3 - Pertemuan pertama

997 154 12
                                    

Selamat membaca!

Setelah memilih baju untuk di kenakan Diora nanti, kini saatnya Kalara harus pulang. Karena sudah menunjukan pukul jam setengah 5, apa lagi Kalara sudah berjanji dengan Iqbal ia tidak boleh pulang malam.

"Ra, aku pulang dulu ya," pamit Kalara.

"Cepat banget"

"Kak Iqbal udah bilang, jangan pulang malem."

Diora mengehela nafas pelan

"Yaudah, gue suruh anterin Pak Cakra ya biar lo di anterin pulang," tawar Diora.

"Nggak usah Ra, aku punya uang kok, jadi aku naik taksi aja." tolak Kalara halus.

"Lo serius?" tanya Diora

"Iya Ra"

"Iya udah deh, hati-hati ya pulangnya."

Diora juga tidak bisa memaksa, kalau itu memang keinginan Kallara maka Diora mengiiyakan saja.

"Iya"

Kalara kemudian berjalan keluar dari kamar Diora, di sisi lain Diora masih memandang baju yang habis di pilihkan Kalara untuknya. Tidak bosan bagi Diora memandang bajunya itu.

Kini sudah menunjukkan pukul jam 5 sore, langit yang tadi terang, kini telah berganti dengan senja yang begitu indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kini sudah menunjukkan pukul jam 5 sore, langit yang tadi terang, kini telah berganti dengan senja yang begitu indah. Kalara terus berjalan, dan masih belum menemukan taksi. Memang sebenarnya kalau di area konfleks Diora sangat jarang mobil ataupun motor berlalu lalang.

Di sisi lain....

Haris yang sedang santai membawa mobil, tiba-tiba mobil yang di kendarai mati, padahal sebelum pergi Haris sudah mengisi bensin. Ia berharap semoga mobilnya tidak ada masalah serius di dalam mesinnya.

"Ada apa Pa?" tanya Rana yang baru saja sadar, karena mobil tiba tiba berhenti saja.

"Nggak tau Ma, padahal Papa udah ngisi bensin sebelum kita berangkat," jawab Haris yang sama heran.

"Ah mungkin Papa pasti nggak ngisi banyak"

"Nggak Ma, Papa Serius udah isi." Kukuh Haris ia sangat yakin bahwa tadi sebelum berangkat, ia sudah mengisi bensin sampai penuh.

"Pah, kita periksa aja, siapa tau ada masalah sama mesinnya."

"Eh Van, ngapain kamu harus ikut bantu Papa, kamu disini aja temenin Mama."

"Kalau aku nggak bantu Papa, yang ada mobil nya nanti nggak jalan Ma."

"Mama jangan duduk aja di dalam, duduk di luar aja, Mama kan asma nya suka kambuh."

Evan kemudian menunjuk ke arah Halte bis tak jauh dimana mobil berhenti." Ma, itu halte, mama bisa istirahat disana aja."

"Nggak sesak di dalam mobil Mulu?"

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang