Dia Berbeda dariku

550 65 0
                                    

    Jauh diluar istana, Gibran masih belum sampai ke ibukota,ia kesulitan saat sampai kedalam hutan. Gibran berputar putar ditempat yang sama berkali kali.

      Saat sedang sangat bingung, seseorang berdiri dibelakang Gibran,ia langsung berbalik badan dan ternyata itu adalah dokter Samar yang juga saat itu bertujuan mencari seseorang yang ia lihat digerbang istana.

     "AAA!! Mengagetkan saja" Seru Gibran.
     "Apa yang dilakukan anak muda tampan ditengah hutan begini?" Tanya samar.

     "Aku dari desaku ingin ke ibukota"
     "Ibu kota? Untuk apa kesana?
     "Aku ingin mencari pekerjaan"
  
   Samar pun teringat saat ia kesulitan mengangkat barang dirumahnya.
    "Apa kau ingin bekerja ditempat ku?"
    "Benarkah?aku mau sekali"

   Samar pun membawa Gibran bersamanya menuju ke ibu kota.

   Sambil berjalan samar memerhatikan Gibran yang bersikap aneh. Matanya sesekali bersinar ketika berada dalam gelap membuat Samar semakin tertarik pada anak itu.

Sementara di istana,
Keluarga kerajaan sedang bersenang senang dengan melihat putra putri mereka bertanding didalam ruangan luas itu .

     Para putri bertanding keanggunan mereka dengan meletakkan buku dan cangkir diatas kepala.

     Tentu saja hal itu sepele bagi Sekarsha yang dikenal dengan kemahiran nya di bidang itu.

     Para putri disuruh untuk siapa yang cepat sampai ke tujuan tanpa menjatuhkan buku dan cangkir yang ada diatas kepala mereka.

    Para ratu masing masing akan mempersiapkan putri mereka sedang kan para Raja dan pangeran duduk menikmati kegiatan seru itu.

     Putri Elisa dengan Ratu Maya
  Putri Abigail dengan Ratu Clansy
Putri Velicia dengan Ratu Malbara
Dan Ratu Casandra yang memiliki dua putri bingung ingin membantu siapa.

      William yang dari tadi hanya memerhatikan wajah Sekarsha yang tak pernah tersenyum itu dikagetkan oleh sang ayah yang menepuk bahunya.

     "Kenapa melamun sekali hah?" Ucap Raja Albert.
William langsung mendadak gagap saat menjawab pertanyaan sang ayah.

       "Hahaha putraku....  Apa Kau menyukai putri Sekarsha?" Ucap Raja Albert lagi.
William langsung menepis pertanyaan sang ayah dengan mengatakan ia hanya kagum melihat Sekarsha.

    Raja Albert Tentu saja pura pura percaya saja. "Itu lihat, adikmu Abigail perhatikan dia saja ya" Seru Raja Albert menggoda putra nya itu.

      Ketika ratu Casandra bingung memilih putri nya yang mana, ucapan Sekarsha membuat semua orang disana mengangguk anggukkan kepala mereka.

     "Yang mulia Ratu, aku tidak butuh dibantu. Sebaiknya perhatikan saja Putri Kanarin"  Kata Sekarsha tanpa ekspresi wajah apapun.

    "Wahhh....Dia sangat keren,dia benar benar tipe ku" Seru William dalam hati sambil memegang dadanya.

     "Sekar!!" Ujar Ratu Casandra merasa tidak berharga dengan ucapan putrinya itu

    "Casandra... Bantu saja Kanarin dulu,dia lebih muda dari Sekarsha" Ujar Raja Carlos

    "Tapi kakak"
    "Tidak ada tapi tapi,kami semua sepakat dengan perkataan putri Sekar" kata Raja Carlos lagi.

       Tidak punya pilihan lain, Ratu Casandra pergi kesamping Kanarin sambil menatap tajam kearah Sekarsha. Walau begitu,Sekarsha tetap lurus dengan ekspresi tenangnya.

     Dan seorang pelayan pun memberi isyarat para putri untuk memulai. Semua putri berusaha untuk berada paling depan dan langsung bergerak.

     Berbeda dengan Kanarin dan Sekarsha. Kanarin tampak kesulitan untuk melangkah karna adanya sesuatu diatas kepala, ia bahkan sibuk menyeimbangkan buku dan cangkir dari pada untuk melangkah. Sedangkan Sekarsha sengaja untuk tidak melangkah.
     Ketika para putri hampir sampai diakhir,barulah Sekarsha melangkah dengan tenang tanpa ada kendala apapun. Ia bahkan langsung mengalahkan Elisa yang bergerak jauh lebih cepat daripada dirinya.

