🥀23

86 20 3
                                    

Malam ini rencana yang telah Jungkook susun tak berjalan sesuai keinginannya. Karena sekarang dia harus menghadiri pertemuan dengan koleganya seorang diri. Nayeon yang seharusnya ikut malah mogok tidak mau ikut, sepertinya wanita itu marah pada Jungkook karena tadi dibentak dan disalahkan untuk hal yang tidak dia ketahui.

Ya, Jungkook sadar itu salahnya. Jungkook akui jika saat itu dia sedang emosi. Setelah kepulangannya dari Paris Jungkook dihadapkan dengan masalah di kantornya karena keteledoran beberapa pegawainya. Dia marah. Tak di sangka emosi beserta amarah itu terbawa ke rumah dan dia tak sadar Nayeon menjadi sasarannya.

Jungkook pun dibuat gundah. Dia sudah meminta maaf, tapi seperti biasa Nayeon menjadi sulit diajak berkomunikasi karena aksi wanita itu yang mogok berbicara dengan Jungkook.

Contohnya seperti tadi saat Jungkook sudah bersiap untuk pergi Nayeon malah menarik selimut dan membungkus tubuhnya rapat-rapat. Dia tak ingin Jungkook berbicara dengannya.

Jadi... sekarang, di tengah keramaian itu Jungkook merasa ada yang kurang. Bagaimana tidak, biasanya kalau tidak pergi dengan Nayeon ya dia pergi dengan Daniel. Tapi kali ini Daniel bahkan tidak bisa menemaninya.

Mungkin karena itulah Jungkook kini memilih untuk pamit undur diri lebih awal. Pasalnya dia tak betah berlama-lama di sana.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama kini  Jungkook berhasil sampai di huniannya. Kemudian dia langsung masuk ke dalam kamar.

"Kau sedang apa?" tanyanya saat melihat sang istri tengah sibuk memasukan beberapa pakaian ke dalam koper.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Jungkook lagi sedikit tegas.

"Kau tak bisa lihat? Aku sedang mengemas pakaianku. Besok pagi aku akan pulang ke Seoul"

"Apa? Kenapa? Kau marah karena aku membentakmu? Maaf... di kantor ada masalah dan sepertinya emosiku terbawa sampai rumah"

"Aku sudah memaafkanmu, tapi aku akan tetap pergi" ujar Nayeon yang masih sibuk mengemas pakaiannya.

Jungkook diam, selanjutnya dia mengambil paspor Nayeon yang tergeletak di tempat tidur. Nayeon yang menyadarinya pun tak terima.

"Kembalikan"

"Aku akan menyerahkan ini jika kau mau berjanji padaku"

"Apa?"

"Setelah aku mengizinkanmu pergi ke Seoul, setelah itu kau harus ikut denganku kemanapun aku pergi"

"Maksudnya?"

"Maksudnya setelah urusanmu di Seoul selesai kau harus kembali kesini. Selanjutnya kau akan ikut kemanapun aku pergi, baik luar kota ataupun luar negeri" jelas Jungkook.

"Bagaimana?" tanya Jungkook.

Nayeon belum menjawab.

"Baiklah, tapi setelah urusanku selesai" Nayeon setuju karena dia sudah merindukan Korea dan ingin pulang.

"Memang apa urusanmu selama di sana"

"Kau tidak perlu tau"

"Satu minggu cukup kan? Jika dalam satu minggu kau tak kembali ke sini aku akan menjemputmu" Jungkook memberi batasan. Karena Nayeon bisa saja memanjang-manjangkan urusannya.

"Satu minggu? Yang benar saja" protes Nayeon.

"Iya atau tidak?"

"Okay" Nayeon menurut saja. Yang penting dia bisa pulang ke kampung halamannya meskipun sejenak. Setidaknya di sana dia bisa refreshing, dia bisa bertemu dengan keluarga dan teman-temannya. Tak hanya setuju, Nayeon juga mengajukan perjanjian.

High ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang