"Setidaknya tunggu ayahmu pulang" gumam Nayeon.Sekarang apa yang harus Nayeon lakukan? Untuk melangkah saja dia tak kuat. Setidaknya dia harus berjalan untuk mengambil ponsel di kamar, dengan begitu dia bisa menghubungi seseorang untuk meminta tolong.
"Akh... Hiks... hiks ibu..." Nayeon menangis. Dia bingung harus bagaimana.
"Nayeon!" kaget Jungkook saat melihat istrinya sedang merintih kesakitan.
Jungkook berlari mendekati istrinya.
"Ada apa?" tanyanya panik.
"Sepertinya aku mengalami kontraksi. Kenapa kau kembali?" ujar Nayeon. Dia masih sempat-sempatnya bertanya alasan Jungkook ada disana. Jungkook menghela nafas saat Nayeon bertanya.
"Bagaimana kontraksinya? Sangat sakit? Kau masih bisa menahannya?" tanya Jungkook sembari menyentuh perut Nayeon.
Nayeon menggeleng.
"Ya sudah ayo kita ke rumah sakit" ajak Jungkook. Dia bersiap untuk membopong Nayeon, tapi Nayeon menolaknya. Dia ingin berjalan. Padahal tadi dia tak bisa berjalan. Mungkin karena sekarang ada Jungkook di sisinya.
.
.Hari sudah menjelang siang tapi Ocean belum juga lahir. Di pengecekan terakhir Nayeon baru mengalami pembukaan 5. Dan sekarang mereka sedang berada di ruang rawat inap, di sana juga sudah ada ibu Jungkook. Kebetulan jarak dari Vancouver menuju LA tak begitu jauh, jadi setelah Jungkook menghubungi ibunya beliau langsung berangkat menuju ke LA.
"Ibu sudah mengupas apel, di makan ya. Kau harus makan untuk menambah tenagamu" ujar Rena.
"Mau?" tanya Jungkook pada sang istri.
Nayeon menggeleng.
"Letakkan disana saja bu. Jika frekuensi kontraksi nya sedang menurun nanti aku menyuapi nya" ujar Jungkook.
"Baiklah. Ibu akan menghubungi ayahmu dulu" Rena izin keluar dari sana.
"Caesar saja ya?" tanya Jungkook.
"Tidak. Aku ingin mencoba untuk melahirkan secara normal" Nayeon menggeleng menolak saran Jungkook.
"Aku tak tega melihatmu seperti ini"
"Tidak apa-apa. Sebagai seorang ibu aku ingin berusaha lebih dulu"
Saat ini Nayeon sedang duduk di atas brithing ball. Sementara Jungkook duduk di sofa dengan posisi di belakang tubuh Nayeon. Dia mengusap-usap perut Nayeon dari belakang untuk membuat istrinya merasa nyaman.
"Untung saja aku ada di LA, untung saja tadi ponselku tertinggal, bagaimana jika tidak. Bagaimana nasibmu sekarang. Hari perkiraan lahir itu bisa meleset, kau jangan terlalu fokus pada hpl nya" Jungkook sedang mengomeli Nayeon secara halus.
"Kau sedang memarahiku?" tanya Nayeon sambil memejamkan matanya.
"Tega sekali kau memarahiku disaat seperti ini" lanjut Nayeon.
"Aku seperti ini karenamu" Nayeon menyalahkan Jungkook.
"Aku? Tentu saja itu karenamu juga. Kenapa sekarang kau hanya menyalahkan aku" Jungkook.
"Aku membencimu. Pria keras kepala, kaku" gerutu Nayeon.
"Ya benar. Terus saja menghujatku. Itu lebih baik dari pada kau menangis"
"Haa..." Nayeon malah menangis lagi.
Kontraksinya terasa kuat sekali.
Jungkook pun mengelus-elus perut Nayeon dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
High Class
RandomBercerita tentang kehidupan kelas atas, dengan kekuasaan, kebahagiaan, polemik, dan penghianatan. Naykook #1 (23/09/14)