9 - Kalung

702 126 5
                                    

Setelah berbincang puas 2 jam lamanya, entah itu tentang sekolah, pelajaran, bahkan kambing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah berbincang puas 2 jam lamanya, entah itu tentang sekolah, pelajaran, bahkan kambing. Yah itu Rian yang menceritakannya tadi. Rian dan Raga memutuskan untuk segera pulang, karena hari sudah menjelang sore.

Raga melirik jam tangannya

"Yan, ini kita pulang?" tanya Raga, sambil menunjukan pukul jam berapa.

Rian baru sadar, karena asik bercerita mereka melupakan untuk pulang, apa lagi emaknya Rian mungkin sudah pulang dari ladang.

Kehidupan Rian memang sudah dari dulu seperti itu. Keluarga yang pas pas-an

"Van, Kita pulang dulu, udah sore." Rian berdiri, begitupun juga Raga.

"Makasih udah sambut kita disini, makanannya juga enak-enak"

Evan tersenyum " sama-sama, lain kali datang kesini lagi." suruh Evan bahagia, untuk menyambut kedua teman barunya di lain waktu.

"Iya Van, tenang aja."

"Gue sama Raga cabut dulu" pamit Rian kepada Evan.

"Yoi, hati-hati!" peringat Evan.

******

Setelah kepulangan Raga dan Rian, wanita itu berjalan memasuki rumah sambil mengaitkan jas dokternya di bagian lengannya.

Rana di sambut hangat oleh Evan yang baru saja ingin membawa gelas, dan piring ke dapur.

Rana menatap ke atas meja

"Wih, siapa aja yang datang?" tanya Rana yang sedikit tersenyum.

"Rian, sama Raga Ma," jawab Evan.

"Seneng sama temen baru?"

Evan tersenyum tipis

"Seneng Ma, malah mereka datang tanpa aku suruh."

Rana mendekati Evan, lalu mengelus rambut Anaknya dengan lembut.

"Semoga kamu dapat banyak teman baru, lain kali suruh teman kamu datang kesini lagi." suruh Rana

"Udah Ma" balas Evan

Rana mengangguk mengerti

Seketika Rana baru mengingat sesuatu

"Udah makan?" tanya Rana

"Udah"

"Udah minum obat?"

"Udah juga barusan."

"Serius ?"

Evan mengehela nafas karena Rana terus saja bertanya

"Udah Ma, Mama nggak usah khawatir," jawab Evan enteng.

"Jelas Mama harus khawatir, kamu kan anak Mama, Mama nggak mau kamu tambah sakit."

"Kalau Evan mati, ya biarin Tuhan ngelakuinnya Ma," jawab Evan lirih.

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang