Tentang Takdir

180 20 8
                                    


"Siapa yang mengirimmu hah??"

"Siapa lagi...tentu saja Ratumu"

Seketika Gibran mengingat siapa pria ini, "Sebab itulah wajah nya tidak asing dimataku" pikirnya. Ia berkali kali menggeleng kan kepalanya berharap semua itu tidak benar.

"Kau benar Tuan,aku pengawal kamar Yang Mulia Ratu. Dia sendiri yang menyuruhku untuk membunuhmu-  Akhhh!!!!"

Pria itu tewas ditebas Gibran tanpa aba aba. Darah nya muncrat bahkan hampir menutupi seluruh wajah sang perdana menteri. Melihat keadaan itu, James sambil memegang tenggorokan nya yang sakit berjalan menghampiri Gibran .

"Astaga Tuan..." James sengaja berteriak.
"Sungguh menyakitkan orang yang kita cintai ternyata mencoba melakukan ini" Sambung pria tua itu.

Gibran tidak menjawab,tatapannya kosong menatap tubuh pengawal sang Ratu yang sudah tidak bernyawa. Tanpa disadari air mata menetes dan hal itu disaksikan pejabat James yang tersenyum licik.

"Panjang umur Yang Mulia Ratu..." Ujar nya lagi sembari menepuk nepuk punggung Perdana menteri muda itu.  Akan tetapi Gibran masih tidak menjawab, ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi sedangkan pejabat James sibuk mengucapkan kalimat kalimat untuk membuat dirinya semakin panas. Tak tahan lagi, Gibran segera pergi meninggalkan James begitu saja.

Namun, bukannya berhenti Pejabat James semakin mengeraskan suara sampai Gibran jauh dan tidak bisa lagi mendengar nya.
" Aku berhasil melakukan nya" Gumamnya.

*******

Dunia baik baik saja kecuali bagi Gibran yang masih syok dengan apa yang baru saja terjadi. Ia menangis dalam kegelapan dengan menyandarkan punggungnya pada sebuah batang pohon. Hati yang hancur mengakibatkan kakinya berat untuk melangkah, dengan berbekal ingatan kenangan bersama sang Ratu membuat Gibran semakin larut dalam kehancuran.

Ia mengangkat tangan dan menatap jari manisnya yang mengenakan cincin pernikahan antara dirinya dengan sang Ratu.


*POV:ingatan Gibran

Kau harus bertugas di provinsi Eisen untuk sementara"  ucap Kanarin saat menyuruh pria itu pergi

Gibran juga ingat saat ia merangkul Kanarin dipunggung nya dan membawanya sampai ke ibukota dulu dimana saat itu adalah awal dari hubungan mereka

""Seperti katamu,aku akan memperjuangkan cintaku sampai akhir walaupun nyawaku harus melayang"

Gibran berjalan mendekat dan menggenggam tangan gadis itu. Sang Ratu menatapnya bingung sambil mengerutkan keningnya."Tidurlah....aku akan menyelesaikan nya untukmu" Ucap Gibran dimalam ia bersama sang Ratu dikamarnya

Sang Ratu tertawa kecil " kata kata mu selalu menghibur ku" Balas nya sambil memeluk tubuh pria bernama Gibran itu.

"Ingat dulu kita bertemu? Aku selalu ingin kembali ke masa itu" Ucap Wanita itu sambil bersandar pada dada Gibran dengan tetap memejamkan mata.

Gibran terkekeh dan mempererat dekapannya. "Kenapa anda ingin kembali ke saat itu? Padahal aku tidak ingin mengingat nya" Balas pria itu.
__

Saat saat bahagia sifatnya sebentar ya?

Tangisan Gibran kembali pecah saat ia kembali mengingat ucapan pengawal sang Ratu yang diperintahkan untuk melenyapkan nya.

Love Or KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang