Salah Paham

181 21 9
                                    





"Akan kubuat mereka menyesalinya..." Tekad Gibran dalam hati.

Sementara itu jauh di ibukota, terlihat Rombongan Jenderal Andrew mulai memasuki gerbang istana,hal itu disaksikan oleh Alex dan Kinan. Keduanya berdiri sebelahan namun tekad mereka jauh dari pihak masing masing.

"Aku tau kau sedang merencanakan sesuatu" Ujar Kinan dengan suara pelan.
Hal itu cukup membuat Alex terkejut dan mengarahkan pandangan nya pada gadis itu.

"Jika kau mencoba menentang yang Mulia Ratu lagi,kau akan segera merasakan goresan pedang ini" Sambungnya sambil menunjuk kan pedang miliknya.

Kinan tau Alex orang seperti apa,karna itu ia membalas tatapan tajam pria itu dengan tatapan yang tak kalah mengerikan. Sepertinya perang akan terjadi jika saja Andrew tidak muncul.

Kedua bawahan Putri Sekarsha itu serentak menundukkan kepala mereka kala sang Jenderal datang menghampiri.

"Lama tidak bertemu" Kata Jenderal Andrew. "Apa kalian baik baik saja?"

"Selamat datang kembali Jenderal... " Ujar Alex dengan senyuman diwajahnya.

"Aku senang kau kembali di waktu yang tepat" Sela Kinan kembali melihat kearah Alex.

"Terimakasih sambutan kalian,aku akan masuk"

Setelah sang Jenderal pergi,Alex langsung mencengkram tangan Kinan dan menariknya jauh dari keramaian. Tentu saja itu tidak mudah, Karna setengah jalan Gadis itu langsung memberontak. "Berani sekali kau menyentuh wanita istana, lepaskan aku!!!!" Tegas Kinan membalikkan tubuhnya lalu pergi.

"Setelah pemberontakan ini berhasil,dia adalah orang pertama yang akan ku bunuh" Kata Alex dalam hati.

"Tuan!!!" Panggil seseorang

Alex menoleh dan betapa kagetnya ia ketika  melihat salah satu mata matanya datang dengan menyamar sebagai prajurit istana. "Apa ada masalah?" Tanya Alex dengan berbisik.

"Prajurit dari Provinsi Aisen memberikan nya untuk disampaikan padamu" Jawab pria itu.

Alex dengan cepat mengambil surat itu dan memasukkan nya kedalam pakaian nya. "Baiklah kau boleh pergi"

*******

Diwaktu yang bersamaan, tak butuh waktu lama Gibran berhasil menyelinap ke istana. Ia masuk kekediaman nya dan mencari peti yang tersimpan didalam mejanya. Gibran mencoba membukanya sambil berharap benda itu tidak hilang.

Setelah terbuka, Gibran lega melihat Dekrit yang ia simpan masih ada ditempat nya. Karna ada sesuatu yang harus ia lakukan,pria itu tidak berlama lama disana. Sesudaj membawa dekrit penting itu bersamanya,Gibran langsung pergi.

Akan tetapi,yang namanya cinta,Rugi bagi Gibran jika tidak melihat Ratu. Ia pun memutuskan untuk tidak kembali dulu dan berjalan menuju istana.

******

"BERI HORMAT PADA YANG MULIA!!!!!"

Andrew langsung berlutut dihadapan wanita itu, menyenangkan bisa melihat wajahnya setelah sekian lama.

"Terimakasih telah kembali Jenderal" Ujar Ratu Kanarin.

"Ini sudah tugas ku yang Mulia" Balas Andrew. Keduanya tertawa membuat hawa dingin malam itu terasa sedikit hangat. Bagaimana tidak, Andrew menolak untuk dijamu dengan makanan,jadi sekarang ia harus kuat berdiri di teras lantai atas istana yang dingin.

Pertemuan itu disaksikan Gibran dari dalam kegelapan dihalaman istana. Hati nya sakit melihat orang yang ia cintai tertawa bersama pria lain saat dirinya sedang tidak ada.

Love Or KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang