Air mata Kanarin dilihat pak Sam dan istrinya yang berada didalam rumah.
Lantas pria tua itu yang sudah menganggap Kanarin anaknya pun khawatir.Ia mengikuti gadis itu sampai akhirnya kamarlah tempat persinggahan Kanarin untuk menangis.
"A-ada apa nak?" Tanya pak Sam lembut.
Kanarin tak menjawab dan terus menangis."Aishh kau ini, bukan begitu" Kesal istri pak Sam sambil mencubit tangan suaminya itu.
Sang istri mendekati Kanarin dan mengusap usap punggung nya. Akibatnya Kanarin merasa sedikit lebih baik karna istri pak Sam disana.
"Beban ku selama ini berat sekali bibi" Ujar Kanarin.
Diluar ruangan, Andrew sudah berdiri sambil mendengarkan ucapan Kanarin. Ia merasa sakit hati sehingga tangannya amat gatal untuk memukuli Gibran saat itu juga.
Baru akan pergi, Kanarin dengan menyapu semua air mata nya keluar. Melihat Andrew disana, gadis itu langsung mencoba menutupi kesedihannya.
Andrew yang tak tahan menggenggam tangan Kanarin dan menariknya keluar dari rumah.
Istri pak Sam hendak menghentikan nya namun ia ditahan oleh suaminya.
"Jangan Isabel, biarkan mereka berdua" Ujar pak Sam sambil menggelengkan kepalanya.
"Isabel? Siapa Isabel?" Seru istri pak Sam sambil memukul mukul suaminya itu.
"Aduhh aduh maafkan aku"
*****
Sementara itu Gibran mendapatkan ceramah atas perkataan nya oleh Rebecca maupun Samar.
Gibran yang tak mengerti apa apa mendengar kan dengan tak serius. Sampai perhatian nya tertuju pada Andrew yang menarik tangan Kanarin keluar.
Gibran marah sambil mengepalkan tangannya. Ia hendak menyusul mereka namun dihentikan oleh sang ibu.
"Apa kau masih berpikir Sekarsha adalah takdir mu?" Tanya Rebecca dengan suara lantang.
Gibran terdiam sambil menatap sang ibu dalam. "Apa pertanyaan ku itu masalah besar?"
"Pertanyaan mu bukan masalahnya. Tapi pemikiran dan ucapanmu tentang adik Putri Sekarsha lah yang salah" Jawab Samar.
Karna itu, Gibran hanya bisa menatap kepergian mereka dari kejauhan.
*****
"Kau mau membawaku kemana Andrew?" Tanya Kanarin terus menerus.
Andrew hanya tersenyum tipis hingga akhirnya mereka berhadapan dengan seekor kuda. Andrew menaiki kuda itu dan mengulurkan tangannya kepada Kanarin yang masih berada dibawah.
"Ayo!! Naiklah yang Mulia" Serunya.
Awalnya Kanarin tidak yakin,namun Andrew langsung mengangkat tubuh nya dengan mudah keatas kuda.
Mata Kanarin kaget saat itu, rasanya seperti sedang terbang tapi cuma sesaat.
Andrew yang memegang tali kuda itupun seakan memeluk Kanarin yang berada didepan nya. Gadis itu menahan nafasnya karna terlalu kaget.
"Andai kau tak pernah bertemu dengan Gibran yang Mulia" ucap Andrew dalam hati.
Kanarin dengan perlahan mulai tersenyum dan terbiasa, bagaimana tidak, ia tak pernah menunggangi kuda seperti saat ini karna ia selalu berkuda sendiri.
Sampailah mereka di sebuah tempat yang dikelilingi air danau yang jernih. Kanarin sempat terpenganga namun Andrew datang dan mengulurkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Or Kingdom
Historical Fiction⚠️Semua pict yang ada di cerita ini real editan sendiri!!! Dilarang mengambil tanpa ada persetujuan "Kukira aku memiliki segalanya dengan menjadi penguasa,padahal perkiraan ku seutuhnya salah..." Kanarin Einstein (Jennie Kim) adalah Putri Kerajaan K...