Dekrit Merah

187 27 2
                                    

   "Kau ingin kemana Jenderal?" Tanya Pak Sam saat melihat Andrew menaiki kudanya.

Andrew menoleh dan kembali turun ketika padahal ia telah duduk dengan sempurna disana.

"Aku akan kembali ke Avega Paman" Jawab pria itu lembut.

Pak Sam menghela nafasnya dan melihat persiapan yang telah dipersiapkan sang Jenderal untuk bepergian nya.

"Hati hati nak" Ujar pak Sam menepuk pundak Andrew.

Rasa bahagia tampak terlihat diwajah sang jenderal dan menundukkan kepalanya kala pak Sam membelakangi nya.

*****

"Kepala internal Gibran, kau tau kan aku tidak akan memerintah tanpa adanya bukti kuat" Ucap Sang Ratu dengan ekspresi tenang nya.

"Ya Yang Mulia!! Karna itulah aku sudah mencari tau selama ini tentang mereka" Balas Gibran sambil mengulurkan sebuah dekrit tertulis kepada sang Ratu.

Kanarin mengambilnya dan membukanya, matanya benar benar mengikuti semua kata yang tertera disana. Semakin jauh ia baca, ekspresi marahnya tak dapat disembunyikan.

Ratu menutup dan menaruh dekrit tersebut dengan kasar tak memedulikan nya tergeletak begitu saja disana.

"Tangkap mereka semua!!" Tegas nya menahan emosi.

*****

Para prajurit mulai berkumpul diluar istana dipimpin oleh Sang kepala internal sendiri. Mereka berbaris dengan rapi untuk mendengar perintah yang akan mereka kerjakan.

Dengan lantang Gibran berhasil menarik semua perhatian orang orang termasuk para pelayan yang kebetulan lewat.

"DENGARKAN!!! YANG MULIA RATU MEMERINTAHKAN KITA SEMUA UNTUK MENANGKAP SEMUA PENYUSUP RAJAKSA YANG BERADA DI AVEGA COTTAGE, KALIAN MENGERTI??!!!"

"YA TUAN!!!" Jawab para prajurit serentak.

Merasa seseorang datang, Gibran menoleh dimana Ed sedang berjalan membawa sesuatu ditangan nya.

Sang kepala internal tersenyum dan menyuruh agar Ed segera membagikan barang tersebut kepada masing masing prajurit yang akan bertugas.

Itu adalah simbol kerajaan Karkaroff atas nama Ratu Kanarin. Sehingga ketika orang orang di Avega memberontak, para prajurit bisa menunjukkan simbol tersebut.

*****

"Kau sudah kembali tuan" Sebuah kata sambutan yang sangat hangat bagi seorang Andrew setelah perjalanan panjangnya.

Seakan tak terjadi apa apa, Sang pemimpin prajurit yang kita kenal dengan nama Robert itu sama sekali tidak menceritakan apa apa.

"Bagaimana kabar mu?" Tanya Andrew mengarahkan tatapannya kearah pria itu.

Menerima tatapan itu, seakan perasaan tidak enak muncul mengusik nya, padahal sang jenderal tak mengatakan apa apa yang mengarah ke masalah itu.

Ia menjadi lebih gugup dari sebelumnya, bagaimana tidak, Andrew telah menjadi satu satunya orang yang sangat baik terhadap nya.

Merasakan kejanggalan yang dibawa oleh bawahannya,Andrew mulai merasa ada yang aneh. Ia langsung melontarkan kembali pertanyaan yang membuat Robert semakin gugup .

"Ada masalah selama aku pergi?"

"Hah? E...t-tidak Tuan,kenapa?"

"Kau tau kekurangan mu Robert?"

Pria itu menggeleng pelan dan menelan ludahnya.

"Kau tidak pandai berbohong" sambung Andrew.

Robert benar benar dilanda kegelisahan. Hati dan otak nya saling bertantangan antara memberi tahu atau tidak.

Love Or KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang