajurit Gibran yang kini menjadi miliknya untuk melakukan hal yang ia impikan sejak dulu.

******

Hari ini panas,Sang Ratu terlihat sedang menatap wilayah kekuasaan nya itu dari teras atas kamarnya. Dengan dikawal oleh Vanka dan beberapa prajurit dibelakang nya, seseorang datang.

Mendekat dan menyebut nama nya. Dengan segera gadis itu menoleh yang ternyata adalah Dokter Samar dan Pak Sam yang memegangi nya.

Vanka dan prajurit yang mengawal sang Ratu pun segera membungkuk memberi hormat pada Sang Dokter

Pria itu tampak sangat kesulitan berjalan sampai pak Sam disamping sangat serius menjaganya. Tentu saja karna umurnya yang sudah lanjut.

Mata Sang Ratu perlahan membesar,ia sangat terharu melihat orang yang selalu menolong nya dulu sudah lebih baik sekarang. Ditambah lagi pria itu akan menjadi ayah mertuanya.

"Tuan...kenapa kau datang kesini,aku bisa mengunjungi mu jika kau meminta" Seru Kanarin menggenggam tangan keriput itu.

"B-bagaimana mungkin Yang mulia....apa pantas orang sepertiku meminta mu datang sesuka hati ku" Balas Dokter Samar.

"Kau pasti kesulitan menaiki tangga"

Sang Dokter menggeleng pelan dengan senyuman diwajahnya. "Itu sama sekali tidak terasa Yang Mulia karna tujuanku adalah dirimu,aku datang bukan untuk meminta,tapi aku ingin meminta izin padamu"

Kanarin memasang wajah rasa ingin tau nya, ia dengan seksama menunggu ucapan Pria itu.

"Aku sudah cukup lama menumpang di istana sampai bosan rasanya,kini keadaan ku sudah lebih baik...tolong perintahkan aku untuk meninggalkan istana dan pergi ke makam istriku,aku merindukan nya"

"Aku mengerti...tentu aku akan membiarkan mu melakukan nya,tapi tidakkah kau ingin mengatakan sesuatu tentang pernikahan ku paman?"

Sang Dokter terkekeh saat mendengar kalimat terakhir sang Ratu yang menyebut nya dengan kata "Paman"

"sudah lebih 20 tahun aku kembali mendengar seseorang memanggil ku dengan sebutan Paman,aku ingat dulu ada seorang gadis yang suka melakukan nya"

Tau dirinya disindir,Sang Ratu tersenyum malu...tidak disangka ia akan mengatakan Sesuatu yang berkesan di masa lalu nya.

"Aku tidak ingin mengatakan apa apa Yang Mulia... tapi ingatlah pesanku ini,jangan menjadi lemah hanya karna cinta. Dirimu tetap dirimu dan lakukan apa yang menurut mu benar,itu lah gadis yang kukenal dulu" Sambung pria tua itu tegas.

Mata itu perlahan berkaca kaca hingga ketika akan jatuh,Sang Ratu langsung membalikkan tubuhnya. "Terimakasih dokter samar,jasa mu akan selalu kuingat...pergi!! Dan temani nyonya Rebecca istirahat" Ucap Sang Ratu.

Love Or KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang