"Lebih baik begini"

312 49 3
                                    

Kanarin membuka matanya dan mendapati dirinya diatas ranjangnya. Saat ia mencoba beranjak dari sana, kepalanya tiba tiba sakit.

     Ia pun mengurungkan niatnya dan kembali berbaring. Ia bingung bagaimana bisa ia berada disini.

    Tak lama kemudian, terdengar seseorang membuka pintu kamarnya. Menyadari itu,gadis itu langsung kembali menutup mata nya.

     Ternyata itu adalah Andrew yang datang dengan membawa sup dan obat. Ia meletakkan nya disamping Kanarin.

     Bukannya pergi, Andrew malah duduk disana membuat Kanarin sedikit jengkel. Tanpa menyadari Kanarin sudah terbangun, Andrew dengan polosnya berkata

" Nona, oh tidak, haruskah kupanggil Putri? Sesuatu terjadi di Karkaroff.  Putri Sekarsha berani mengumumkan kematian mu dan kini ia diangkat menjadi pewaris tahta"

     Mendengar itu, Kanarin kaget dan langsung bangun dari tidurnya. Tentu saja Andrew terdiam berharap Kanarin tidak bangun karna ucapannya.

     "N-nona? K-kau sudah sadar?"
     "Apa maksud ucapanmu tadi Andrew, jelaskan padaku!!"

    "Astaga...matilah aku" Batin Andrew.

    "Ucapanku?kau mendengar nya Nona?"

    Kanarin langsung mengangguk membuat Andrew terus bertengkar dengan hatinya.

    Mumpung sudah terlanjur, Andrew pun memberanikan diri untuk membujuk gadis itu. Ia tak mau Kanarin berurusan dengan Karkaroff lagi.

    "Karkaroff berbahaya untukmu Nona, setelah Ed kabur, mungkin Putri Sekarsha sekarang akan mencarimu" Ujar Andrew.

     Kanarin sendiri juga mulai cemas, bukan karna ia takut,tapi tentang usaha yang telah ia lakukan selama ini akan hancur.

    Ia menyuruh Andrew meninggalkan nya sendiri untuk berpikir yang mana akhirnya ia memutuskan untuk bersembunyi sejenak dari kejaran sang kakak.

     Entah apa yang ada dipikiran nya, ia pun pergi menemui Gibran diruangan nya.

    Karna terbiasa, gadis itu tak lagi mengetuk pintu. Ia langsung masuk dimana saat itu sedang ada Samar disana.

     Melihat Kanarin sudah sehat atas obat yang ia berikan, dokter yang menjadi perawat Kanarin sejak kecil itupun lantas memeluk gadis itu dengan sopan.

    Walau agak bingung, Kanarin hanya diam saja dipeluk sang dokter yang sudah seperti pamannya itu.

    Walau agak bingung, Kanarin hanya diam saja dipeluk sang dokter yang sudah seperti pamannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     "Paman? Apa kabar?" Tanya Kanarin setelah melepas pelukan.

    "Baik Nona..." Jawabnya meneteskan air mata.

    "Ini teh nya na-"

    Mata Kanarin langsung tertuju kearah suara itu yang ternyata adalah Rebecca yang membawakan 2 cangkir minuman.

Love Or KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang