44 - Perasaan yang sesungguhnya

324 39 21
                                    

Tak dirasa, jam pelajaran kedua telah berlangsung beberapa menit yang lalu, namun tidak dengan Evan dan Rian mereka tidak bisa mengikuti mata pelajaran jam pertama karena terlambat datang, alhasil mereka harus dihukum oleh wali kelas mereka untuk ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tak dirasa, jam pelajaran kedua telah berlangsung beberapa menit yang lalu, namun tidak dengan Evan dan Rian mereka tidak bisa mengikuti mata pelajaran jam pertama karena terlambat datang, alhasil mereka harus dihukum oleh wali kelas mereka untuk membersihkan WC sekolah sampai mata pelajaran pertama selesai .

Evan dan Rian kini sedang duduk dibawah pohon sambil menonton teman sekelas mereka bermain Voly khusus perempuan saat ini, sebenarnya Evan dan Rian berniat ikut diawal, karena merasa kelelahan mereka memutuskan untuk duduk saja sampai pelajaran olahraga selesai.

Keduanya masih terdiam, tidak ada yang membuka suara, sudah dipastikan mereka sedang memikirkan sesuatu hal yang penting. Dan mungkin itu adalah awal dimana mereka susah untuk tidur dimalam hari.

Dan pada saat itu, Raga mendatangi keduanya yang sedang duduk tanpa ada suara, Raga membawa kresek ditanganya, membuat Raga semakin heran menatap Evan dan Rian.

"Lo berdua kenapa? Kurang energi?" tanya Raga yang semakin heran.

"Gue cuman susah tidur doang," jawab Evan.

"Gue juga" Rian bersuara.

Raga mengeluarkan sebuah botol minuman untuk Rian dan Evan. "Tumben lo berdua telat berdua," Raga menyodorkan botol minuman untuk Rian.

"Mikirin utang Yan?" tanya Raga curiga.

Rian mengambil paksa dari tangan Raga karena pertanyaan anehnya "Aneh lo, mana ada."

Raga kemudian menyodorkan botol minuman ke arah Evan. "Gue air biasa aja." Tolak Evan.

Raga mengangguk, ia langsung memberikan apa yang Evan minta "lo juga mikirin utang?" tanya Raga.

Evan mengeleng "bukan."

Raga menghela nafas, cowok itu kemudian ikut duduk juga. Raga menoleh menatap Rian, lalu menoleh lagi menatap Evan dengan herannya.

"Lo berdua kenapa sih? Kesambet? Mikirin utang?" tanya Raga yang begitu penasaran tentang apa yang dialami kedua temannya itu.

Hening...tak ada jawaban ataupun membuka suara. Raga hanya bisa pasrah meminum air mineralnya lalu membuang botol yang telah kosong itu dengan agak kasar.

"Aneh lo berdua!"

"Ina kemarin datang ke rumah gue" ucap Rian memecah keheningan

Raga menoleh menatap Rian tak percaya " lo udah balikan sama Ina?" tanya Raga penasaran.

Rian mengeleng pelan "nggak, tapi..."

-

Rian mengejar Ina yang sudah di depan rumah, tapi dengan cepat Rian akhirnya berhasil menarik tangan Ina untuk berhenti, "lo ngapain kesini?" tanya Rian sedikit kesal

Ina menaikkan pandangannya berusaha menatap Rian yang sekarang berada di hadapannya saat ini, tampak Rian terkejut melihat Ina dengan wajah sendu dan kelopak mata yang mulai berkaca-kaca.

𝐓𝐄𝐑𝐀𝐊𝐇𝐈𝐑 [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang