"Yang Mulia!!! Hukuman itu terlalu berat untuk Jenderal Andrew yang tidak bersalah" Seru Vanka berlutut dihadapan sang Ratu di singgasana nya.
"Aku bisa apa? Dekrit itu berisi suara rakyatku yang ingin Jenderal dihukum" Balas sang Ratu tegas.
"Tapi yang Mulia-!"
"Cukup!! Aku sendiri juga tak ingin ini terjadi, kembalilah dan jangan muncul dihadapan ku sampai aku memanggil mu" Sambungnya tanpa menatap lawan bicara nya itu.
Vanka kecewa sekaligus merasa bersalah,ia berdiri dan membungkuk kan badannya.
Melihat Pengawal nya itu pergi,Sang Ratu hanya bisa menatapnya sampai pintu ruangan itu tertutup.
Ia memegang dahinya yang tiba tiba terasa sakit dan memejamkan mata besar nya itu.
Masalah yang dihadapi semakin membuatnya terpuruk dalam kesendirian. Dimana orang orang yang dulunya selalu ada disampingnya kini malah sibuk dengan nafsu mereka masing masing.
Gibran, pria yang sempat ia cintai tidak lagi memerhatikan nya seperti dulu. Orang yang mencintainya,Andrew pun sedang mengahadapi masalah nya sendiri yang tak kalah berat.
"Yang Mulia.... Kau baik baik saja?" Tanya seseorang lembut dari arah belakang nya.
Sang Ratu membuka mata nya dan melihat kearah suara tersebut berasal dan ternyata itu sesuai yang ia pikirkan.
Pak Sam ada disana.
"Disaat orang orang sibuk menuntut ku atas masalah ini,kau adalah orang pertama yang mengkhawatirkan diriku paman" Ujar Ratu Kanarin.
"Itulah gunanya aku ada disini yang Mulia,aku akan berusaha untuk mengurangi beban mu" Balas Pak Sam tersenyum.
Kanarin membalas senyuman itu dengan hangat dan berterima kasih kepada pria tua itu karna telah menyayangi nya seperti anak sendiri selama ini.
Dan benar saja, Ratu kembali bisa tersenyum walau hanya sesaat dan melupakan semua masalah walau hanya sekejap.
"Aku berhutang banyak padamu Paman"
Pak Sam terkekeh dan menundukkan kepalanya sesaat.
Kanarin pun menyuruh beberapa pelayan untuk mengambilkan pak Sam tempat duduk disampingnya. Keduanya berbincang menceritakan masa lalu yang menjadi bahan tertawaan sekarang.
Pak Sam yang sudah seperti keluarga bagi Sang Ratu bahagia saat gadis itu bisa bercerita dengan senyuman yang terukir di bibirnya .
******
"Tuan!! Jenderal sudah diusir dari istana" Seru pria yang tadi diamati Gibran.
Tuannya didepan yang merupakan seorang Robert pun dengan mata terbelalak ia tersenyum tipis. "Inilah yang ku tunggu tunggu,kita akan menjemput jenderal kita yang dibuang Ratu Avega" Tegas Robert suara lantang.
Para prajurit yang ada disana serentak berteriak guna menyemangati diri.
Semua riuh karena nya,Robert selaku pemimpin terus menerus menyoraki para prajurit nya .
Ditengah tengah kegaduhan tersebut, Dipojok ruangan,Marsel hanya terdiam. Ia masih berpikir bahwa Ratu Kanarin tidak kejam melainkan mereka sendiri yang memintanya.
Dia dengan tatapan kosong berdiri diantara para prajurit yang bersemangat terus meyakinkan dirinya sendiri bahwa langkahnya kali ini sudah benar.
****
Marsel Flashback"Jangan lari kau!!!" Seru ketua dari sebuah Genk perampok ditengah kota.
Tatapan para kelompok itu tertuju pada seorang pemuda didepan mereka yang sedang berlari membawa sesuatu yang tampak seperti pakaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Or Kingdom
Historical Fiction⚠️Semua pict yang ada di cerita ini real editan sendiri!!! Dilarang mengambil tanpa ada persetujuan "Kukira aku memiliki segalanya dengan menjadi penguasa,padahal perkiraan ku seutuhnya salah..." Kanarin Einstein (Jennie Kim) adalah Putri Kerajaan K...