Bersamaan dengan perginya Gibran dari istana, dilain tempat Kanarin dan Andrew yang baru sampai harus dikhawatirkan oleh istri pak Sam yang bilang Gibran dan suaminya belum sampai.
"Apa maksudmu bibi? Mereka seharusnya sudah sampai" kata Kanarin mulai panik.
"Apa terjadi sesuatu pada mereka?" Ujar istri pak Sam.
"Andrew, cepat kumpulkan prajurit kita untuk mencari mereka" suruh Kanarin.
"Apa itu harus nona?maksudku...tuan Gibran bukanlah bocah yang tak tau jalan pulang" balas Andrew.
"Kau berulah lagi Andrew,sudah.. hentikan,lakukan sesuai perintah ku"
Andrew tak dapat melawan lagi dan mengalah untuk Nona nya itu.Malam harinya, Saat baru saja akan berangkat, Gibran dan rombongan akhirnya sampai. Semua keluarga dari mereka yang telat pulang itu sangat khawatir dan langsung menghampiri suami atau ayah mereka.
Gibran tersenyum melihat kebahagiaan para pedagang yang dapat kembali dengan selamat.
Ketika membereskan barang barang miliknya, Gibran dikejutkan dengan pukulan dipunggung nya. Ia berbalik dan mendapati seorang gadis didepannya.
"Apa yang kau pikirkan hah? Tidak taukah kau betapa kami mengkhawatirkan kalian" Bentak gadis itu.
"Apa aku sangat berharga sehingga kau sangat marah begini?" Goda Gibran.
Gadis itu diam dan menatap Gibran dengan mata tajam.
"Bagaimana kabarmu Nyonya Kanarin?" Tanya Gibran untuk mencairkan suasana.
Kanarin kesal dan meninggalkan Gibran disana. Gadis itu pun masuk ke aula utama dan bergabung dengan yang lain untuk acara perjamuan yang belum sempat dilaksanakan.
Gibran tertawa dan mengikuti Kanarin. Saat akan duduk, Gibran tiba tiba datang dan menarik kursi untuk sang Nona.
Semua orang tersenyum malu dan membuang muka dari mereka sejenak.
Andrew yang juga ada dimeja makan saat itu harus menahan rasa cemburu dan tangannya tampak meremas kuat garpu yang pegang.
Setelah memastikan Kanarin duduk, barulah Gibran juga duduk didekatnya. Kanarin yang masih kesal tak menghiraukan pria itu dan fokus pada kegiatan nya sendiri.
Selama makan bersama itu, banyak canda dan tawa yang terdengar dari mereka. Suasana itu mengingatkan Kanarin pada saat pertama kali ia menghabiskan malam dengan para pedagang dulu.
Ia terharu ketika melihat perbedaan yang ia dapatkan setelah cukup lama menderita.
Kini ia punya uang yang cukup banyak tanpa ada campur tangan dari istana sedikitpun.****
Setelah selesai dengan acara itu dan para pedagang mulai kembali kekamar mereka masing-masing, sudah menjadi kebiasaan bagi Kanarin memanah dimalam hari.
Ia mengambil busurnya dan menembak satu persatu anak panah nya kesasaran. Seketika ia teringat pada ibunya tadi saat dikota, ia merasa sangat bersalah karena membiarkan orangtuanya tersiksa dirumah mereka sendiri.
Tiba tiba terlintas dipikiran nya wajah Orang yang membuat semua ini terjadi,itu adalah Sekarsha.
Mengingat perbuatan kakaknya selama ini padanya membuat dendam dihari Kanarin makin menjadi jadi. Ia meluapkan semua pada busurnya.
Ia dengan sangat cepat memanah dengan penuh emosi yang membara sehingga ia tak menyadari jari jarinya berdarah.
Tangannya mulai gemetar karna berkali kali menarik tali busur yang sifatnya tajam itu.
Darah terus mengalir dan luka ditangannya bertambah parah hingga akhirnya anak panah yang ia miliki habis . Saat itulah ia sadar dan melihat kearah sasaran yang sudah dihujani bertubi tubi anak panah darinya.
Nafasnya tak beraturan ,pikirannya melayang entah kemana. Walau begitu,ia masih tak menyadari luka ditangannya.
Kemudian tiba tiba saja seseorang memegang pergelangan tangan gadis itu membuat Kanarin kaget.
"Wahhh...lihatlah dirimu yang ceroboh ini,tangan mu berdarah " Ujar Gibran sambil meniup pelan luka Kanarin.
Kanarin mengangkat busurnya dan melihat ada banyak percikan darah di sana. Ia melihat kearah kulit telapak tangannya yang sudah terbuka.
Lucunya,sebelum ia mengetahui luka itu,tidak ada rasa sakit yang gadis itu terima.
"Apa yang kau pikirkan sehingga melukai dirimu seperti ini?" Tanya Gibran.
Kanarin memutar bola matanya dan berdehem. Tentu saja ia tak kan memberi tahu Gibran saat itu.
Gibran menarik gadis itu dan membawanya kembali ke tempat mereka dan pedagang lain tinggal. Pria itu menyuruh Kanarin duduk dan menunggunya.
Gadis itu menurut dan tak lama kemudian Gibran kembali dengan peralatan medis nya.
Kanarin menyerahkan tangannya membuat Gibran tersenyum. Pria itu membersihkan luka Kanarin, mengoleskan obat dan membalutnya dengan perban.
Gibran menggenggam tangan Kanarin kuat untuk merapatkan balutannya.
Selesai mengobati luka Kanarin, mereka berdua berbincang santai sambil menikmati suasana malam yang dingin itu. Tentu saja untuk melepas kerinduan masing masing yang tak berani mereka ungkapkan.
Mereka bahkan tertawa bersama ketika membahas sesuatu tentang masa lalu mereka.
Andrew yang hendak menuju kediaman kepala pedagang yaitu Kanarin tak sengaja melihat Gibran dan orang yang ia sukai duduk bersama di malam hari.
Andrew yang terbiasa dengan keadaan itu kembali kekamarnya dengan sedikit rasa kecewa.
"Apa yang terjadi sampai kalian telat ?" Tanya Kanarin.
Gibran mengingat sedikit kejadian itu dan memutuskan untuk tidak memberitahu Kanarin .
Pria itu mengalihkan pembicaraan hingga Kanarin lupa.
Karna cukup larut, mereka pun akhirnya kembali kekamar masing masing. Saat akan tidur, keduanya sama sama tersenyum bahkan saat mereka sedang tidak bersama.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Or Kingdom
Fiction Historique⚠️Semua pict yang ada di cerita ini real editan sendiri!!! Dilarang mengambil tanpa ada persetujuan "Kukira aku memiliki segalanya dengan menjadi penguasa,padahal perkiraan ku seutuhnya salah..." Kanarin Einstein (Jennie Kim) adalah Putri Kerajaan K...