Pastikan kalian memutar lagu ini supaya chapter ini semakin menyentuh
"Selamat tinggal cintaku"
Siang itu, hutan menjadi jalur terbaik untuk Gibran yang ingin bersembunyi dari kejaran prajurit istana. Suara burung berkicau membuat nya mendongak menatap langit biru yang ditutupi awan hitam.
"Um.. t-tuan" panggil Ed memulai pembicaraan. "Bukankah ini jalan menuju ibu kota?" Sambung nya mengingat rute pelarian ini hanya akan membawa mereka dekat dengan Istana. "Lalu?" Balas Gibran dingin.
"Hanya saja...em.. Seluruh prajurit ingin menangkap mu Tuan"
Lantas Gibran menghentikan langkahnya kemudian berbalik menatap pria yang baru saja bersuara itu. "Ed.." Panggil nya lirih. "Terimakasih untuk semuanya,aku tidak akan melupakan kesetiaan mu padaku"
"K-kenapa tiba tiba mengatakan itu Tuan?"
Gibran tersenyum.
"Pergilah.." Ucapnya mendorong pelan tubuh sang prajurit. "Pergi yang jauh, lupakan apa yang telah terjadi dan hiduplah dengan tenang""Apa maksudmu Tuan?" Tanya Ed dengan ekspresi khawatir nya.
"Simpanlah pedang mu itu untuk selamanya dan bangun keluarga mu sendiri jauh dari Karkaroff dimana tidak ada yang mengenalimu." Jawab Gibran sambil menurunkan tatapannya dan mengambil sesuatu dari dalam sakunya. "Ambil lah ini" Pria itu memberikan Ed sebuah kalung yang dilapisi berlian diluar nya.
Tentu saja Ed menolak sesuatu yang mewah seperti itu. Lagi pun kalung itu terlihat seperti kalung wanita.
"Kenapa kau memberinya padaku Tuan? Aku tidak pantas menerima hal seperti itu darimu"
"Kau adalah seseorang yang bisa kuberikan ini saat aku tidak bisa memberikan nya untuk orang lain" Kata Gibran sembari melihat kearah istana.
Ya you know lah...
seharusnya kalung itu untuk Yang Mulia Ratu namun takdir berkata lain."Apa yang akan kau lakukan Tuan?" Tanya Ed khawatir Gibran mencoba menyerahkan diri. "Jangan bilang-"
"Cukup Ed!! Cepat Pergilah "
"Tidak Tuan,bawa aku bersama mu!!" Tegas pria itu memaksa.
Gibran kembali mengarahkan pandangan nya menatap Ed yang mulai berkaca kaca. "Aku ingin kau memberikan kalung itu untuk istrimu nantinya"
Pecahlah tangisan Ed disitu membuat Gibran kesulitan menahan air matanya juga. Bagaimana pun, Perdana menteri muda itu pasti sulit keluar jika sudah masuk kesana, dan Ed tau akan hal itu. Ia bersikeras untuk ikut namun Gibran tetap melarangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Or Kingdom
Fiksi Sejarah⚠️Semua pict yang ada di cerita ini real editan sendiri!!! Dilarang mengambil tanpa ada persetujuan "Kukira aku memiliki segalanya dengan menjadi penguasa,padahal perkiraan ku seutuhnya salah..." Kanarin Einstein (Jennie Kim) adalah Putri Kerajaan K...