       Dan benar saja, Sekarsha berhasil berada diakhir lebih awal. Abigail diposisi kedua,Elisa diposisi ketiga , Velicia diposisi keempat dan orang terakhir adalah-

Ya!!kalian benar,itu adalah Kanarin.

Para Raja dan pangeran memberikan apresiasi mereka masing masing. Diantara mereka semua, William lah yang paling berisik karna menyoraki Sekarsha.

      Raja Einstein langsung menatap William saat itu. Begitu juga Sekarsha,bukan tatapan baik, melainkan sinis yang ia dapatkan dari sang pujaan hati.

      Meski begitu,hal itu malah membuat William lebih menyukai Sekarsha lagi.
Setelah para putri, para pangeran juga bertanding satu sama lain.
     Mereka diberikan masing masing kayu untuk bertarung seolah olah kayu itu adalah pedang.

      William pun berusaha keras untuk membuat Sekarsha terkesan. Jangan kan terkesan, melihat saja tidak.

     Setelah selesai acara mereka,para Raja beserta istri dan anak mereka pun bersiap untuk kembali ke kerajaan masing masing.
     Tentu saja Raja Einstein dan Ratu Casandra harus melihat mereka pergi.

     Didalam istana sudah sepi sekarang. Dimeja makan yang tadinya banyak orang kini hanya tersisa Kanarin dan Sekarsha saja.

     Dengan memberanikan diri, Kanarin pun menyapa sang kakak.
   "Eumm...kau terlihat hebat tadi " Seru Kanarin dengan penuh kagum dimatanya.
Sekarsha melirik sekilas sang adik dan langsung beranjak untuk pergi dari sana.

     Kanarin tampak sedih tapi ia tak putus asa, ia mengikuti sang kakak yang keluar dari ruangan besar itu.

      "K-kakak?"
      Mendengar hal itu, langkah Sekarsha terhenti dan menatap mata Kanarin dalam dalam. Kanarin yang ditatap sang kakak pun mulai gugup.

     "M-mmengapa kau bersikap begini?" Tanya Kanarin terbata bata.
    "Sikap bagaimana?"
    "Kita terlihat asing padahal kita akrab dulu"
    "Jadi maksudmu kita harus seperti dulu?"
  
    Raut wajah Kanarin langsung berubah bahagia dan meng-iyakan ucapan sang Kakak.

   "Apa aku harus menyembunyikan kesalahan mu dan menanggungnya sendiri?" Sambung Sekarsha

     "Hah?? A-apa msksudnya-"
    "Kana, lebih baik kau melupakan kita bersaudara, kita adalah saingan yang akan memperebutkan tahta ayah nanti"
    "Bukankah tahta diserahkan untuk anak pertama?"
    "Iya kalau aku seorang pria,tapi nyatanya kita sama sama perempuan. Jadi sebaiknya kau enyah dan jangan pernah muncul lagi di hadapanku"  Bentak Sekarsha dan meninggalkan Kanarin disana.

    Air mata Kanarin langsung menetes mendengar perkataan sang kakak. Ucapan Sekarsha selalu terngiang ngilang dikepala Kanarin membuatnya takut untuk melakukan apapun.

    Ada pada suatu hari,seorang anak ditaman istana terjatuh, Kanarin yang melihatnya langsung ingin membantunya. Pada saat itu juga Sekarsha baru pulang dari pelatihannya membuat Kanarin tak jadi menolong anak itu karna takut pada sang kakak.

    Kanarin bahkan memohon pada Raja Einstein untuk langsung menetapkan Sekarsha sebagai putri mahkota tanpa harus bersaing dengannya.
     Tapi hal itu ditolak Sang Raja mentah mentah yang kembali membuat Kanarin sering mengurung dirinya dikamar tanpa keluar dari sana.

     Pada suatu malam,dari jendelanya Kanarin memerhatikan sang kakak yang sedang berlatih memanah dihalaman istana.
    Sekarsha sangat mahir ditambah peluru yang ditembakkan nya selalu tepat sasaran.

    Bukannya termotivasi, Kanarin malah menganggap dirinya bukan apa apa bila dibandingkan dengan Sekarsha.

    "Kakakku benar benar sempurna,ia bisa melakukan apapun yang bahkan aku tidak bisa" pikir Kanarin sambil melamun

   

Love Or KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang