🥀2

194 24 20
                                    

Di esok pagi, Nayeon terpaksa bangun dari tidurnya usai mendengar suara bising bel di unit apartemennya yang terus berbunyi.

Dia sudah bisa menebak siapa pengganggu tidurnya itu. Dengan sangat terpaksa Nayeon turun dari tempat tidur untuk membuka pintu.

"Nay! Kau ada di dalam!" teriak Sana dari luar yang terdengar sampai kedalam.

"Untuk apa kau pagi-pagi datang kesini? Kau tak mengurus keluargamu?" ujar Nayeon setelah membuka pintu.

"Justru suamiku lah yang menyuruhku untuk mengecek keadaanmu" jawab Sana sewot dan memasuki apartemen Nayeon.

Sana langsung pergi ke dapur untuk mengambil mangkuk untuk menyajikan sup pereda mabuk. Tanpa disuruh Nayeon pun duduk di ruang makan.

"Sepertinya semalam kau mabuk berat. Lihatlah dirimu. Kau bahkan tak sadar kalau kau tidur menggunakan anting-anting besar" ujar Sana.

"Anting-anting?" Nayeon menyentuh anting-anting yang terpasang di telinga nya. Tapi, tunggu kenapa hanya sebelah saja? Di mana yang satunya.

Nayeon buru-buru masuk ke kamarnya untuk mencari anting-anting yang hilang sebelah.

Karena tak berhasil menemukan anting itu dia kemudian keluar dari kamarnya lagi.

"Kau melihat anting-antingku yang sebelah? Sepertinya hilang"

"Aku baru sampai dan semalam aku tak pergi bersamamu. Jadi, bukankah salah kalau kau bertanya kepadaku?" sindir Sana.

"Ah di mana ya, aku membelinya di Paris dan itu sangat mahal" Nayeon merasa resah.

"Cobalah mengingat, semalam kau pergi kemana saja"

"Semalam aku pergi ke bar, lalu kau menghubungiku. Kemudian... Ah aku tidak ingat kejadian setelah itu. Sepertinya aku pulang menggunakan taxi. Apa itu jatuh di taxi" Nayeon mengatakan apa yang diingat nya.

"Cah... lebih baik sekarang kau makan sup nya dulu. Jangan memikirkan sesuatu yang bisa kita dapatkan lagi" ujar Sana sembari menghidangkan sup untuk Nayeon.

"Tapi..."

"Ssttt... Sudahlah, ayo makan"

Nayeon pun memakan sup itu hingga tandas. Dan setelah itu Sana mulai pesan yang harus disampaikan kepada Nayeon.

"Nay, malam ini ibu ingin makan malam bersamamu" ujar Sana. setelah Nayeon telah menghabiskan sup nya.

"Tidak bisa, aku sudah memiliki janji dengan orang lain" ujar Nayeon.

"Hei ini ibumu, dia ingin makan malam bersama putrinya" Sana berusaha meyakinkan Nayeon untuk datang.

"Ibu hanya ingin banyak bertanya" tutur Nayeon. Sebagai seorang anak tentu saja Nayeon tau kebiasaan ibunya.

"Tapi dia ibumu"

"Ya aku tau. Baiklah besok aku akan datang ke rumah. Tapi tidak untuk malam ini" Nayeon memberikan jawaban final.




.
.


Di tempat lain.

Dua orang pria terlihat sedang bersantai di sebuah hotel. Tapi satu diantara mereka masih menyempatkan diri melihat perkembangan perusahaan nya melalui tablet.

"Kau sudah menemukannya?" tanya seorang pria yang cukup tampan.

"Belum" jawab pria yang tak kalah tampannya.

"Sebenarnya siapa yang kau cari. Aku jadi penasaran" pria tampan itu mengetuk-ngetuk kan jarinya pada dagu.

"Kalau aku tau dia itu siapa sudah pasti aku akan langsung menemui nya. Lalu menikahi nya" seloroh pria tampan yang lebih tinggi dari pria satunya.

High ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang