Kau Khawatir?

126 16 3
                                    

Malam harinya, kabar dikirim nya Perdana menteri ke provinsi aisen sampai ditelinga Faksi nya.

Emely,Alex,pejabat James dan beberapa pejabat lainnya bingung dengan tindakan Ratu yang tiba tiba membuat kecurigaan tentang kehamilan patah seketika.

"Tidak mungkin Ratu mengirim pergi Tuan Gibran jika benar dia sedang hamil" ujar seorang pejabat.

Emely mengiyakan lalu berpendapat bahwa ada sesuatu yang disembunyikan keponakan nya itu. "Tapi apa?" Batinnya.

"Kapan perdana menteri pergi?" Tanya Alex. "Aku harus menemuinya sebelum dia pergi" Sambungnya.

Sementara itu diwaktu yang bersamaan, Gibran dengan ekspresi datarnya menaiki kuda yang sudah disiapkan kerajaan untuknya. Dengan berbekal pedang ia dikawal oleh Ed dan dua prajurit nya.

Kuda mulai berjalan dan berhenti di gerbang setelah seseorang menyuruhnya berhenti. Ed turun dan menghampiri orang tersebut yang ternyata adalah Vanka.

Ia kesana atas perintah Ratu. "Yang Mulia berpesan agar kau menjaga kesehatan mu tuan,karna yang mulia akan sulit menemuimu" Ujar Vanka menundukkan kepalanya.

Mendengar itu lantas Gibran tersenyum. Matanya pun langsung menoleh kearah istana dengan rasa haru. Berat meninggalkan Orang yang dicintai,namun Pria itu harus melakukan nya.

"Hyaa!" Seru Gibran menjalankan kudanya yang kemudian diikuti Ed juga prajuritnya.

Saat Perdana menteri mulai jauh dari pandangan, Vanka pun menundukkan kepalanya. "Untuk yang terakhir kalinya" Batin pria itu.

*****

Di waktu yang bersamaan, Alex tampak sudah berada didepan pintu ruangan Gibran. Ia menarik nafas nya dalam dalam lalu berjalan masuk. Berpikir akan bertemu perdana menteri disana, pria itu tidak mengangkat pandangan nya. Namun, itu semua sia sia ketika ia tahu bahwa ruangan tersebut sudah ditinggal sebelum ia datang.

Kecewa, Alex memukul kuat meja didepannya membuat sesuatu terjatuh dari bawah laci.

Brukkkk!!!!!
Tubuhnya sedikit bergetar karna kaget, Alex pun mencoba melihat benda apa yang menghasilkan suara gaduh itu. Ia menundukkan kepalanya dan mendapati sebuah peti yang begitu asing.

"Sejak kapan dia memiliki peti ini?" Batin pria itu. Alex mengambil nya dan membolak balikkan sisi lain dari peti. Ia sesekali menggoyang goyang nya untuk mengetahui apakah ada isi didalamnya.

"Haruskah aku membukanya?" Pikir Alex yang sudah dikuasai rasa penasaran. Karna takut itu adalah sesuatu yang bisa merugikan faksi nya, Sang jenderal bersikeras membukanya.

Mengingat Gibran sudah berani melawan Emely, tidak menutup kemungkinan bahwa Gibran mampu mengkhianati mereka. Lagipula, pria itu mengetahui semua kejahatan yang mereka lakukan.

Mulai dari pejabat James yang gemar menumpuk kekayaan dari hasil kerja rakyat jelata, Emely yang melakukan korupsi besar-besaran,juga Alex yang memiliki banyak organisasi ilegal diseluruh karkaroff.

"Bagaimana jika Tuan Gibran mencatat itu semua dan mengungkapkan nya pada Yang Mulia Ratu?"

Dengan berbekal dugaan, Alex semakin ingin mengetahui isi peti itu. Ia takut bahwa Gibran benar benar melakukan nya dan menyimpan nya di peti yang sedang ia pegang.

Ia melihat sekitar berharap menemukan kunci yang bisa membuka peti tersebut. Akan tetapi, sebelum menemukan satu kunci pun, Alex teringat dimana Gibran biasa menyimpan benda benda pentingnya.

Sorot matanya langsung mengarah ke sebuah vas bunga besar yang terlihat mahal itu, Segera ia mendekat dan memasukkan tangannya kesana.

Sulit meraba karna dasar vas itu dalam hingga tak lama kemudian,terdengar suara yang membuatnya tersenyum. Itu suara logam yang saling bertabrakan. "Ini dia!!" Ujarnya lalu mengambil benda itu.

Love Or KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang