Rela

140 17 20
                                    

4 hari menuju pernikahan....

Pagi itu terlihat sang Ratu yang sedang melamun didepan meja nya. Matanya tampak sayu memerhatikan sesuatu yang ada didepannya.

Ia sama sekali tak membuang tatapannya, perlahan senyuman terbentuk di bibirnya.

"Apa yang membuatmu melongo begitu Yang Mulia?" Tanya seseorang yang masuk ke ruangan itu.

Sang Ratu dengan cepat menoleh dan mendapati bibi nya sedang mendekat. Gadis itu langsung mengambil sesuatu itu dan menyimpannya di laci meja.

Emely mengintip sesuatu tersebut yang bentuknya tampak seperti dekrit. Tak bertanya apa apa,Wanita tua itu menundukkan kepalanya. Sesungguhnya kecurigaan terlihat di matanya.

"Ada perlu apa bibi?" Tanya Ratu Kanarin.

"Apa seorang bibi perlu alasan untuk menemui keponakan nya?" Balas Emely sambil duduk dikursi depan sang Ratu.

Rasa geli dirasakan sang Ratu. "Dengar Nyonya Emely,aku bukan keponakan yang bisa kau temui seperti itu lagi,aku Ratu kerajaan ini. Butuh berapa lama kau bisa memahami nya?"

Emely mengangguk malas lalu meletakkan kedua tangannya diatas meja yang tindakan itu sangatlah tidak sopan.

"Aku hanya ingin bertanya,yang Mulia menyembunyikan apa yang tidak boleh kuketahui?" Tanya Emely dengan mengarahkan pandangan nya kearah laci meja Sang Ratu.

"Cukup!!! Pengawal,keluarkan wanita ini" Ucap Sang Ratu dengan suara lantang.

Hingga beberapa saat kemudian,dua pengawal yang berjaga di pintu sang Ratu masuk dan mulai menyeret Emely keluar.

Wanita tua itu terkekeh seakan mengejek tindakan sang Ratu. Rasa emosi yang membara ditahan kuat oleh ekspresi senyum dari gadis itu. Ia mengepalkan tangan nya dan tiba tiba....

"Ahhhk" Ringis gadis memegang dadanya.

Rasa sakit yang begitu hebat dirasakan nya,
Dengan perlahan tubuh yang tadinya berdiri itu merunduk kebawah. Dengan tangan yang meremas kuat dadanya. Gadis itu berusaha keras untuk menahannya.

"Siapapun..." Lirih gadis itu sebelum akhirnya kehilangan kesadaran nya.

"Yang Mulia..." Vanka mengetuk pintu ruangan sang Ratu. Ia menekan gagang pintu itu dan melangkah kan kakinya kedalam.

"YANG MULIA!!!!" Teriak pria itu kaget ketika melihat sang Ratu sudah tergeletak di lantai. Segera ia berlari dan memerintahkan semua pelayan agar mencari dokter untuk Sang Ratu.

*******

"Apa yang Mulia baik baik saja?" Tanya Vanka pada dokter yang keluar setelah memeriksa sang Ratu.

"Yang Mulia sudah sadar,dia hanya butuh istirahat tapi..-"

"Tapi apa?"

"Aku benci mengatakan ini tapi Yang Mulia Ratu menderita penyakit yang parah"

Vanka terdiam dan mengarahkan pandangannya pada pintu ruangan itu.

"Maafkan aku Tuan, aku akan berusaha untuk merawat yang Mulia,akan tetapi,yang Mulia memintaku untuk merahasiakan nya dari semua orang. Dan ia mengizinkan ku untuk mengatakan nya padamu" Ujar Sang Dokter menundukkan kepalanya.

"Aku mengerti..pergilah!!" Balas Vanka berjalan melewati dokter itu.

Sang dokter yang dikawal para perawat nya pun serentak menunduk dan dengan raut wajah yang murung mereka pergi dari sana.

Dari kejauhan,Pejabat James tampak memerhatikan. Ia bertanya tanya apa yang terjadi pada sang Ratu akhir akhir ini,para dokter sering mengunjunginya.

*******

Love Or KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang