Sulit

150 25 7
                                    

Hari kembali berlalu, masalah semakin membesar kala Andrew mengetahui pihak internal bergerak menangkap prajurit nya tadi malam .

"Kenapa mereka menangkap semua orang orang ku??" Marah Andrew memukul kuat meja didepannya.

Para prajurit yang tersisa dengan detail menceritakan seluruh kejadian tadi malam. Siapa, bagaimana,dan berapa jumlah mereka.

Karna Andrew mengetahui Gibran adalah kepalanya, perkataan nya saat malam minum teh terbayang bayang dikepala Andrew.

Karna Andrew mengetahui Gibran adalah kepalanya, perkataan nya saat malam minum teh terbayang bayang dikepala Andrew

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa ada sesuatu yang tidak kuketahui?" Pikirnya.

*****

Ditempat kan dalam sel yang sama, Robert sangat prihatin dengan keadaan Marsel. Pria yang membantunya kabur dan mengorbankan diri.

Terlebih lagi mengingat Marsel masih remaja tapi ia sudah memikul beban sakit nya berkorban terhadap orang lain.

Terdengar suara jejak kaki seseorang mendekat, para tahanan kembali pada posisi mereka. Berpikir yang datang adalah pihak Gibran,namun ketika melihat sosok itu seakan secercah harapan muncul.

Mereka semua menempelkan diri di jeruji besi sambil terus memanggil sosok tersebut.

"Tuan!! Tolong lepaskan kami!!"
"Kami tidak bersalah tuan!!"
"Bebaskan kami"
"Tolong kami tuan"

Sosok tersebut menghela nafasnya panjang, wajah sang Jenderal Melesu seketika. Ia memang punya wewenang kuat,namun ia tak bisa melawan perintah Ratu.

"Aku akan menemui Yang Mulia Ratu dan memohon agar kalian dibebaskan" Ujar Jenderal Andrew bergegas dengan diikuti seorang pengawal kepercayaan nya.

Kepergian Andrew dari dalam sel dilihat oleh Sang kepala internal dari kejauhan.
"Kau tidak pernah belajar ternyata" Ucapnya pelan.

"Kau mengatakan sesuatu Tuan?" Seru Ed yang berada didekatnya.

Bukannya menjawab, Gibran malah meninggalkan Ed sendirian membuat pria itu tersenyum tak bisa berkata kata. Bagaimana pun ia tak bisa meluapkan kemarahannya karna Gibran adalah tuan nya.

*****

Hari yang cerah, sang Ratu sedang duduk memandangi negari yang sangat ia cintai. Dengan pemandangan yang begitu luas membuat Kanarin candu untuk selalu datang ketika pikirannya sedang kacau.

Memejamkan mata sambil menghela nafas adalah cara yang paling ampuh. Dengan dikawal banyak nya pengawal tidak mengganggu ketenangan seorang Ratu.

"Yang Mulia...kau tidak ingin istirahat didalam saja? Udara sedang tidak baik" Ujar pengawal Kanarin yang bernama Vanka.

"Tidak tidak tidak" sang Ratu menggeleng kan kepalanya. "Melihat Karkaroff membuat pikiran ku tenang" Sambungnya.

Vanka menundukkan kepalanya dan kembali mundur pada posisi sebelumnya.

Love Or KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang