Kudeta

110 25 2
                                    

Saat Gibran berada di aula istana untuk keluar, langkah nya terhenti dan tatapan nya tertuju keruangan dibelakang nya dengan kesal dan sedih.

Sebelum ada pembahasan tentang pernikahan mereka, Gibran rasa Ratu akan langsung menolak nya.

"Kutau Caraku salah yang Mulia,tapi aku melakukan nya untuk mendapatkan hatimu" Tegas nya dalam hati lalu pergi.

Saat berada diluar istana, ia kaget sekaligus bingung saat melihat pak Sam dan istrinya sedang berlutut dihalaman luas itu sambil berteriak keras hingga banyak pelayan dan prajurit berkumpul.

"YANG MULIA!!!! TOLONG KEMBALIKAN POSISI ORANG YANG SANGAT BERJASA PADA KERAJAAN INI YANG MULIA!!!! " Teriak pak Sam.

Beberapa prajurit dan pelayan lain yang juga sependapat pun mulai ikut memohon juga.

Suara yang dibuat sekumpulan orang itu akhirnya sampai ke telinga sang Ratu.

Kanarin yang sedang membaca dekrit dekrit nya pun bergegas mencari sumber suara tersebut dari jendela kamarnya.

Ia mengintip keluar dan melihat orang orang yang sedang mengkudeta dirinya.

Tok!! tok!!tok!!

Sang Ratu berbalik pada saat seseorang mengetuk pintu ruangannya.

Dari balik pintu Vanka berkata "Maafkan aku yang Mulia,tapi ada keributan diluar"

Kanarin lega setelah mendengar suara pengawalnya itu,ia dengan segera menyimpan dekrit diatas meja dan berjalan kearah cermin.

Gadis itu mengambil mahkota nya dan memakainya didepan cermin.

Ia menghela nafas panjang lalu segera menemui Vanka.

*****

"APA?!!!" Teriak Emely memukul meja nya kuat.

"I-iya yang Mulia,mereka sedang melakukan kudeta" Seru seorang prajurit gemetar.

Mata merah dan bibir yang gemetar pun Emely mengepalkan kedua tangannya. Ia takut kudeta tersebut membawa dampak buruk bagi mereka.

Jika keponakan nya itu mengabulkan permintaan para pengkudeta maka habislah mereka.

"Aku harus pergi kesana" Ujar Emely berjalan cepat keluar dari ruangan nya.

Satu persatu kabar tentan kudeta tersebut sampai pada telinga tokoh tokoh kerajaan. Alex mengetahuinya dari pejabat James,pejabat James melihatnya sendiri, Kinan diberitahukan prajurit nya, dan di kalangan para menteri juga mulai menyebar.

Mereka semua berbondong bondong datang ke halaman luas istana itu dimana kudeta sedang berlangsung.

Alex yang melihat Gibran berdiri di teras istana segera menghampiri nya.

"Ada apa ini?" Tanya Alex bingung.

"Entahlah...mungkin ini akhir dari kita" Jawab Gibran santai.

Jawaban kepala internal itu membuat mata Alex terbelalak kaget. Namun,ia tidak merasakan ketakutan seperti yang ia rasakan dulu saat Putri Sekarsha masih hidup.

Keduanya langsung menghela nafas secara bersamaan.

"Apa ini akan berhasil?" Seru Kinan tiba tiba ikut menghampiri Alex dan Gibran itu.

Kedua pria itu menoleh kearah Kinan yang juga ikut melipat tangannya.

"Alex ,kau berada di pihak mana?" Tanya Kinan terus terang.

Pertanyaan tersebut seakan sulit dijawab Alex, Gibran dan teman lamanya itu menatap kearah nya dalam.

Antara Kepala internal dan Kinan yang berbeda membuat Seorang Alex sulit memilih lantaran dia memiliki hubungan yang baik dengan keduanya.

Love Or KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang